Dengan ampas tebu, mahasiswa Unbraw bikin apel bertahan 2 bulan
"Bahan ini aman karena terbuat dari bahan food grade. Jadi langsung bisa dimakan tidak perlu dicuci," kata Rhezaldian.
Pengawet makanan berbahan ampas tebu karya mahasiswa Universitas Brawijaya (Unbraw) Malang mampu menghambat pembusukan buah lebih dari 2 bulan. Pengawet yang diberi nama Bagasse Edible Coating mampu membuat buah apel bertahan hingga 75 hari.
"Sifatnya melapisi buah supaya tidak terjadi oksidasi dan produk yang dilapisi lebih tahan lama," kata Rhezaldian Eka Darmawan, penemu Bagasse Edible Coating didampingi partnernya, Surya Diki Andrianto di Malang, Selasa (12/4).
Produk tersebut telah diujicobakan pada buah apel. Apel utuh dengan kulit yang dilapisi bahan tersebut dapat bertahan hingga 75 hari, sementara bila dikupas bisa bertahan sampai 5 hari.
"Bahan ini aman karena terbuat dari bahan food grade. Jadi langsung bisa dimakan dan tidak perlu dicuci," katanya.
Rheza mengaku, ide penemuan tersebut terinspirasi dari proses pengiriman buah baik dalam negeri maupun ekspor. Banyak buah yang busuk dan kering karena proses pengirimannya yang memakan waktu lama. Akibatnya para petani lokal banyak yang mengalami kerugian.
"Petani rugi di segi transportasi yang memakan waktu lama sehingga banyak buah busuk dan layu. Akhirnya ketika sampai di konsumen, produk kita kalah dengan buah impor," katanya.
Saat ini beberapa buah impor kulitnya dilapisi oleh wax atau lilin yang bertujuan menghambat proses pembusukan. Kata Rheza, zat ini berbahaya sehingga harus melalui proses pencucian yang benar-benar bersih sebelum dimakan.
Selain pada buah, kata Rheza, karyanya itu dapat diaplikasikan pada sayuran dan daging. Produk tersebut juga merupakan pengembangan dari produk pengawet serupa yang telah dikembangkan sebelumnya.
Sebelumnya, tim tersebut juga telah mengembangkan pengawet buah dari bahan susu sisa dan polisakarida. Masing-masing produk memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Karya tersebut berhasil meraih medali perak di The 7th International Engineering Invention & Innovation Exhibition 2016 (i-ENVEX 2016) di University Malaysia Perlis (UniMAP), 8-10 April 2016. Tim UB bersaing dengan kurang lebih 400 produk-produk ide kreatif di bidang penemuan dan kemajuan teknologi dari 20 negara.
Adapun sebagai juara 1 berasal dari Rumania dan Juara 3 dari University Sains Malaysia (USM). I-ENVEX 2016 diselenggarakan oleh ENVEX Young Researcher Club (EYReC), University Malaysia Perlis (UniMAP), dan Kementerian Perguruan Tinggi Malaysia.
Selain medali perak, mahasiswa UB Malang ini juga memperoleh Honor of Invention (Special Award) dari Perwakilan Organisasi Inovasi SVSIC India atas penemuan tersebut.
Baca juga:
Mobil super irit buatan mahasiswa UI juara 1 lomba tingkat Asia
Nelayan asal Pontianak bikin konverter kit pertama berstandar SNI
Mahasiswa Universitas Brawijaya temukan alat penyaring udara kotor
Mahasiswa Indonesia ciptakan aplikasi pencari produk halal di Taiwan
3 Siswi SMA di Lamongan ubah limbah tekstil menjadi listrik
Karya-karya inovatif ini lahir dari pelajar putus sekolah
-
Apa yang terjadi dengan keluarga di Malang? Polisi menduga tiga orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia di Kabupaten Malang bunuh diri bersama-sama.
-
Bagaimana Meisya Sallwa menginspirasi anak muda? Meisya Sallwa pun tidak menyangka bahwa ia bisa menjadi seorang Penulis Buku di usia 20 tahunan, berkat perjalanan kerjanya yang sering dibagikan di sosial media hingga menjadi inspirasi anak muda untuk produktif dan kreatif kini ia dikenal sebagai Penulis Muda yang inspiratif.
-
Siapa yang menjadi sasaran dari seminar Pendidikan Budi Pekerti di Malang? Seminar dengan tema Pendidikan Budi Pekerti Bagi Anak dan Remaja ini dilakukan di dua tempat di Kota Malang."IIDI memilih dua sekolah, yang di SMP 27 sudah dilaksanakan pada 2 Mei lalu pada waktu Hardiknas, sedangkan yang di SMA 2 dilaksanakan hari ini tanggal 14 Mei," terang Ketua IIDI Cabang Malang, Ny. Diyah Himawati Santosa, SE.
-
Siapa yang mendorong agar putra daerah Maluku memanfaatkan beasiswa untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan? "Kita mendorong dari putra daerah Maluku untuk memanfaatkan beasiswa, baik yang diselenggarakan oleh pusat maupun yang dianggarkan oleh pemerintah daerah, sehingga ketika selesai pendidikan mereka yang akan kembali mengabdi di Maluku," kata Nihayatul.
-
Bagaimana Rembug Anak Banyuwangi membantu anak-anak menyampaikan aspirasi? Rembug tersebut dimanfaatkan oleh para siswa untuk menyampaikan berbagai usulan.
-
Apa yang dihasilkan warga binaan di Lapas Pemuda Kelas II A Tangerang? Berbekal limbah koran bekas, sebuah karakter kartun lucu nan cantik berhasil diciptakan.