Deretan desertir pasukan khusus TNI jadi penjahat menakutkan
Keahlian yang seharusnya digunakan untuk melindungi masyarakat bisa menjadi 'bumerang' ketika sudah tak lagi bertugas.
Dalam menjalankan tugasnya, para anggota TNI dilatih untuk menguasai strategi militer guna mempertahankan wilayah Indonesia. Mereka juga dilatih menggunakan senjata untuk membela diri dari serangan musuh.
Tak jarang, keahlian menggunakan senjata dan strategi militer membuat mereka menjadi tangguh dan berani menghadapi situasi genting, seperti kericuhan dan perang. Terlebih mereka yang masuk dalam pasukan khusus, seperti Kopassus.
Namun, keahlian yang seharusnya digunakan untuk melindungi masyarakat itu bisa menjadi 'bumerang' ketika mereka sudah tidak lagi berdinas. Faktanya, banyak desertir anggota TNI yang bertindak kriminal. Mereka tak segan melukai masyarakat demi tujuan pribadinya.
Berikut merdeka.com merangkum beberapa desertir anggota TNI yang bertindak kriminal hingga menjadi penjahat menakutkan, Senin (6/4).
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Apa yang berhasil diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia. Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Siapa yang menjadi korban penganiayaan oleh prajurit TNI? Yang perlu diketahui oleh masyarakat adalah, kenapa Devianus Kagoya dianiaya oleh atau tindak kekerasan dilakukan kepada dirinya adalah bahwa Devianus Kogoya itu tertangkap pasca patroli aparat keamanan TNI - Polri.
Mantan anggota TNI Daeng Koro menjadi teroris
Daeng Koro yang bernama asli Sabar Subagio merupakan anggota TNI yang dipecat akibat melakukan perbuatan zina dengan istri prajurit, pada tahun 1992. Sejak saat itu aktivitas ayah tiga orang anak ini tidak lagi terpantau. Hingga akhirnya dia memutuskan bergabung dengan Santoso di tahun 2007.
Nama Daeng Koro sudah terdengar di penjuru negeri karena disebut-sebut sebagai dalang di balik banyak teror di Poso, Sulteng. Bersama Santoso, Daeng Koro bersembunyi dan membuka pelatihan militer di gunung-gunung di sekitaran Poso.
Penguasaan medan dan lihai dalam memakai senjata membuat Daeng Koro dan DPO lainnya sulit dibekuk polisi. Senjata memang bukan barang baru bagi lelaki berusia 52 tahun ini karena dulu Daeng Koro pernah mengecap ilmu kemiliteran.
"Daeng Koro yang bernama asli Sabar Subagio dulu seorang anggota TNI yang sudah dipecat. Dia pernah berdinas di Kopasandha tahun 1982, namun tidak mempunyai klasifikasi Komando apalagi mempunyai kemampuan khusus sebagai seorang prajurit Kopassus karena pada saat mengikuti latihan Komando (sekarang latihan Kopassus) yang bersangkutan tidak lulus," ungkap Kadispenad Kolonel Wuryanto melalui pesan singkat kepada merdeka.com, Minggu (5/4).
Akhirnya, nasib Daeng Koro pun berujung di timah panas polisi. Daeng Koro dinyatakan tewas setelah baku tembak sekitar 45 menit saat terdeteksi turun gunung guna mencari perbekalan di Parigi Moutong, Sulteng.
Eks TNI Decky Imbiri diduga pimpinan Pendudukan Bandara Kapeso
Decky Imbiri, pimpinan kelompok bersenjata yang saat ini menduduki Lapangan terbang Kapeso, di Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua, diduga adalah seorang mantan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Berdasarkan informasi dari keterangan seorang wanita yang berhasil ditangkap oleh anggota Brimobda Papua, menyebut Decki adalah seseorang yang tergolong ahli dalam strategi militer.
"Decki ini desersi dari TNI dan melarikan diri hutan, namun kapan hal itu terjadi dan apa pangkat terakhirnya masih belum diketahui secara jelas dan masih tetap diselidiki," ungkap Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Inspektur Jenderal Polisi, FX Bagus Ekodanto, kepada wartawan di Jayapura, pada 2009 lalu.
Kapolda menambahkan, dari keterangan yang berhasil diperoleh dari wanita bernama Nela Manseren, tidak jauh dari Kampung Kapeso, tempat pasukan Brimob saat ini bermarkas untuk sementara. Decki Imbiri berhasil merekrut sedikitnya 150 orang pemuda kampung Kapeso untuk dilatih ala militer.
Decki Imbiri bersama puluhan anggotanya menduduki lapangan terbang Kapeso yang terletak di Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua, sejak beberapa pekan terakhir.
Mantan anggota TNI pencuri motor
Seorang mantan anggota TNI berinisial MD, warga Perumahan Sumur Buang, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, di tangkap oleh satuan serse Polsek Serang, setelah dilaporkan oleh warga karena mencuri motor yang tertangkap oleh rekaman CCTV.
Mantan anggota TNI berpangkat terakhir Kopral Kepala (Kopka) ini diamankan polisi setelah dilaporkan mencuri motor milik Adimas, operator Warnet Neto Game Online di Jalan Abdul Latif, Sumur Pecung, Kota Serang, Rabu (4/2).
Kapolsek Serang, Kompol Saiful Mustofa mengatakan pihaknya berhasil mengamankan barang bukti Yamaha X-Ride A 6347 MG, STNK serta kunci kontak. Barang bukti milik korban itu disembunyikan tersangka di rumahnya.
Sementara itu Pelaku mengakui bahwa dirinya merupakan mantan tentara yang pernah tugas pada satuan TNI di Pandeglang. Dan dirinya telah dipecat pada April 2014 karena terlibat serangkaian kejahatan. Bahkan tersangka pun membeberkan dirinya pernah mencuri motor milik anggota Serse Polres Serang.
"Iya, saya pernah juga mencuri motor milik anggota polisi," ujar MD.
Mantan TNI jadi napi narkoba dan pembunuhan
Pada tahun 2014 lalu, empat narapidana berhasil kabur dari Lembaga Pemasyarakatan (LP) II A Lambaro, Aceh Besar. Mereka kabur saat semua sedang sibuk menunaikan salat magrib setelah terlebih dahulu menyerang petugas LP yang sedang berjaga di pintu depan LP.
Tiga dari empat napi tersebut merupakan mantan anggota TNI, yaitu Zulham Effendi hukuman 5 tahun terlibat kasus Narkoba, Ade Fahrizal dihukum 10 tahun kasus pembunuhan dan M Tahir dihukum 13 tahun juga kasus pembunuhan. Sedangkan sipil Muzakir M Yakob dihukum 18 tahun kasus Narkoba.
Menurut keterangan petugas yang sedang piket jaga di pintu depan LP, Mirza Ahmadi, sesudah dia salat magrib, tiba-tiba ada seorang napi menyerangnya hingga dirinya terjatuh.
"Yang serang pertama itu Zulham Effendi mantan anggota TNI, saya sempat dipukul di kepala dan saya terjatuh, karena saya sendiri waktu itu," kata Mirza Ahmadi kepada wartawan, Rabu (3/9).
Sementara itu Kepala LP II A Lambaro, Aceh Besar, M Sutan membantah kaburnya napi tersebut ada keterlibatan petugas LP. Akan tetapi murni kaburnya napi karena petugas yang sedang berjaga di pintu depan dikeroyok oleh 6 orang napi tersebut.
Kendati demikian, M Sutan berjanji akan mengusut dan memeriksa apakah ada keterlibatan orang dalam atau tidak dalam kasus kaburnya napi tersebut. "Saya janji akan mengusut kasus ini," ujar Sutan.
Desertir Marinir tewas dihajar massa karena merampas tas
Desertir marinir yang telah dipecat tewas dihakimi massa karena diduga ingin merampas tas berisikan uang tunai milik Khoirunisa di Pasar Koga, Kedaton, Bandar Lampung. Saat itu korban baru keluar dari salah satu anjungan tunai mandiri (ATM) dan telah diikuti oleh pelaku
Pelaku bernama Joni (31) yang telah membuntuti korbannya sejak dari kawasan dekat Taman Makam Pahlawan (TMP) Bahagia di Jalan Teuku Umar Kedaton Bandar Lampung, sesampai di depan Pasar Koga Joni berusaha merampas tas korban. Bahkan Joni sempat mengeluarkan senjata api dan mengeluarkan tembakan peringatan beberapa kali untuk menakuti warga yang hendak mengeroyoknya.
Ketika terdengar suara letusan senjata api, kebetulan sedang ada dua anggota polisi berpakaian preman (tidak berseragam) berada di jalan di seberang tempat kejadian itu. Pelaku akhirnya berhasil dilumpuhkan dengan luka di bagian paha kanan, paha kiri, dan punggungnya. Korban juga sempat menjadi sasaran amarah massa yang memukulinya sehingga lukanya menjadi lebih parah sampai meninggal dunia.
Kepala Penerangan Korem 043/Garuda Hitam Lampung, Mayor Inf. Subagya Pujiarno membenarkan adanya peristiwa baku tembak antara petugas polisi dengan mantan anggota TNI AL (marinir) itu. Dia menjelaskan pelaku yang diketahui telah dipecat sebagai anggota marinir karena meninggalkan tugas (desersi).
"Pelaku yang diduga akan melakukan tindakan kriminal itu tidak lagi anggota TNI AL, tetapi yang bersangkutan memang pernah menjadi anggota marinir tapi desersi dan telah dipecat," ujar Subagya, dilansir Antara, Januari 2013 lalu.