Desa Muara Enggelam Juara 3 dalam Lomba Rayakan Kemerdekaan Kemenparekraf
Dia mengapresiasi seluruh masyarakat yang telah mendukung dan menonton video tersebut melalui youtube Kota Raja Channel.
Desa Muara Enggelam, Kecamatan Muara Wis, Kutai Kartanegara (Kukar) terpilih sebagai salah satu pemenang dalam Lomba Rayakan Kemerdekaan garapan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Dari 6 pemenang utama, Desa Muara Enggelam dinobatkan sebagai juara ketiga Lomba Rayakan Kemerdekaan bertemakan Cinta Indonesia. Lomba ini digelar khusus dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-75.
-
Di mana Tari Topeng Kemindu menjadi bagian dari tata krama Kesultanan Kutai Kartanegara? Tari ini juga menjadi bagian dari tata krama protokoler penyambutan tamu kehormatan di lingkungan Kesultanan Kutai Kartanegara.
-
Di mana keluarga Kartanagara ditangkap? Pada tahun 1770, prajurit Sultan dan Kompeni berhasil menangkap 21 orang keluarga Kartanagara. Mereka merupakan kelompok terakhir yang berhasil diketahui dan ditangkap. Meski demikian, pihak kolonial meyakini ada lebih banyak sisa-sisa keluarga Adipati Lumajang yang masih bersembunyi di wilayah Jawa dan tidak bisa terdeteksi.
-
Kenapa Stasiun Kutaraja ditutup? Pada 1974, Stasiun Kutaraja resmi tutup karena kalah saing dengan kendaraan pribadi.
-
Apa benda peninggalan dari Kerajaan Tarumanagara yang ada di Karawang? Salah Satu Peninggalan Tarumanagara Adalah Percandian Batujaya di Karawang.
-
Apa yang ditemukan di Kota Kuno Hattusa? Sebuah hiasan gading yang diperkirakan berusia sekitar 2.800 tahun ditemukan selama penggalian arkeologi di Kota Kuno Hattusa, Çorum, Turki.
-
Apa yang menjadi bukti utama dari keberadaan Kerajaan Tarumanegara? Peninggalan-peninggalan ini dapat memberi pandangan yang menarik tentang peradaban kuno kala itu.
"Alhamdulillah kita masuk 3 besar. Semua berkat dukungan masyarakat ditambah lembaga-lembaga desa bisa digerakkan," ujar Ramsyah Ketua BUMDes Bersinar Desaku Muara Enggelam.
Ramsyah sendiri menghadiri langsung pengumuman pemenang lomba yang disampaikan Kemenparekraf secara daring dengan bantuan perangkat video conference di kantor Camat Muara Wis, Selasa (15/09) siang.
"Setelah kontak Pak Camat, saya dibantu dan disiapkan untuk video conference, karena kalau di Muara Enggelam bisa blank spot," ucapnya.
Dia mengapresiasi seluruh masyarakat yang telah mendukung dan menonton video tersebut melalui youtube Kota Raja Channel.
"Kita tidak hanya mewakili Kutai Kartanegara saja, tetapi juga membawa nama Kalimantan Timur. Artinya kita masih bisa berkompetisi," terang pria yang juga bekerja sebagai tenaga kesehatan di Muara Enggelam ini.
Dengan adanya prestasi ini, Ramsyah berharap pemerintah lebih memperhatikan desa Muara Enggelam, utamanya terkait infrastruktur jalur darat dan jaringan operator seluler.
"Kita sudah bisa membuktikan, bahwasannya dengan membuat video kita bisa menang lomba walaupun berada di pelosok. Harapan kita bisa dibangunkan BTS (Base Transceiver Station)," ucapnya.
Video berjudul "Semangat Cinta Indonesia Dari Pedalaman Kalimantan" ini bersanding dengan pemenang pertama dari Surabaya dan pemenang kedua dari Banjarmasin, serta 3 pemenang harapan.
Tercatat ada 2.192 perwakilan peserta dari 33 Provinsi di Indonesia yang ikut mendaftar lomba melalui website resmi Kemenparekraf. Dari jumlah itu, sebanyak 813 peserta yang telah mengunggah video diseleksi menjadi 102 karya oleh tim kurator dan didapatkan hasil berupa 26 karya video terdiri dari 20 finalis karya video dan 6 karya video.
Muara Enggelam pada tahun 2019 juga masuk dalam daftar 10 pemenang Festival Gapura Cinta Negeri dan menerima langsung hadiah dari Presiden RI Joko Widodo. Kemudian Juara I BUMdesa/Kampung Inovasi Terbaik 2019 se-Kaltim.
(mdk/hrs)