Divonis 17 tahun, pengedar narkoba minta ampun ke hakim
Vonis yang dijatuhkan terhadap Muhammad Brahim Lutfi (28) jauh lebih ringan daripada tuntutan jaksa 20 tahun.
Hakim Pengadilan Negeri Surabaya menjatuhkan vonis 17 tahun penjara terhadap seorang kurir narkoba, Muhammad Brahim Lutfi (28), warga Jalan Kapas Baru 1, Surabaya. Ketua majelis hakim Rochmad menilai, terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan menyimpan narkoba sebanyak 3.000 butir ekstasi dan sabu seberat 2,3 kilogram untuk dijual lagi. Dia dijerat pasal 112 dan 114 Undang Undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika.
"Dengan ini terdakwa atas nama Muhammad Brahim Lutfi divonis dengan hukuman penjara selama 17 tahun kurungan penjara," terang Rochmad, dalam bacaan amar putusannya, Surabaya, Rabu (7/12).
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Apa yang menjadi ciri khas oleh-oleh dari Surabaya? Sambal Bu Rudy menjadi salah satu ikon oleh-oleh khas Surabaya.
-
Siapa yang berjuang melawan penjajah di Surabaya? Mereka gugur dengan mulia sebagai pahlawan yang ingin mempertahankan tanah air.
-
Kapan pertempuran hebat di Surabaya terjadi? Pada hari ini tepat 78 tahun yang lalu terjadi pertempuran besar di Surabaya yang menewaskan sekitar 20.000 rakyat setempat.
-
Di mana penangkapan kelima tersangka kasus narkoba terjadi? Dia mengatakan rute patroli di Sunggal, yakni Jalan KM 19,5 Kampung Lalang , Jalan PDAM Tirtanadi, Jalan Sunggal dan Jalan Lembah Berkah, Lingkungan 11, Medan.
Terdakwa langsung mengajukan keberatan. Dia juga memelas di hadapan hakim. "Saya minta ampunan, pak hakim (Rochmad). Ampun pak hakim. Saya mau menikah, ampun pak hakim," ucap Muhammad Brahim Lutfi.
Kuasa hukum prodeo Fariji mengakui vonis yang dijatuhkan terhadap kliennya sudah lebih ringan, daripada tuntutan jaksa 20 tahun. "Saya pikir-pikir. Akan saya bicarakan dengan terdakwa," ucap Fariji.
Kasus ini bermula dari penangkapan kedua terdakwa oleh petugas Badan Narkotika Nasional Propinsi (BNNP) Jatim pada Juni 2016 lalu. Awalnya petugas menangkap terdakwa Muhammad Ibrahim Luthfi di jalan Putat Jaya 4 Surabaya. Dari tangan tersangka, BNN berhasil mengamankan sabu seberat 1 kilogram dan 2000 butir pil ekstascy warna hijau berlogo N, dan 1000 butir pil ekstasi warna merah muda berlogo 8.
Melalui pengembangan penyelidikan, kemudian petugas berhasil menangkap tersangka Maheruddin Tanjung di Hotel Griya Avie Kamar 330 di Raya Bukit Darmo Surabaya. Disinilah petugas kembali berhasil mengamankan 10 bungkus plastik klip narkotika jenis sabu dengan berat bruto 1,3 Kilogram.
Usai mengamankan kedua pelaku, petugas mencoba mengembangkan lagi kasus ini. Dari keterangan Lutfi, dia diminta rekannya berinisial S (DPO) untuk transaksi narkotika. Sedangkan tersangka Tanjung diperintah oleh orang berinisial Koko (DPO), untuk menyerahkan sabu dan ekstasi itu kepada Lutfi. Tercatat, mereka adalah pengedar narkoba jaringan Medan.
(mdk/noe)