DPR reses, Misbakhun temui petani dan perajang tembakau
Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun menyatakan, pertembakauan menjadi mata rantai penghidupan yang sangat penting bagi konstituennya di Probolinggo, di Jawa Timur.
Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun menyatakan, pertembakauan menjadi mata rantai penghidupan yang sangat penting bagi konstituennya di Probolinggo, di Jawa Timur. Legislator Partai Golkar itu menegaskan, pertembakauan telah menghidupi banyak warga karena mata rantainya bukan sekadar antara petani dan pedagang, tapi juga menyediakan lapangan kerja di bidang perajangan dan penjemuran.
Belum lama ini Misbakhun memanfaatkan masa reses DPR untuk menemui para petani, tukang rajang, penjemur hingga pedagang tembakau di Desa Gondo Sulih, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo. "Saya merunut tembakau dari petaninya di sawah, berlanjut ke perajangan daunnya, usaha penjemuran, hingga pedagang di pasar," ujar Misbakhun, Sabtu (11/8).
-
Di mana letak Probolinggo? Probolinggo adalah sebuah kota yang terletak di pesisir utara Jawa Timur, 100 km di sebelah tenggara kota Surabaya.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Banger diubah namanya menjadi Probolinggo? Pada tahun 1770, Kanjeng Djimat mengganti nama Banger o menjadi “Probolinggo” (Probo : sinar, linggo tugu, badan, tanda peringatan, tongkat).
-
Apa yang dilakukan Prabowo di Desa Pamabulan? Prabowo meresmikan sumber air bersih di Desa Pamabulan, Minggu (19/11).
-
Bagaimana Prabowo disambut di Pondok Pesantren Cipasung? Prabowo dan rombongan mendapat sambutan yang meriah dari pengasuh dan pimpinan ponpes, serta santriwan dan santriwanti.
Dalam serap aspirasi itu Misbakhun bertemu dengan kelompok tani Sumber Karang, Kamis (9/8). Mantan pegawai negeri sipil (PNS) Kementerian Keuangan itu menemui seorang petani sewa bernama Samidjan yang menggarap tiga petak sawah. Masing-masing petak sewaan Samidjan seluas 2.000 meter persegi.
Sudah 38 tahun ini Samidjan menggantungkan hidup pada bertani tembakau. Bapak dua anak dan tiga cucu itu hidup layak dari lahan garapannya.
"Harga panennya terjaga, tidak terjebak tengkulak, memperoleh akses bibit tembakau yang unggul dan pupuk tersedia di pasar. Jadi hijaunya daun tembakau yang subur dan terawat mempunyai dampak ekonomi yang mengangkat harkat hidup Pak Samidjan dan keluarganya," tutur Misbakhun.
Wakil rakyat dari daerah pemilihan Probolinggo dan Pasuruan itu lantas menemui Inthon (54), seorang buruh tani tembakau. Inthon tinggal bersama istrinya di rumah yang sangat sederhana.
Atap rumah genteng tanpa plafon. Dinding rumahnya tembok batu bata yang sebagian sudah terkelupas.
Tapi, Inthon baru saja mengentaskan putra pertamanya, Alwan Fathony lulus perguruan tinggi swasta di Kota Probolinggo. Alwan belum lama ini diwisuda sebagai sarjana sastra Inggris.
Sedangkan anak kedua Inthon saat ini masih menimba ilmu di pesantren. "Saya doakan masa panen kali ini baik, dijauhkan dari hama dan harganya terjaga," harap Misbakhun.
Misbakhun juga menemui para tukang rajang daun tembakau. Profesi itu membutuhkan keterampilan tersendiri karena tukang rajangnya menggunakan pisau besar tanpa gagang dan mendorong gepok demi gepok daun tembakau untuk dirajang dalam ukuran sama.
Tembakau yang dipanen biasanya diinapkan selama 3 hari 2 malam sebelum dirajang dengan pisau khusus. Rajangan daun tembakau itu lantas dijemur di atas lembaran anyaman bambu yang disebut bidig.
"Ongkos buruh yang mengatur lembaran tembakau rajangan bisa Rp 1.000 per bidig. Jadi tembakau bukan sekadar dari petani langsung pedagang, tapi ada proses perajangan dan penjemuran," tutur Misbakhun.
Selanjutnya, wakil rakyat asal Pasuruan itu mengunjungi Desa Gondo Sulih untuk menemui Samsudin (36) yang berprofesi sebagai pedagang tembakau rajangan. Dalam seminggu sekali, bapak dua anak itu menjual tembakau rajangan ke gudang pabrik rokok di daerah Paiton, Kabupaten Probolinggo.
Paling tidak, seminggu sekali pula Samsudin menyetor 10 ton tembakau rajangan ke gudang pabrik rokok. Harga 10 ton tembakau itu tak kurang dari Rp 30 juta, bahkan terkadang bisa mencapai Rp 36 juta.
Tapi Samsudin mengeluhkan pengambilan sampel oleh pihak gudang pabrik rokok yang mencapai 1 hingga 1,5 kilogram untuk setiap bal tembakau. Praktis, berat per bal tembakau pun susut.
Sayangnya, berkurangnya bobot itu menjadi tanggungan Samsudin. "Keluhannya karena harga dua kilogram tembakau bisa mencapai Rp 60 ribu hingga Rp 75 ribu," tutur Misbakhun.
Meski demikian Samsudin bisa sejahtera. Apalagi saat tidak sedang musim tembakau, Samsudin berdagang beras dan jagung. Samsudin pun mampu mengirim anak-anaknya menimba ilmu di pondok pesantren modern yang bagus. Kini Samsudin sedang berikhtiar agar bisa melaksanakan ibadah haji.
"Rupiah demi rupiah dikumpulkan oleh para petani, buruh tani, buruh rajangan dan buruh penjemuran tembakau rajangan. Tembakau adalah bagian kehidupan dan sumber kehidupan mereka," pungkas dia.
Baca juga:
Misbakhun ingatkan kades di Probolinggo jaga akuntabilitas dana desa
Misbakhun puji keseriusan DJBC berantas rokok ilegal
Bersama OJK, Misbakhun ingatkan pelajar & mahasiswa waspadai investasi bodong
Pemerintah dan DPR sepakati RUU PNBP jadi UU, ini tanggapan Misbakhun
Misbakhun puji Bea Cukai ungkap miras selundupan di Tanjung Perak
Misbakhun tolak rencana penggunaan DBH cukai tembakau untuk tambal program JKN