Gara-gara uang Rp 200 ribu, Radin cekik & gantung istri hingga tewas
Gara-gara uang Rp 200 ribu, Radin cekik & gantung istri hingga tewas. Persoalan itu dipicu masalah sepele. Hanya karena tidak diberikan uang Rp 200 ribu untuk beli kain, Lenyod langsung dicekik hingga lemas oleh suaminya kemudian dijerat dengan kain selendang dan digantung di kebun pohon kopi.
Nasib tragis dialami Ni Wayan Lenyod (44), wanita paruh baya asal desa Landih Kabupaten Bangli, Bali. Ibu tiga anak ini meregang nyawa setelah dicekik dan digantung oleh suaminya sendiri I Ketut Radin (50).
Persoalan itu dipicu masalah sepele. Hanya karena tidak diberikan uang Rp 200 ribu untuk beli kain, Lenyod langsung dicekik hingga lemas oleh suaminya kemudian dijerat dengan kain selendang dan digantung di kebun pohon kopi.
"Berdasarkan penyidikan kita, melihat hasil visum pada jasad korban. Tidak ditemukannya tindakan korban bunuh diri, hal itu dibuktikan lebih dalam lagi dengan dilakukannya autopsi pada korban," kata Kapolsek Kota Bangli, Kompol I Dewa Gede Mahaputra, Selasa (28/2).
Mahaputra mengatakan, semula keluarga dan warga mengira korban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Namun etelah dilakukan pemeriksaan mendalam terhadap suami korban, akhirnya mengakui kalau korban memang dibunuh dengan cara dicekik dan dijerat.
Merunut kronologis dari keterangan pelaku, sore kemarin Senin (27/2) pelaku merengek minta uang Rp 200 ribu kepada istrinya (korban) yang pengakuannya untuk beli kain warna hitam. Saat itu, kerluarga besar dari pelaku sedang ada upacara persiapan ngeben (kremasi).
Korban yang saat itu sedang sibuk di dapur rumahnya tidak meladeni lantaran pengakuannya tidak punya uang. Karena kesal dengan jawaban istrinya, Radin langsung menarik rambut istrinya dari belakang dan lanjut mencekik lehernya.
Saat itu, pengakuan Radin, istrinya sempat melawan dan berusaha lari ke halaman rumah. Dirinya yang mengaku kelewat emosi saat itu lanjut mengejar sebelum istrinya berteriak. Kembali istrinya diterjang dan dipiting dengan lengannya hingga lemas.
"Saat korban dalam keadaan lemas, pelaku masuk ke dalam kamar mengambil selendang kain digunakan untuk menjerat korban. Begitu korban sudah tidak bergerak, pelaku membopong korban menuju kebun kopi dan menggantungkan di pohon kopi. Pelaku berusaha mengelabui agar korban seolah ditemukan gantung diri," kata Mahaputra.
Dia mengatakan, usai korban dikatkan pada pohon di kebun kopi, pelaku berusaha mencari anaknya dan keluarga besar. Saat itu pelaku tidak menyebutkan kalau istrinya gantung diri, tetapi bermaksud untuk menanyakan keberadaan istrinya.
Kemudian, jelang pentang, bersama iparnya pelaku menemukan istrinya sudah dalam keadaan tergantung dengan kondisi lidah menjulur dan mata terpejam. Polisi yang tiba di lokasi langsung mengavakuasi korban untuk dilakukan visum.
"Dari pemeriksaan luar, kami mencurigai korban tidak bunuh diri. Untuk selanjutnya yang terdekat kita mintai keterangan. Pemeriksaan secara maraton yang dilakukan terhadap suami korban, akhirnya mengakui kalau dirinya membunuh korban dengan cara dicekik dan dijerat. Hingga saat ini kita masih dalami, mengingat pelaku terkesan berbelit belit dalam memberikan keterangan," pungkas Mahaputra.
Baca juga:
Ayah ajak kedua anaknya bunuh diri jalani sidang perdana
Penembak mati wanita hamil tua diringkus, suami jadi otak pembunuhan
Kerap dimarahi, alasan Yanto suruh kerabat bunuh istrinya lagi hamil
Penghitungan suara di Intan Jaya Ricuh, 3 orang tewas kena panah
Cemburu hubungan sesama jenis, Mahfud tusuk Imran
Banding, pemerkosa balita di Kutai Timur divonis pidana seumur hidup
Diduga protes honor dikurangi, disjoki di Palembang tewas ditusuk
-
Apa yang disita oleh petugas Satpol PP di Denpasar? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas," kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Dewi Sartika meninggal? Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947 di Cineam, Tasikmalaya, Jawa Barat.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Kapan Dewi Khotijah dibunuh? Saat ia sedang salat, para punggawa kerajaan menyerangnya dengan tombak dan keris.
-
Bagaimana wanita di Denpasar itu menunjukkan kemarahannya kepada kurir? “Hapus, hapus,” ujarnya seraya menepak ke arah ponsel kurir yang tengah merekam.