Geger rumah cagar budaya pecinan di Sokaraja dibongkar
Pembongkaran cagar budaya ini banyak ditentang pegiat sejarah.
Rumah tinggal pecinan yang tercatat sebagai benda cagar budaya di Sokaraja, Banyumas Jawa Tengah, dibongkar. Pembongkaran tersebut disesalkan sejumlah pegiat sejarah dan pamong budaya nasional yang ada di Banyumas.
Pegiat Banjoemas Heritage History, Jatmiko Wicaksono mengemukakan bangunan yang pernah dipakai menjadi kantor ekspor impor di awal 1900 tersebut, sudah termasuk dalam benda cagar budaya yang harus dilindungi. Diakuinya, reaksi sebenarnya tidak hanya muncul di Banyumas saja, tetapi juga dari luar daerah.
"Teman-teman warga Banyumas yang bekerja di Yogyakarta atau kota lainnya sudah banyak yang mengirim pesan singkat kepada saya. Mereka merasa nelangsa, iba, terkait pembongkaran ini. Bahkan, dari Arkeolog UGM juga menyesalkan hal itu, mengaku kehilangan besar atas pembongkaran sejarah penting Banyumas," kata Jatmiko Wicaksono melalui dalam pesan tertulis yang diterima, Kamis (1/10).
Dia mengemukakan, pada tahun 1900 bangunan yang berada di Jalan Gatot Soebroto, Sokaraja ini pernah menjadi kantor NV Ko Lie yang merupakan perusahaan ekspor impor. Kemudian tempat tersebut berubah menjadi tempat tinggal.
Terpisah, Arkeolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ania Nugraini (47) menyesalkan pembongkaran bekas kantor dagang ekspor impor tersebut. Dia mengaku kehilangan, karena pembongkaran bangunan sejarah yang penting di Banyumas.
"Bangunan rumah pecinan yang dibongkar itu adalah monumen penting dunia perdagangan eskpor-impor masa kolonial, yang dimiliki perusahaan Tionghoa bernama NV Ko Lie di Sokaradja Karesidenan Banjoemas Nederland Indisch," katanya.
Sementara itu, Pamong Budaya Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan Imam Hamidi Antassalam mengatakan, bangunan bersejarah tersebut merupakan bukti keberadaan etnis China di Sokaraja pada masa lampau. Bahkan, lanjutnya, bangunan kuno tersebut disahkan sebagai Bangunan Cagar Budaya sejak 5 Oktober 2004 dengan Nomor Inventaris/kode 11-02/Bas/34/TB/04.
"Pembongkaran bangunan yang sudah berusia 100 tahun lebih ini bisa menjadi preseden buruk, yang dapat menghilang-lenyapkan jati diri Kota Sokaraja bahkan Banyumas secara umum," jelasnya.
Dia mengemukakan, peristiwa ini menjadi kali kedua yang terjadi di Banyumas pada tahun ini. Sebelumnya, Pabrik Gula Kalibagor pada Maret 2015 sempat dibongkar. Namun upaya pembongkaran pabrik gula tersebut berhasil dihentikan.
"Kasus Pembongkaran bangunan bersejarah (BCB) yang terjadi di daerah ini berdampak dan bisa menjadi preseden buruk atas sistem maupun kebijakan pimpinan daerah yang tidak berpihak pada visi kebudayaan nasional, yang dapat menghilang-lenyapkan jati diri dan karakter Bangsa yang menjunjung tinggi asas Bhineka Tunggal ika, nilai Pancasila dan UUD 1945 (pasal 32)," jelasnya.
Baca juga:
Rumah cagar budaya simbol pecinan di Sokaraja dibongkar
-
Apa yang dilakukan Banyuwangi untuk melestarikan budaya asli bangsa? Ini salah satu bentuk pengejawantahan nasionalisme di masa sekarang. Bagaimana kita semua bisa melestarikan budaya asli bangsa kita.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Kapan Muhibah Budaya dalam rangkaian Banyuwangi Ethno Carnival digelar? Muhibah Budaya yang digelar Jumat malam (7/7/2023) tersebut menampilkan berbagai atraksi tari dari sejumlah daerah.
-
Mengapa Stasiun Banjarnegara diusulkan sebagai cagar budaya? Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banjarnegara Heni Purwono mengatakan bahwa stasiun kereta api itu menjadi prioritas utama untuk dikaji dan diusulkan menjadi bangunan cagar budaya.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Apa itu tradisi Endog-Endogan di Banyuwangi? Masyarakat di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memiliki tradisi unik untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Mereka melakukan arak-arakan telur yang digantung pada pohon pisang. Telur ini dihias menggunakan bungkus warna-warni sehingga tampak memikat.