Gelapkan dana investasi Rp 700 M, A dan L dibekuk polisi
Kedua pelaku merupakan direktur utama dalam perusahaan yang didirikannya.
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Badan Reserse Kriminal Polri menahan seorang pria berinisial A dan perempuan berinisial L terkait kasus dugaan penggelapan dana investasi terhadap sejumlah warga yang dilakukan perusahaan yang didirikan keduanya. Kedua pelaku merupakan direktur utama dalam perusahaan yang didirikannya.
"Kasus ini penipuan dan penggelapan yang dilakukan oleh salah satu PT yang terdaftar di sekuritas. Dia mengumpulkan dana ada dari bank ada dari masyarakat," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Viktor Edi Simanjuntak di Humas Mabes Polri, Jakarta, Rabu (1/4).
Viktor mengatakan awalnya kedua pelaku mendirikan dua perusahaan berbeda untuk menampung uang dari masyarakat dan bank sejak 1998 silam. Namun dalam perjalanannya, perusahaan tersebut terjadi keluhan masyarakat maupun perusahaan yang merasa dirugikan terkait investasi uang yang ditanamkan ke dua perusahaan tersebut.
"Sementara ini laporan ada dari empat subjek. Kerugiannya kira-kira kurang lebih Rp 700 miliar dana yang dikumpulkan. Salah satu di antaranya dari bank M yaitu Rp 238 miliar. Dari bank A Rp 162 miliar. Dari salah satu pengusaha Jepang Rp 120 miliar. Ada dari salah satu pengusaha juga inisialnya IB, ini kurang lebih Rp 200 miliar dan masih ada yang lain yang masih di dalam penyelidikan untuk diungkap," imbuh Viktor.
Viktor menambahkan, keduanya membangun perusahaan berinisial PT AAA dan PT ALK di Jakarta Selatan. Dengan berbendera investasi berupa uang jangka panjang kedua pelaku malah diduga memperkaya diri sendiri untuk kepentingan pribadi.
"Uang yang ditarik masyarakat ini kemudian dikirim ke beberapa rekening. Ke ratusan rekening itu ada untuk bayar utang ada untuk kepentingan pribadi ada untuk beli saham," ujar Viktor.
Menurut Viktor, tak menutup kemungkinan kerugian yang ditemukan lebih dari Rp 700 miliar. Kedua pelaku dikenakan Pasal 378 dan Tindak Pidana Pencucian Uang.
"Sementara ini kita sudah lebih dari 32 rekening yang diblokir tapi masih ada rekening yang kita blokir kemudian," tandasnya.
Baca juga:
Anggota Polda Papua jadi tersangka investasi bodong Rp 12 miliar
Tips terhindar dari investasi bodong
Sidang bos Cipaganti ricuh, nasabah diancam massa baju loreng
Gelapkan dana Rp 20 M, perusahaan konsultan di Kediri dipolisikan
Tipu ribuan nasabah, bos Cipaganti terancam hukuman 20 tahun penjara
Sidang perdana bos Cipaganti di Bandung, nasabah gaduh hakim marah
Hindari amukan massa, bos Cipaganti dikawal ketat pakai rantis
-
Bagaimana Jakarta mendorong investor untuk menanamkan modal di proyek-proyek potensial? Pemprov DKI Jakarta mengundang para investor untuk datang menjajaki berbagai proyek potensial yang dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD) serta badan layanan umum daerah (BLUD).
-
Apa yang perlu dilakukan untuk menghindari jebakan investasi? Tak banyak yang tahu, jika investasi memang termasuk salah satu cara menjadi miliarder tanpa modal besar paling efektif. Akan tetapi, Anda perlu berhati-hati memilih instrumen investasi. Jangan mudah terjebak investasi spekulatif, yaitu jenis investasi dengan tawaran keuntungan terlalu besar dan cenderung tidak normal. Alih-alih untung, Anda justru berisiko terkena penipuan saat memilih instrumen investasi semacam ini.
-
Bagaimana cara membagi anggaran untuk investasi? Martua menyarankan adanya pembagian porsi alokasi anggaran untuk berinvestasi.“Untuk pemula, secara umum bisa dialokasikan dengan pembagian 40% - 30% - 20% dan 10%," rinci Martua.
-
Siapa yang mendorong penerapan skema investasi 'family office' di Indonesia? Presiden Joko Widodo mengumpulkan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga negara untuk membahas potensi skema investasi 'family office' dalam rapat internal di Istana Negara Jakarta, Senin (1/7) lalu.
-
Bagaimana cara Indonesia menarik investasi 'family office'? Dia harus datang kemari (Indonesia). Misalnya, dia taruh duitnya 10 atau 30 juta dolar AS, dia harus investasi berapa juta, dan kemudian dia juga harus memakai orang Indonesia untuk kerja di family office tadi. Jadi, itu nanti yang kita pajakin.
-
Kapan Rakesh Jhunjhunwala memulai perjalanan investasinya? Dia mulai berinvestasi dengan USD100 atau Rp1,6 juta pada tahun 1985 ketika Indeks Bursa Efek Bombay berada pada angka 150; sekarang diperdagangkan lebih dari 50.000.