Gunung Slamet jadi magnet baru pendaki bule
Pendaki lokal juga tak mau kalah dengan pendaki bule.
Gunung Slamet di Jawa Tengah semakin diminati para pendaki. Tak hanya pendaki lokal, pendaki asing pun tak mau kalah mencoba menggapai puncak gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa ini.
Petugas Pos Bambangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja, Slamet Ardianzah mencatat ada 12 pendaki asal Inggris dan dua pendaki asal Malaysia yang melakukan pendakian di Gunung Slamet pada Sabtu (20/8). "Rombongan pendaki dari Inggris melakukan pendakian tadi pagi, kalau yang dari Malaysia sore harinya," katanya, Sabtu (20/8).
-
Dimana lokasi Gunung Slamet? “Meskipun demikian masyarakat dan pendaki diimbau untuk tidak berada atau beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet,” kata Sukedi.
-
Di mana saja tempat-tempat angker di Gunung Slamet? Gunung Slamet memiliki reputasi sebagai tempat angker dengan beberapa lokasi yang terkenal menyeramkan, termasuk Pos 2, Pos 9, dan Pasar Setan di Pelawangan.
-
Siapa yang dipercaya bersemayam di Gunung Slamet? Dewa-dewa utama yang dipercayai bersemayam di Gunung Slamet antara lain Dewa Brahma, pencipta alam semesta, dan Dewa Wisnu, pemelihara dunia.
-
Bagaimana karakteristik Gunung Slamet? Gunung Slamet punya karakteristik yang "tenang namun menghanyutkan".
-
Bagaimana aktivitas Gunung Slamet menurut Sukedi? “Yang pasti sampai saat ini status Gunung Slamet masih normal. Mungkin kabar tersebut berasal dari pemberitaan beberapa tahun lalu saat Gunung Slamet berstatus siaga," Sukedi mengatakan, ia sering ikut membantu pengamatan terhadap aktivitas Gunung Slamet karena secara kebetulan rumahnya cukup dekat dengan Pos PGA Slamet.
-
Apa yang diyakini sebagai tempat bersemayam makhluk gaib di Gunung Slamet? Mitos Gunung Slamet yang pertama, yaitu puncaknya konon menjadi tempat bersemayam makhluk gaib. Ada beberapa alasan yang mendukung kepercayaan tersebut.
Seorang pendaki asal Inggris, Walter Schindler mengaku sudah lama merencanakan pendakian di Gunung Slamet. "Baru kali ini, kami bisa mewujudkannya," katanya yang juga akan menjelajah beberapa gunung lain di Indonesia.
Serupa dengan Walter, Noor Iswan pendaki asal Malaysia juga mengakui pendakian di gunung berketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut ini merupakan kali pertama dilakukan. "Selain mendaki Gunung Slamet, kami juga ingin mendaki beberapa gunung lainnya di Jawa," katanya yang mengaku terpikat dengan alam pegunungan Indonesia.
Pendaki lokal tak mau kalah melakukan pendakian pada akhir pekan ini. Seperti perjalanan yang dilakukan keluarga pendaki asal Bogor, Zulkarnaen (25) dan Sopiah (24) yang membawa putra mereka Alkafi yang berusia dua tahun. Keluarga pendaki ini melakukan pendakian pada Kamis (18/8) dan turun pada Sabtu (20/8).
Diakui Sopiah, anaknya ingin melakukan pendakian bersama kedua orang tuanya. Selama perjalanan pendakian ke Gunung Slamet, Sopiah mengatakan, anaknya sangat menikmati perjalanan tersebut.
"Semula tidak mengajak anak. Tapi, sepertinya dia memaksa ingin tetap bersamanya terus. Akhirnya, kami putuskan mengajak naik ke gunung," ujarnya.
Selama perjalanan, mereka membuat tenda istirahat di pos tiga untuk Sopiah dan anaknya. "Saya dan anak saya hanya sampai pos tiga saja, sementara suami menuju puncak Slamet pada Jumat (19/8) pagi. Kami bertemu kembali di pos tiga dan kembali turun bersama," ujarnya.
(mdk/noe)