'IPT 65 di Belanda wujud freedom of expression sekelompok orang'
Retno menambahkan, tidak ada larangan mahasiswa yang berada di Belanda untuk menghadiri pengadilan tersebut.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyatakan, pengadilan rakyat atau International People's Tribunal (IPT) kejahatan kemanusiaan di Indonesia pada 1965 yang digelar di Den Haag, Belanda, bukanlah pengadilan sungguhan. Retno mengaku telah mendapatkan laporan lengkap soal pengadilan rakyat tersebut.
"IPT 65 itu bukan pengadilan beneran. Ini adalah pengadilan tanda kutip. Jadi ini bukan pengadilan beneran. Yang dilakukan adalah di satu tempat, di sebuah gereja di Den Haag dilakukan seperti ada sidang. Dan saya mendapatkan laporan bahwa mereka 50 orang hadir. Jadi itu yang perlu saya luruskan jadi tidak ada legal consequences-nya," kata Retno di Istana, Jakarta, Jumat (13/11).
Selanjutnya, jelas Retno, soal pengadilan rakyat ini banyak sekali yang kemudian mengaitkan dengan pemerintah Belanda. Retno menegaskan, bahwa kegiatan ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan pemerintah Belanda.
"Ini adalah wujud dari freedom of expression yang dilakukan oleh sekelompok orang. Jadi itu yang saya tegaskan supaya isunya jelas dan benar. Sehingga tidak terjadi salah pengertian," tegasnya.
Lebih lanjut, Retno menambahkan, tidak ada larangan mahasiswa yang berada di Belanda untuk menghadiri pengadilan tersebut. Retno yang notabene Mantan Dubes Indonesia di Belanda itu mengaku sangat mengetahui budaya hubungan KBRI di Belanda dengan mahasiswa-mahasiswa di sana.
"Jadi itu tidak ada yang namanya intimidasi. Saya udah cek ke KBRI, KBRI mengatakan tidak ada dan saya kira kan sudah dibantah oleh Ketua PPI-nya kan," tandasnya.
Baca juga:
Masinton: Sidang rakyat di Den Haag cuma seremonial, kayak kita demo
Komisi I minta pemerintah waspadai Pengadilan Rakyat di Den Haag
Jenderal TNI ini sasaran pengadilan rakyat soal 65 di Belanda
Jaksa Agung: Kalaupun terungkap, pelaku tragedi 65 sudah meninggal
Peradilan tragedi 65 digelar di Belanda bentuk kekecewaan pegiat HAM
Kalau sidang HAM sebut Indonesia salah, Jokowi harus minta maaf
Usai ungkap kesaksian korban 65, situs sidang rakyat sulit diakses
-
Kapan Roestam Effendi mengucapkan "Indonesia Merdeka!" di parlemen Belanda? Selama 19 tahun tinggal di Belanda, Roestam dinobatkan menjadi satu-satunya orang Indonesia yang duduk menjadi anggota Majelis Rendah atau Tweede Kamer mewakili partainya itu. Meski bergabung dengan partai di Belanda, namun jiwa perjuangan untuk tanah airnya masih terus mengalir di dalam tubuhnya. Ia nekat mengucapkan "Indonesia Merdeka!" saat upacara pembukaan parlemen yang dihadiri oleh Ratu Belanda.
-
Dimana Soekarno dipenjara oleh Belanda? Di tahun 1929, orator ulung itu sempat ditawan Belanda karena gerakan pemberontakannya terhadap kolonialisme di Partai Nasional Indonesia (PNI). Ia diculik pasukan kolonial dan dijebloskan ke sebuah penjara kuno di Jalan Banceuy, bersama tiga tokoh lain, yakni R. Gatot Mangkoepradja (Sekretaris II PNI), Maskoen Soemadiredja (Sekretaris II PNI Bandung), dan Soepriadinata (Anggota PNI Bandung).
-
Siapa yang menyampaikan terkait peristiwa 1965 di Sulawesi Tengah? Mahfud mengatakan Gubernur Rusdy menyampaikan terkait peristiwa 1965 di Sulteng.
-
Di mana banjir Jakarta pada tahun 1960 terjadi? Mengutip dari buku Sejarah Kota Jakarta 1950-1980 karya Edi Setyawati dkk mengatakan, pada awal tahun 1960 terjadi banjir di Jakarta, setelah mengalami musim hujan yang hebat sehingga 7 kelurahan sangat menderita, terutama daerah Grogol dan sekitarnya.
-
Apa yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 5 Agustus 1962? Hotel Indonesia diresmikan pada tanggal 5 Agustus 1962 oleh Presiden RI Pertama, Soekarno, guna menyambut pagelaran Asian Games IV tahun 1962.
-
Dimana pasukan Belanda mendarat di Jawa Timur? Kabupaten Tuban, Jawa Timur menjadi lokasi pendaratan pasukan agresi militer Belanda ke-II.