Janji lunasi utang dan biayai umroh pengikutnya, Agus dikira ISIS
"Papa punya harta di Swiss, semua dibantu utang-utangnya."
Sejak 17 Maret kemarin, Agus Santoso bersama 200 orang pengikutnya, berpindah dari Hotel Grace (Antariksa) di Jalan Perusahaan Nomor 53, Desa Tunjungtirto, Singosari, Kabupaten Malang ke sebuah hotel di Kawasan Songgoriti, Kota Batu.
Agus dan teman-temannya sedang menunggu kehadiran pengusaha dermawan bernama Haji Muhammad Eddy yang sedang berada di China. Eddy menjanjikan kepada mereka, akan melunasi utang-utang yang menjadi beban hidup Agus dan teman-temannya. Mereka semua di bawah koordinasi Agus yang selama ini sebagai anak angkat Eddy.
"Kami sedang menunggu kedatangan papa Haji Muhammad Eddy. Beliau yang akan melunasi utang-utang kami. Selama menunggu kami diberi fasilitas hidup, yang penting bersabar," kata Agus yang ditemui di hotel tempatnya menginap, Rabu (18/3)
Saat diwawancarai, Agus berpesan tidak menyebutkan nama hotelnya, karena sebelumnya pihak hotel keberatan.
Aktivitas Agus semula dikaitkan dengan gerakan Islamic State Iraq and Suriah (ISIS). Modus menawarkan umroh gratis diduga sekadar sebagai kedok. Para peserta diminta mendaftar dengan biaya Rp 150 ribu.
"Kami tidak ada kaitannya dengan ISIS. Kegiatan kami sudah dijelaskan kepada aparat tadi malam, sebagai kegiatan sosial. Semua perilaku kami tidak ada yang melanggar hukum. Kami hanya sedang menunggu papa Eddy," katanya.
"Kami diajak kembali ke jalan yang benar. Papa punya harta di Swiss, semua dibantu utang-utangnya. Rencananya dibuatkan perusahaan asalkan digunakan untuk membantu orang lain, dan tidak menyusahkan negara," sambungnya.
Mereka semula tinggal di Hotel Serayu, Jalan Serayu 3A Kota Malang sejak November 2014 sampai 1 Maret 2015. Sejak 1 Maret, mereka pindah ke Hotel Grace (Antariksa) di Jalan Perusahaan Nomor 53, Desa Tunjungtirto, Singosari, Kabupaten Malang sampai 16 Maret 2015.
Selama mereka di Hotel terlihat hanya duduk dan ngobrol antara sesama teman. Aktivitas mereka terkadang diisi dengan jalan-jalan, selain mendapat siraman rohani dari Agus Santoso.
Polres Batu dan Kodim sempat melakukan interogasi pada pria asal Lumajang selama hampir 4 jam. Sudah sekian waktu aktivitas mereka terus diawasi. Hingga kini pihak berwenang belum menemukan unsur pidana yang dilakukan oleh Agus dan kawan-kawan.
Baca juga:
Pengikut Agus Santoso kebanyakan korban klenik
Agus Santoso habiskan Rp 19 miliar biayai pengikutnya hidup di hotel
Heboh di Malang, pria ini janjikan lunasi utang dan umroh bersama
-
Di mana Bathara Katong bertempur melawan Ki Ageng Kutu? Pertarungan Raden Katong sampai di wilayah Wengker dan memilih tempat yang memenuhi syarat untuk pemukiman, yaitu di Dusun Plampitan, Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan.Saat Bathara Katong datang memasuki Ponorogo, mayoritas masyarakat penganut Hindu, Buddha, animisme dan dinamisme. Setelah Bathara Katong memasuki Ponorogo terjadilah pertarungan antara Bathara Katong dengan Ki Ageng Kutu.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Kabupaten Batu Bara? Meski namanya terkesan seperti tambang batubara, tak heran jika banyak orang mengira jika wilayah ini dulunya merupakan bekas hasil pertambangan. Namun, nyatanya pembentukan kabupaten ini berawal dari keinginan masyarakat setempat.
-
Apa yang dilakukan Kris Dayanti di Batu, Jawa Timur? Kris Dayanti di Batu, Jawa Timur, melakukan kegiatan seperti mengunjungi Posyandu dan Museum Musik Dunia Jawa Timur Park.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kenapa Bathara Katong mendekati putri Ki Ageng Kutu? Bathara Katong kemudian berinisiatif melawan Ki Ageng Kutu dengan cara tak biasa. Ia berusaha mendekati putri cantik Ki Ageng Kutu bernama Niken Gandini, dengan diiming-imingi akan dijadikan istri. Bathara Katong memanfaatkan Niken Gandini untuk mengambil pusaka Koro Welang, pusaka pamungkas Ki Ageng Kutu.
-
Kapan Adam Malik Batubara meninggal? Setelah mengabdikan diri untuk bangsa Indonesia, Adam Malik mengembuskan napas terakhirnya di Bandung pada 5 September 1984 karena sakit kanker hati.