Kakak-Beradik Korban Kebakaran Gudang Elpiji di Bali Meninggal Hanya Berselang 13 Jam
Untuk biaya pemulangan jenazah ditanggung oleh pihak perusahaan.
Keluarga kakak-beradik itu tidak berada di Bali.
Kakak-Beradik Korban Kebakaran Gudang Elpiji di Bali Meninggal Hanya Berselang 13 Jam
- Korban Tewas Kebakaran Gudang Elpiji di Bali Bertambah 16 Orang, Tersisa 2 Masih Dirawat Intensif
- Gudang Penyimpanan Tabung Elpiji di Bali Tak Berizin, Polisi Dalami Kemungkinan Praktik Oplosan
- 12 Karyawan Tewas, Pemilik Gudang Elpiji yang Terbakar di Bali Ditetapkan Tersangka
- Per Hari Ini, Korban Tewas Akibat Kebakaran Gudang Elpiji di Bali Capai 5 Orang
Dua korban bernama Petrus Jewarut (31) dan Robiaprianus Amput (23) adalah kakak-beradik yang meninggal dunia lewat peristiwa kebakaran gas elpiji di Jalan Cargo II, Kelurahan Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali, Minggu (9/6) kemarin.
Kedua korban berasal dari Kecamatan Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Korban Petrus Jewarut diketahui meninggal dunia pada Selasa (11/6) pukul 21.30 WITA, dan adiknya, Robiaprianus Amput meninggal dunia pada Rabu (12/6) pukul 10.30 WITA.
"Untuk korban memang benar kakak-beradik dan bekerja di tempat yang sama. Tapi untuk kronologisnya saya tidak tahu sama sekali seperti apa kejadiannya," kata Bernard, selaku perwakilan keluarga di RSUP Prof. IGNG Ngoerah, Rabu (12/6).
Merdeka.com
Ia menerangkan, merupakan tradisi bagi orang yang berasal dari Manggarai untuk mengunjungi kerabatnya yang meninggal dunia.
“Tradisi kami orang Manggarai yang ada di Bali, ketika ada yang meninggal seperti ini, maka kami akan datang ke rumah sakit atau forensik yang tempat kejadian,” imbuhnya.
Selain itu, Bernard mengatakan bahwa dirinya salah satu yang mengurus dokumen yang diperlukan untuk pemberangkatan kedua jenazah ke kampung halamannya, dan dia sudah berada di RSUP Prof Ngoerah, sejak Selasa (11/6) malam kemarin.
Bernard menceritakan, saat mendapatkan kabar duka tersebut langsung mendatangi RSUP Prof. IGNG Ngoerah dan saat itu telah selesai mengurus dokumen pemulangan jenazah almarhum Petrus, pada Rabu (12/6) pagi. Lalu, jenazahnya juga sudah diberangkatkan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai sekitar pukul 11.00 WITA.
Namun, baru akan diterbangkan pada pukul 15.30 WITA nantinya, dan saat masih memasukkan jenazah Petrus ke pintu kargo Bandara I Gusti Ngurah Rai, dia mendapat kabar jika adiknya Petrus telah meninggal dunia.
“Saya dapat informasi makanya saya langsung datang. Itu (pemulangan jenazah) prosesnya kami semalam sampai pagi tadi kami proses berangkat dari sini jam 11 pagi menuju bandara. Begitu berita adiknya (meninggal), ketika kami masukkan kakaknya ke pintu detektor kargo, kami dapat berita bahwa adiknya telah pergi juga mengikuti beliau,” ujarnya.
Kemudian, untuk Jenazah Robiaprianus diperkirakan baru akan dibawa ke bandara pada pukul 00.00 WITA tengah malam nanti dan baru akan diterbangkan pada Kamis (13/6) besok pagi.
Selain itu, Bernard menuturkan untuk biaya pemulangan jenazah ditanggung oleh pihak perusahaan. Untuk keluarga kakak-beradik itu tidak berada di Bali. Tetapi, sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga terkait pemulangan jenazah kedua almarhum.
"Kalau mengenai biaya memang itu semalam kita diskusi baik keluarga dan perusahaan dan memang perusahaan dia tetap siap membackup dari rumah sakit sampai di kampung halaman. Tapi kami sebagai keluarga pun kami tidak memaksa perusahaan tapi inilah suara hati," ujarnya.
Sementara, Dr Affan Priyambodo selaku Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Prof Ngoerah mengatakan, untuk update luka bakar yang dirawat di RSUP Prof Ngoerah dari 16 pasien yang dirawat ada penambahan korban dan meninggal dunia dua orang sepanjang hari ini dan total korban ada lima orang.
"Dari 11 pasien yang dirawat semuanya (menggunakan) alat bantu nafas dan satu (pasien) pada hari ini menjalani operasi untuk luka bakarnya. Total pasien yang dirawat saat ini 11 orang dan seluruhnya dirawat di unit luka bakar RSUP Prof Ngoerah dibawah intalasi intensif dan luka bakar, tidak ada yang dirawat di luar ruangan tersebut," kata dia.
Ia juga menyebutkan, rencana tindakan kepada pasien yang dirawat tersebut masih dilakukan penanganan kegawatan baik itu cairan atau kebutuhan akan dasar manusia secara umum dan penanganan penyakit yang mungkin tiba seperti infeksi dan lainnya.
"Dan tentunya karena ada trauma inhalasi jalan nafas dan semuanya dalam menggunakan alat bantuan nafas dan satu yang tidak mengalami trauma inhalasi jalan nafas dilakukan intubasi, karena pasien dilakukan tindakan di kamar operasi," ujarnya.
Sebelumnya, korban peristiwa kebakaran elpiji di Jalan Cargo II, Kelurahan Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali, kembali bertambah dari tiga menjadi lima orang yang meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. I.G.N.G. Ngoerah, di Kota Denpasar, Bali,
"Update hari ini ada tambahan yang meninggal dunia. Jadi total meninggal 5 orang," kata Kasubag Humas RSUP Prof Ngoerah, I Ketut Dewa Kresna saat dikonfirmasi.
Untuk korban yang meninggal dunia bernama Petrus Jewarut (31) dan meninggal pada Selasa (11/6) sekitar pukul 21.30 WITA, dan Robiaprianus Amput (23), yang meninggal pada Rabu (12/6) sekitar pukul 10.30 WITA.
"Untuk Petrus mengalami luka bakar 80 persen dan Robiaprianus 87 persen," ujarnya.