Kasus pelecehan seksual, polisi akan tes DNA Raja Surakarta
Dari tes DNA tersebut, menurut Andy, akan diketahui, apakah betul anak tersebut hasil hubungan antara AT dengan PB XIII.
Kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan Raja Keraton Kasunanan Surakarta Paku Buwono (PB) XIII terhadap AT siswi salah satu SMK di Solo, terus bergulir. Setelah merasa kesulitan memeriksa rekaman CCTV, polisi akan mengambil langkah lain, yakni dengan melakukan tes DNA. Tak hanya terhadap bayi, yang saat ini masih dikandung AT, namun juga terhadap Raja Surakarta, PB XIII Hangabehi.
"Dengan cara pemeriksaan CCTV yang ada di Hotel Mulia kemungkinan ada kendala. Maka kami akan melakukan tes DNA, menunggu anak kandung pelapor lahir. Nanti akan kita cocokkan dengan PB XIII," ujar Kapolres Sukoharjo AKBP Andy Rifai, saat ditemui wartawan di Sukoharjo Kamis (25/9) malam.
Dari tes DNA tersebut, menurut Andy, akan diketahui, apakah betul anak tersebut hasil hubungan antara pelapor (AT) dengan PB. Setelah diketahui hasilnya, lanjut Kapolres, polisi baru bisa melanjutkan kasus tersebut.
Pada kesempatan sebelumnya Andy Rifai mengatakan tes DNA dilakukan, lantaran pihaknya kesulitan membaca rekaman CCTV di hotel Mulia yang menjadi lokasi kejahatan seksual yang diduga dilakukan oleh sang raja.
"Hasil rekaman CCTV di hotel Mulia tidak bisa dimunculkan kembali. Karena usia rekaman sudah mencapai 4 bulan dan sudah tidak bisa dibangkitkan lagi, untuk mengetahui kejadian di hotel pada waktu sesuai dengan yang dilaporkan," ujar Andy.
Kapolres mengatakan, sebenarnya rekaman CCTV tersebut sangat penting untuk mengetahui kebenaran keterangan saksi. Namun berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan tim forensik di Semarang, rekaman saat kejadian sudah tertimpa rekaman baru. Kapolres juga mengalami kesulitan, lantaran saat kejadian, kondisi korban tak sadar, akibat diberi sebuah permen.
"Hasil rekaman saat kejadian sudah ditimpa dengan rekaman CCTV yang baru. Menurut pihak hotel CCTV disana hanya mampu merekam kejadian selama dua bulan," tandasnya.
Satu-satunya jalan, menurut Kapolres adalah dengan melakukan tes DNA terhadap bayi yang dilahirkan AT nanti. Usia kandungan AT saat ini diperkirakan baru berusia sekitar 5 bulan.
Baca juga:
Polisi tes DNA terkait kasus pelecehan seksual Raja Surakarta
Korban pelecehan seksual Raja Surakarta dikawal pengacara baru
Pemkab Sukoharjo jamin kebutuhan korban pelecehan Raja Surakarta
Saksi kunci tertangkap, Polisi didesak periksa Raja Surakarta
Saksi kunci kasus dugaan pelecehan oleh Raja Surakarta ditangkap
-
Mengapa para pemijat difabel netra di Yogyakarta rentan terhadap pelecehan seksual? Arya sendiri tidak tinggal di losmen, melainkan di asrama sekolah dengan biaya yang cukup murah. Rawan terkena pelecehan Di tahun yang sama, Arya pertama kali memperoleh pengalaman tak menyenangkan dilecehkan oleh salah seorang pasiennya. Hari sudah hampir malam ketika ia sedang bersiap memulai kerja lepasnya sebagai pemijat di losmen itu. Tak lama kemudian, datanglah seorang pasien. Dari suaranya, Arya menduga kalau ia adalah seorang lelaki paruh baya.
-
Bagaimana pelaku melakukan pelecehan seksual? Korban penyandang disabilitas tidak bisa berteriak atau menolak. Dia merasa takut dan ketergantungan," katanya.
-
Bagaimana rangsangan payudara memengaruhi gairah seksual wanita? Sebuah penelitian oleh Roy Levin dari University of Sheffield dan Cindy Meston dari University of Texas menemukan bahwa merangsang payudara atau puting payudara meningkatkan gairah seksual sekitar 82 persen dari wanita yang diikutsertakan dalam penelitian tersebut.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan seksual? Video itu berisikan pengakuan dan permintaan maaf seorang pria atas pelecehan seksual yang dilakukannya.
-
Mengapa pelaku melakukan kekerasan seksual? Modusnya, memanfaatkan kondisi korban yang rentan.
-
Bagaimana cara Fakultas Filsafat UGM menangani kasus pelecehan seksual? Pada prinsipnya Fakultas Filsafat UGM konsisten untuk penanganan kasus-kasus kekerasan seksual. Laporan tentang adanya korban dan lain sebagainya belum ada," urai Iva.