Kegiatan pecinta alam di SMA makan korban, pantaskah dibubarkan?
Arfiand Caesar Al Irhami (16), tewas usai mengikuti kegiatan pecinta alam. Remaja alim ini dipukuli sampai mati.
Tragedi itu menimpa Arfiand Caesar Al Irhami (16), siswa kelas X SMAN 3 Jakarta. Remaja alim ini tewas usai mengikuti kegiatan ekstrakulikuler pecinta alam, Jumat (20/6). Kegiatan outbond yang digelar siswa pecinta alam dan para seniornya di kawasan Tangkuban parahu, Subang, Jawa Barat, rupanya tak sekadar petualangan. Ada tindak kekerasan yang parah di sana.
Arfiand diduga dipukuli hingga babak belur. Tak hanya dengan tangan kosong, ada juga yang memukulinya dengan benda tumpul.
Dari hasil visum, polisi menemukan 37 luka memar dan lecet di wajah, dada dan anggota gerak bawah dan atas.
"Ditemukan memar dan resapan darah yang luas di paru-paru. Disimpulkan bahwa korban dipukul pakai benda tumpul berulang kali," kata Kasatreskrim Polres Jakarta Selatan (Jaksel) Kompol Indra Fadhillah Siregar.
Polisi menetapkan lima siswa SMA 3 Jakarta sebagai tersangka dalam kasus ini.
Tewasnya Arfiand berbuntut panjang. Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Lasro Marbun mengancam akan membekukan ekstrakulikuler pecinta alam di tingkat SMA.
"Seluruh kepala sekolah sudah seminggu melarang kegiatan yang sama. Seluruh pendidikan di dunia tidak ada yang memperbolehkan aksi kekerasan. Apalagi kalau mengganggu keamanan dan kenyamanan orang," ungkap Lasro.
Ancaman Lasro ditanggapi protes para pecinta alam. Mereka bahkan menggagas petisi online untuk menolak pembubaran ekskul pecinta alam di SMA.
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, akrab disapa Ahok, menilai bahwa Dinas Pendidikan terlalu cepat menutup kegiatan ekstrakurikuler pecinta alam di sekolah-sekolah di Jakarta.
Ahok mengatakan, seharusnya kegiatan ekstrakurikuler tersebut tidak langsung ditutup, melainkan dikaji ulang.
"Makanya aku pikir ini reaksi yang terlalu cepat. Makanya saya katakan nggak boleh kaya pemadam kebakaran, bukan menghapus, tapi tunda dulu, kaji, siap nggak guru-gurunya," kata Ahok di Balaikota Jakarta, Selasa (1/7).
Menurutnya, kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengelola aktivitas tersebut, harus sangat diperhatikan mengingat ekstrakurikuler pecinta alam sangat berat tantangannya. Ahok sendiri menyarankan untuk melibatkan tentara atau organisasi-organisasi pecinta alam yang berpengalaman mengelola kegiatan tersebut.
"Jadi kalau mau jadi pembimbing mesti ikut jalan, jangan main orang bikin rute-rute tapi nggak pernah survei. Kalau sekolah nggak siap harus pakai organisasi, pakai clubnya Aranyacala Trisakti atau Mapala UI, pakai mereka supaya turun, latihkan kelompok. Jadi pembimbing tuh ada tentara atau siapa," tegas Ahok.
Terkait dengan unsur kekerasan yang potensial terjadi dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler pecinta alam, Ahok menekankan pentingnya ketegasan pihak sekolah dalam mengatasi hal ini.
"Kalau ada yang membully gitu harus dikeluarin, udah sok. Itu udah kayak gaya preman, gaya mafia lama-lama," kata Ahok kesal.
Pendapat Ahok tepat. Banyak fakta mengatakan pecinta alam kadang mengabaikan faktor keselamatan.
Dalam kasus kematian Arfiand, polisi menilai rute yang ditempuh terlalu berat untuk ukuran siswa SMA. Apalagi ternyata Arfiand dan beberapa rekannya sama sekali belum pernah mendaki gunung.
Seharusnya panitia tahu kondisi peserta petualangan. Kegiatan outbond pun harusnya tak diisi dengan pemukulan dan kekerasan. Tapi mengajarkan seorang pemuda teknik bertualang dan bertahan hidup di alam bebas.
-
Apa bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Kapan kaki seribu sering terlambat sekolah? Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan di sekolah? Korban diduga telah melakukan pelecehan terhadap para siswi di sekolah.
-
Kenapa ucapan kelulusan sekolah dianggap penting? Ucapan tersebut juga menjadi penyemangat untuk membantu mereka ketika mereka memulai tahap kehidupan selanjutnya.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Kenapa perpisahan sekolah bisa dianggap 'menyakitkan'? Goodbyes breed a sort of distaste for whomever you say goodbye to; this hurts, you feel, this must not happen again. (Perpisahan menimbulkan semacam ketidaksukaan bagi siapa pun yang Anda ucapkan selamat tinggal; ini menyakitkan, Anda merasa, ini tidak boleh terjadi lagi)
Mereka disiapkan untuk jadi petualang, bukan petinju atau pembunuh.