Kepercayaan Warga Jeneponto, 5 Kali Antar Kerabat Berangkat Haji bisa Menyusul ke Tanah Suci
Jemaah haji bahkan diantar kerabat menggunakan puluhan mobil dari Janeponto sampai ke Asrama Haji Sudiang Makassar.
Jalan Asrama Haji, Kelurahan Pai, Kota Makassar dipadati puluhan mobil pengantar jemaah haji asal Jeneponto yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 36 Embarkasi Makassar.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan jemaah haji melempar jumrah? Prosesi ini dilakukan pada hari-hari tertentu dalam perjalanan haji.
-
Kapan calon jamaah haji plus berangkat? Dalam hal waktu tunggu, periode untuk haji plus biasanya lebih singkat dibandingkan haji reguler.Akibatnya, biaya untuk program haji plus cenderung lebih tinggi.
-
Siapa yang membentuk pasukan Jannisari? Jannisari atau Yeŋiçeri Dalam Bahasa Turki, Berarti Tentara Baru, Dibentuk Pada Abad ke-14.
-
Mengapa gerakan janin penting? Gerakan janin memberi kita wawasan tentang bagaimana perkembangan bayi di antara kunjungan medis. Gerakan janin yang baik membantu kita merasa yakin, sedangkan penurunan gerakan janin dapat menjadi tanda bahwa evaluasi medis diperlukan," terang Dr. Ashley Parr, seorang dokter kandungan berbasis di California, dilansir dari Parents.
-
Kenapa Jurig Jarian muncul? Legenda ini mengisahkan bahwa Jurig Jarian adalah hasil energi negatif yang berkumpul di lokasi tersebut.
Kepercayaan Warga Jeneponto, 5 Kali Antar Kerabat Berangkat Haji bisa Menyusul ke Tanah Suci
Bertumpuknya pengantar jemaah haji asal Jeneponto di Asrama Haji Sudiang Makassar tak terlepas dari adanya keyakinan berkah melihat langsung kerabatnya berangkat ke Tanah Suci, Mekkah, Arab Saudi.
Tak sedikit masyarakat Jeneponto yang percaya jika mengantar keberangkatan jemaah haji sebanyak lima kali, maka orang tersebut juga bisa berangkat haji beberapa tahun ke depan.
Salah satu pengantar jemaah haji, Samsinar rela menempuh perjalanan sekitar 120 kilometer dari kampung halamannya Desa Rumbia, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto ke Asrama Haji Sudiang Makassar. Samsinar mengaku rela mengantar dan melihat saudaranya yang berangkat haji tahun ini.
"Saya dari Desa Rumbia. Saya mengantar om dan sepupu," ujarnya kepada wartawan, Jumat (7/6)
Samsinar mengaku datang ke Asrama Haji Sudiang bersama keluarga dan tetangganya.
Setidaknya ada 20 mobil mengangkut keluarga dan kerabatnya.
"Lebih 20 mobil ke sini mengantar dan ini saya baru mengantar pertama kali. Saya terharu melihat keluarga berangkat (haji)," tuturnya.
Hal senada disampaikan Suti (45). Dia mengaku datang ke Asrama Haji Sudiang bersama keluarga dan kerabatnya dengan menaiki 20 mobil dari Kabupaten Jeneponto. Suti menyebut tahun ini ada dua keluarganya yang mendapatkan kesempatan berangkat haji ke Tanah Suci.
"Dari Jeneponto, rencana mau menginap di bagian belakang, sudah sewa rumah. Banyak ke sini hampir 20 mobil," tuturnya.
Suti mengaku antusiasme mengantar keluarga yang akan berangkat berhaji sudah seperti budaya bagi masyarakat Jeneponto. Dia mengakui ada keyakinan masyarakat Jeneponto jika mengantar jemaah haji, maka dirinya ke depan juga bisa berangkat haji.
"Keluarga rela menunggu sampai (jemaah haji) berangkat. Iya, ada budaya dan tradisi mengharumkan nama keluarga, ini keluarga besar," tuturnya.
Dia mengaku setiap tahun rela mengantar sanak keluarga atau kerabatnya yang berangkat berhaji. Hal itu demi mengejar berkah dan doa kepada jemaah haji yang diatarnya agar bisa menyusul bisa berangkat ke Tanah Suci, Mekkah, Arab Saudi untuk berhaji.
"Kalau saya tiap tahun mengantar kalau ada keluarga. Baku antar jaki (saling mengantar)," tutur Suti.
"Kita minta doa dan berniat mengantar (agar) bisa juga berangkat haji," lanjutnya.
Dia mengaku tak kaget banyaknya pengantar saat jemaah haji asal Jeneponto masuk Asrama Haji Sudiang Makassar. Bahkan, hal biasa jika pengantar jemaah haji harus tidur di pinggir jalan atau parkiran hanya beralaskan tikar.
"Itu sudah biasa kalau malam tidur di pinggir jalan atau parkiran hanya dengan tikar. Kalau kami menyewa rumah di belakang untuk istirahat," tuturnya.
Sementara itu Kepala Seksi Bimas Islam Kementerian Agama Jeneponto Baharuddin Awin menyatakan, memang ada keyakinan warga Jeneponto jika lima kali mengantar keluarga atau kerabat berangkat haji, ke depan akan diantar juga.
"Mereka punya keyakinan kalau sudah mengantar sampai lima kali, insyaallah akan diantar juga. Itu filofosinya," tuturnya.
Faktor lainnya yang membuat Asrama Haji Sudiang Makassar ramai pengantar saat jemaah haji asal Jeneponto datang, kata Baharuddin, faktor balas budi.
"Kedua, ada orang yang sudah diantar dia merasa malu kalau tidak ikut mengantar. Sistem balas budi," bebernya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Jeneponto M Arifin Nur mengaku Pemkab Jeneponto sudah selalu mengimbau kepada keluarga jemaah haji untuk tidak ikut mengantar sampai ke Asrama Haji Sudiang Makassar.
"Pemerintah daerah sudah mengimbau bahwa untuk pengantar jemaah tidak ke Makassar. Setelah mengatar di Masjid Agung Jenenponto, namun mereka tetap datang (ke Asrama Haji Sudiang)," bebernya.
Arifin mengaku banyaknya pengantar jemaah haji asal Jeneponto merupakan bentuk kekeluargaan yang sangat erat. Bahkan, Arifin menyebut mengantar jemaah haji hingga berangkat ke Tanah Suci, Arab Saudi, sudah menjadi budaya.
"Itulah bagian dari kekeluargaan, jadi bukan orang Jeneponto kalau tidak ramai. Itu ciri khas orang Jeneponto, apa dia sakit atau jemaah haji sudah menjadi kerarifan lokal," pungkasnya.
Sekadar diketahui, 450 jemaah haji kloter 36 Embarkasi Makassar telah masuk di Asrama Haji Sudiang pada Kamis malam (6/6) kemarin. Kloter 36 sendiri mayoritas dari Kabupaten Jeneponto sebanyak 365 orang dan Gowa sebanyak 78 orang.
Rencananya, kloter 36 akan diberangkatkan ke Jeddah, Arab Saudi pada pukul 22.30 Wita, Jumat (7/6) nanti.