Kisah-kisah tragis ibu bunuh diri gara-gara tak mampu bayar utang
Mereka bunuh diri karena terhimpit ekonomi
Biaya hidup yang semakin hari semakin mahal tak jarang membuat banyak orang stres. Bahkan banyak yang berujung bunuh diri karena tak kuat menahan beban hidup.
Tak hanya dilakukan oleh para pria yang sudah menjadi tanggung jawab menghidupi keluarga. Ditemukan juga banyak kasus para ibu rumah tangga nekat mengakhiri hidup karena himpitan ekonomi dan terbelit utang.
Bahkan ada juga ibu yang rela mengajak anak-anaknya saat ingin bunuh diri. Berikut kisah-kisah tragis para ibu bunuh diri karena tak kuat beban hidup, dihimpun merdeka.com, Sabtu (14/11):
-
Kenapa Buleng digemari? Warga menyukai Buleng lantaran penampilannya yang menyenangkan, dengan suguhan musik tradisional Betawi, Gambang Kromong.
-
Kapan tongtrong dibunyikan? Jika waktu menunjukkan pukul 17.00 WIB sore, maka tongtrong akan dibunyikan sebanyak lima kali. Begitu seterusnya.
-
Kapan gua tersebut tertutup? Gua tersebut diduga telah ditutup selama 3.300 tahun sejak zaman Firaun Ramses II, penguasa Mesir Kuno dengan wilayah kekuasaan yang mencakup pesisir Mediterania dan Sungai Nil.
-
Kapan gua itu ditutup? Gua tersebut diduga telah ditutup selama 3.300 tahun sejak zaman Firaun Ramses II, penguasa Mesir Kuno dengan wilayah kekuasaan yang mencakup pesisir Mediterania dan Sungai Nil.
-
Kapan bintang-bintang mati? Setiap Tahun, Ada Segini Bintang yang Mati di Galaksi Bima Sakti Bintang pun bisa hancur setiap tahunnya dan melakukan "regenerasi". Komposisi bintang di langit terus berganti seiring dengan perkembangan waktu.
-
Bagaimana Buleng dilakukan? Buleng diawali dengan memperkenalkan judul cerita, dilanjutkan dengan menyebutkan silsilah raja, menggambarkan sekilas keadaan kerajaan, menggambarkan konflik-konflik yang terdapat dalam cerita, lalu diakhiri dengan penjelasan pesan moral yang terkandung dalam cerita.
Terlilit utang, Wati ajak anaknya usia 9 tahun tenggak racun
Seorang ibu dan anak ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di dalam kamar tidur rumah kontrakannya, di Kampung Blosong, Desa Serdang, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten, Kamis (12/11).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Korban diketahui bernama Wati (50) dan anaknya yang masih duduk di bangku kelas tiga Sekolah Dasar (SD) bernama Rizal (9).
Korban pertama kali ditemukan oleh sang suami bernama Maeni (50), yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir angkot. Saat itu sang suami curiga, pintu kontrakan kondisi terkunci dari dalam. Dirinya yang mengalami kesulitan untuk masuk ke dalam kontrakan, meminta warga sekitar untuk membantunya.
Akhirnya dirinya bersama sejumlah warga membuka paksa pintu dan setelah berhasil membuka pintu sang suami bersama sejumlah warga terkejut melihat sang istri dan anaknya sudah terbujur kaku di atas kasur kamar tidurnya. Warga langsung melapor ke polisi, dan kedua jenazah korban langsung dibawa ke RSUD Serang untuk menjalani autopsi.
Kasat Reskrim Polres Serang AKP Arrizal Samelino mengatakan, setelah pihaknya melakukan penyelidikan di lokasi kejadian, menemukan serbuk yang diduga racun tikus tergeletak tak jauh dari kedua jenazah korban.
"Temuan kita di tempat kejadian perkara, ada semacam bungkusan tulisan China. Ada gambar tikus di dekat tubuh korban," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Serang AKP Arrizal Samelino.
Arrizal mengungkapkan, pihaknya hingga kini masih menyelidiki penyebab kematian kedua korban, namun berdasarkan keterangan sejumlah saksi-saksi di lokasi kejadian korban diketahui terlilit utang.
"Bahwa korban banyak utangnya," jelasnya.
Stres himpitan ekonomi, Meiske gantung diri
Diduga karena tak kuat menjalani tekanan hidup, Meiske Manopo (43), seorang ibu rumah tangga asal Kelurahan Buha Lingkungan I, Kecamatan Mapanget, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Peristiwa nahas itu terjadi Sabtu 20 Juni 2015 sekitar Pukul 08.00 WITA di dalam kamar rumah korban.
Menurut suami korban, istrinya ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa dengan seutas tali nilon berwarna putih-kuning yang melingkar di lehernya dan dikaitkan di sela-sela balok kamar tidurnya.
"Korban akan langsung kita makamkan dan keluarga menolak di autopsi," ujar salah seorang keluarga korban.
Petugas yang tiba di lokasi lalu melakukan olah TKP. Tidak ditemukan ada tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban.
"Peristiwa ini murni bunuh diri. Motifnya masih akan kita cari tahu," kata Kasubag Humas Polresta Manado AKP Bartholomeus Dambe.
Adapun sejumlah informasi yang berkembang di masyarakat, menyebut korban mengalami stres karena himpitan ekonomi hingga akhirnya nekat mengakhiri hidup dengan cara seperti itu.
Usaha bangkrut, satu keluarga bunuh diri bareng
Warga Kompleks Perumahan Duta Bahagia, Pekalongan, Jawa Tengah digegerkan penemuan mayat. Ibu dan anak tewas mengenaskan di dalam rumah perumahan elite tersebut.
Kasat Reskrim Polres Pekalongan Kota Ajun Komisaris Polisi (AKP) Bambang Purnomo menyatakan kedua korban ibu dan anak tersebut adalah Lina (41) dan Dani (11).
"Berdasarkan dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di rumah korban, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa racun serangga dan gelas. Racun serangga tersebut diduga sengaja dikonsumsi oleh keduanya untuk mengakhiri hidup mereka," tegasnya.
Selain mereka berdua, di lokasi terpisah yakni di Hotel Langen Kota Cirebon, Jawa Barat juga ditemukan 2 korban tewas yakni Anita (58) yang merupakan nenek Dani dan Rudito (39) paman Dani. Sementara Salsa (38) pacar Rudito saat ini masih kritis dan harus menjalani perawatan di RS Pelabuhan Kota Cirebon, Jawa Barat.
Bambang mengungkapkan empat orang korban tewas keracunan tersebut adalah satu keluarga. Sebelum bunuh diri, mereka pergi ke kota Cirebon dan sempat bertemu di sebuah restoran untuk makan malam.
Kemudian Lina dan anaknya pulang ke rumah di Perum Duta Bahagia Pekalongan. Sementara Anita, Rudito dan Salsa pergi ke Cirebon.
Bambang menambahkan, aksi nekat dilakukan karena masalah ekonomi. Usaha toko material yang sudah berjalan puluhan tahun, terlilit utang hingga bangkrut.
Sejumlah tetangga merasa kaget dengan kabar bunuh diri yang dilakukan oleh keluarga tersebut. Warga menilai keluarga tersebut dikenal baik dan sangat mudah bergaul dengan orang.
"Warga mengetahui kabar tersebut setelah Jumat dini hari ada sejumlah mobil polisi parkir di depan rumah mereka. Setelah ditelusuri ternyata keluarga tersebut tewas di dua tempat berbeda karena bunuh diri," ungkapnya.
Adri seorang satpam perumahan mengatakan, tidak ada kecurigaan apapun. Bahkan saat ia dan rekannya melakukan patroli di komplek perumahan tidak melihat kejadian apapun. Dia baru tahu setelah polisi datang menanyakan alamat korban.
Untuk mengurus kepulangan jenazah Anita dan Rudito, pihak kepolisian setempat telah melakukan koordinasi dengan Polres Cirebon. Rencananya, kedua jenazah dari Cirebon akan diambil hari ini dan disemayamkan di rumah duka di Jalan Tentram Perum Duta Bahagia, Pekalongan Utara, Jawa Tengah.