Kisah lelaki pembagi kondom di pelacuran Bali
"Kalau bule itu sudah pasti minta pakai kondom. Kalau orang lokal yang agak sulit. Katanya kurang enaklah," kata Heri.
Jelang tengah malam Lokalisasi Danau Tempe, Sanur, Bali sudah ramai oleh pengunjung. Di lorong-lorong sempit dan remang-remang, para pekerja seks komersial (PSK) tampak berbincang dengan pelanggan mereka.
Sebagian lagi masih duduk, atau sibuk merias diri. Menunggu lelaki yang mengajak mereka kencan dengan imbalan selembar Rp 100.000 sekali masuk kamar.
Heri Utomo (48) malam itu mengunjungi lokalisasi kelas teri tersebut. Heri sudah belasan tahun bergaul akrab dengan para wanita malam. Dia aktivis anti-AIDS dari Yayasan Kertipraja.
"Mas Heri, bagi kondomnya mas. Punyaku habis," kata Dewi, salah satu PSK.
Heri mendekat, berbincang dengan PSK itu. Menanyakan kesehatan dan memberikan dua pak kondom isi empat.
"Kurang, mas. Lagi dong," rayu Dewi yang berdandan seronok malam itu.
Heri pun memberikan satu pak kondom lagi. Dia berkeliling dari satu pondok ke pondok lain malam itu untuk memberikan kondom gratis.
"Saya memberikan kondom gratis untuk pencegahan. Selain itu memberi penyuluhan, Yayasan Kertipraja juga melakukan tes kesehatan dan merawat orang-orang yang tertular HIV," kata Heri pada merdeka.com yang ikut blusukan masuk Lokalisasi Danau Tempe, Sabtu (19/10).
Obat ARV atau antiretriviral tak bisa menyembuhkan HIV/AIDS, tetapi mencegah virus berkembang biak. Orang yang terinfeksi pun tak kehilangan daya tahan tubuh selama mengonsumsi obat ini.
Heri mengaku mendapat bantuan dari pemerintah dan LSM luar negeri untuk menangani penyakit HIV/AIDS di Bali. Termasuk untuk kondom dan obat ARV.
"Penderita yang kami tangani sekitar 200 orang. Kebanyakan penyebaran karena hubungan seksual," kata dia.
Menurutnya, PSK kelas rendah justru paling rentan. Konsumen mereka belum seluruhnya sadar menggunakan kondom.
"Kalau bule itu sudah pasti minta pakai kondom. Kalau orang lokal yang agak sulit. Katanya kurang enaklah, kagoklah," beber ayah tiga anak ini.
Awalnya, sekitar tahun 1999, Heri mengurusi masalah penyakit kelamin. Tetapi karena HIV/AIDS makin marak, sejak 2004, dia ikut terjun mencegah dan mengobati HIV.
Saat itu masuk ke lokalisasi cukup sulit. Para germo dan PSK menolak. Teman Heri bahkan mau dipukul oleh preman yang menjaga pelacuran.
Butuh pendekatan khusus untuk mendekati PSK. Pelan-pelan kehadiran Heri bisa diterima dengan baik. Kini para PSK mengaku sangat terbantu dengan Heri.
"Saya kenal Mas Heri sudah lama, hampir 11 tahun. Orangnya baik," kata Nina, seorang PSK yang mangkal di Danau Tempe.
Para penjaga lokalisasi pun sudah akrab dengan Heri. Bahkan Heri kadang dipanggil Pak Dokter. Lulusan Antropologi Universitas Udayana itu pun selalu menolak.
"Saya bukan dokter," katanya.
Heri juga membagikan kondom dan melakukan tes pada wanita yang bekerja di panti pijat, karaoke dan salon. Mereka pelacur terselubung yang bisa melayani pelanggan jika diminta.
Para wanita itu pun selalu berterima kasih pada pria yang selalu membawakan kondom untuk mereka.
Baca juga:
Biar bisa digaet turis asing, PSK di Bali rela 'memancing'
Potret suram pelacuran kelas teri di Bali
Disebut sampah masyarakat, 11 wanita penghibur laporkan polisi
5 Kelas prostitusi di Bali
Bali rasa Banyuwangi di pelacuran kelas teri
-
Apa yang diharapkan dari pungutan wisatawan asing di Bali? Rektor Unud: Pungutan Wisman Harus Tingkatkan Kualitas Pariwisata Bali Babak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali. Terkait hal itu, Rektor Universitas Udayana Ngakan Putu Gede Suardana berharap, pungutan akan dibarengi dengan peningkatan kualitas pariwisata Bali.
-
Siapa yang memukau dengan kecantikan alaminya di Bali? Saat liburan di Bali, Prilly Latuconsina memukau dengan kecantikan alaminya dalam beberapa foto terbaru di Instagram pribadinya.
-
Siapa yang memviralkan video anggota Polantas di Bali? Viral Video Polantas di Bali Disuap USD100, Polisi Telusuri Bule Pengunggahnya Polda Bali menelusuri warga negara asing (WNA) atau turis mancanegara yang mengunggah video anggota Polisi Lalu Lintas atau Polantas yang diakui dia suap USD100 untuk mengawalnya di Bali.
-
Apa yang dilakukan Selvi Kitty di Bali? Baru-baru ini, Selvi Kitty terlihat di Bali, menyusuri jalanan dengan moge di sela aktivitasnya.
-
Dimana rumah penadah di Bali? Dari penyelidikan itu kemudian diduga rumah penadah sindikat jual beli bayi itu ada di Tabanan, Bali.
-
Siapa saja yang disebut sebagai Wali Pitu di Bali? Habib Toyyib Zaen menyebut Wali Pitu Bali yakni sebagai berikut: 1. Raden Mas Sepuh/Pangeran Mangkuningrat (Keramat Pantai Seseh, Kabupaten Badung) 2. Habib Umar bin Maulana Yusuf Al Maghribi (Keramat Bukit Bedugul, Kabupaten Tabanan) 3. Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar bin Abu Bakar Al Hamid di (Keramat Pantai Kusamba, Kabupaten Klungkung) 4. Habib Ali Zainal Abidin Al Idrus (Keramat Bungaya, Kabupaten Karangasem) 5. Syekh Maulana Yusuf Al Baghdi Al Maghribi (Keramat Karangasem) 6. Syekh Abdul Qodir Muhammad (Keramat Karangrupit, Kabupaten Buleleng) 7. Habib Ali bin Umar Bafaqih (Keramat Loloan Barat, Kabupaten Jembrana).