Kolam Bekas Tambang Batu Bara di Kaltim Renggut Nyawa 41 Anak
Kematian Az (11) yang ditemukan tewas mengambang di kolam yang diduga bekas galian tambang batu bara di Rinding, Kecamatan Teluk Bayur, Berau, Kalimantan Timur, Minggu (9/10), menambah panjang daftar anak yang tewas di bekas galian tambang di daerah itu. Para aktivis mencatat total korban sudah mencapai 41 anak.
Kematian Az (11) yang ditemukan tewas mengambang di kolam yang diduga bekas galian tambang batu bara di Rinding, Kecamatan Teluk Bayur, Berau, Kalimantan Timur, Minggu (9/10), menambah panjang daftar anak yang tewas di bekas galian tambang di daerah itu. Para aktivis mencatat total korban sudah mencapai 41 anak.
Bupati Berau Sri Juniarsih menduga kuat kolam yang menjadi lokasi penemuan Az merupakan bekas galian tambang batu bara ilegal. Sementara polisi tengah menyelidiki kematian Az.
-
Di mana tepatnya penemuan mineral tersebut? Survei baru yang dilaksanakan The Nippon Foundation bekerja sama dengan Universitas Tokyo menemukan bahwa dasar laut di sekitar pulau Minami-Tori-shima menampung sekitar 610.000 metrik ton kobalt dan 740.000 metrik ton nikel.
-
Dimana lokasi Tambang Batu Bara Ombilin? Inilah tambang Ombilin yang berlokasi di lembah Bukit Barisan.Tambang yang dikelilingi bukit Polan, Pari, dan Mato ini jaraknya sekitar 70 kilometer dari ibukota Sumatera Barat, Padang.
-
Di mana tambang batu bara Ombilin terletak? Tambang Bawah Tanah Tambang Batu Bara Ombilin terletak di Kota Sawahlunto, di sepanjang pegunungan Bukit Barisan.
-
Apa yang ditemukan tim gabungan di area tambang batu bara? Tim gabungan berhasil mengevakuasi satu dari dua Orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus), sedangkan anak orangutan masih dalam proses pencarian, karena bergerak cepat memisahkan diri dari induknya saat dievakuasi.
-
Apa itu Tembang Batanghari Sembilan? Tembang Batanghari Sembilan adalah jenis musik tradisional yang menggunakan vokal manusia dan gitar akustik. Musik ini memiliki ciri khas yang unik dari daerahnya sendiri.
-
Apa itu Tambua Tasa? Sebuah kesenian tradisional dari Pariaman ini dimainkan oleh grup musik penabuh gendang, yaitu Gandang Tambua dan Gandang Tasa.
Jenazah Az telah dimakamkan keluarganya. Polisi memastikan korban adalah anak yang dilaporkan hilang sehari sebelumnya, Sabtu (8/10). Kabar hilangnya bocah diunggah keluarganya melalui media sosial, lengkap dengan ciri pakaian terakhir dikenakannya.
"Iya, informasi yang saya dapat sempat hilang hari Sabtu. Di mana korban belum ada yang tahu sampai dengan ditemukan meninggal Minggu pagi," kata Kasat Reskrim Polres Berau Iptu Ardian Rahayu dikonfirmasi merdeka.com, Senin (10/10).
Keluarga Korban Lapor ke Polres Berau
Orang tua korban hari ini melapor ke Polres Berau seusai pemakaman. Meski jasadnya berada di kolam, polisi belum bisa memastikan korban meninggal tenggelam.
"Keluarga melaporkan atas kejadian itu. Kita kan belum tahu motifnya maka kita masih lakukan pemeriksaan dan penyelidikan. Iya itu (masih dugaan korban meninggal tenggelam di kolam)," ujar Ardian.
Kolam itu dikelilingi pagar seng. Meski bocah itu ditemukan meninggal di kolam, Ardian belum bisa memastikan kolam itu bekas galian tambang batu bara. "Kita belum tahu. Maka dari itu kita masih selidiki. Karena informasi didapat, seng itu dirusak anak-anak," kata Ardian.
Korban Terbanyak di Kutai Kartanegara dan Samarinda
Dalam catatan pegiat Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur, kematian bocah Az di Berau menjadi korban ke-41 anak yang meninggal di kolam bekas tambang batu bara.
"Terbanyak ada di dua wilayah kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda," kata Dinamisator Jatam Kalimantan Timur Mareta Sari dikonfirmasi merdeka.com.
Jatam menilai sejauh ini pemerintah dan kepolisian belum menunjukkan upaya serius untuk menindak aktivitas tambang yang meninggalkan lubang menganga yang kemudian menjadi kolam di Kalimantan Timur.
"Di Berau, ada 93 izin usaha pertambangan dan 1 PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu bara). Untuk kejadian di Berau ini kami duga tambang ilegal karena tidak masuk konsesi itu," ujar Mareta.
Bupati Kunjungi Rumah Duka
Bupati Berau Sri Juniarsih berkunjung ke rumah duka korban di Jalan Sahrai, Rinding, kecamatan Teluk Bayur, Minggu (9/10) malam. Sri menduga kuat lokasi kolam ditemukannya korban itu adalah bekas galian tambang.
"Apalagi mereka tidak punya kantor juga kan? Saya lihat itu cukup lama galiannya. Kalau untuk menutup aktivitasnya itu adalah kewenangan aparat hukum. Dan saya kira kita sudah tahu semua, aktivitas tambang ilegal di Berau ini seperti apa," kata Juniarsih kepada wartawan di Tanjung Redeb.
Diberitakan sebelumnya, warga menemukan jasad anak mengambang di kolam kawasan dekat permukiman di Rinding, Teluk Bayur, Berau, Minggu (9/10) pagi. Belakangan bocah itu diidentifikasi sebagai Az, murid kelas 3 SD di Berau, yang dilaporkan hilang Sabtu (8/10). Warga menyebut kolam itu bekas galian tambang batu bara.
(mdk/yan)