Komisi III DPR Yakin Gembong Narkoba Fredy Pratama Dibekuk Tahun Ini: Tinggal Tunggu Waktu
Polisi sebelumnya menangkap 8 jaringan Freddy Pratama di Lampung
Polisi sebelumnya menangkap 8 jaringan Freddy Pratama di Lampung
- Polri Sebut Jaringan Fredy Pratama Masih Aktif Edarkan Narkoba di Indonesia
- Fredy Pratama Terdeteksi Ubah Pola Penyelundupan Narkoba ke Indonesia
- Eks Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan Dijatuhi Hukuman Mati karena Loloskan Sabu Jaringan Fredy Pratama
- Polisi Tangkap 884 Orang Jaringan Freddy Pratama, Sita 10,2 Ton Sabu dan 116,346 Ribu Ekstasi
Komisi III DPR Yakin Gembong Narkoba Fredy Pratama Dibekuk Tahun Ini: Tinggal Tunggu Waktu
Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipidnarkoba) Bareskrim Polri melalui Operasi Escobar, berhasil menangkap delapan pengedar narkoba jaringan Fredy Pratama pada awal Januari 2024.
Penangkapan jaringan gembong narkoba paling dicari di Indoenesia tersebut dilakukan di Lampung.
Dirtipidnarkoba Bareksrim Polri Brigjen Mukti Juharsa, Kamis (1/2), mengatakan, pihaknya optimis bisa menangkap Fredy Pratama di tahun 2024 ini.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menilai, jika Polri bersungguh-sungguh, pasti tak susah untuk menangkap gembong narkoba itu.
“Saya yakin 100 persen kalau Polri bisa segera tangkap gembong narkoba Fredy Pratama di tahun ini. Bahkan kalau bersungguh-sungguh, tengah tahun ini pun saya kira bisa. Karena dari laporan kan lokasinya sudah terdeteksi, ‘kaki-tangan’nya pun sudah banyak yang kita tangkap," ujar Sahroni.
"Berarti tinggal menunggu waktu sampai Polri tangkap bandar utamanya,” ujar Sahroni, Rabu (7/2).
Lebih lanjut, Sahroni ingin Fredy Pratama segera ditangkap lantaran permasalahan narkoba di Indonesia kian mengkhawatirkan.
Menurutnya, Fredy Pratama harus bertanggung jawab atas perlakuannya yang telah merusak banyak anak muda di Indonesia.
“Karena selama ini dia seenaknya mengendalikan barang haram tersebut dari luar (negeri) sana. Ini kan selalu yang bikin repot pemberantasan di dalam negeri,” tegas Sahroni.
“Ujung-ujungnya yang rugi siapa? Ya jelas, kita bangsa Indonesia. Anak-anak muda kita jadi rusak, bahkan banyak yang meninggal karena narkoba ini. Jadi ini kejahatan berat dan harus segera diadili,” tambah Sahroni.
Maka dari itu, menurut Sahroni, untuk menekan angka peredaran dan penggunaan narkoba di Indonesia, pelaku utama tersebut mutlak harus ditangkap.
Karena jika tidak, pasokan dari luar akan terus menghantui pemberantasan di dalam negeri.
“Karena yang selama ini kita tangkap kan hanya anak buahnya, yang kalau ketangkap bisa diganti sesuka hati sama dia. Nah makanya biar tuntas, kita tangkap langsung bandar utamanya,” tutup Sahroni.