Kronologi Kerusuhan di Tambang Nikel: 1 WNI-1 WNA Tewas, 17 Pekerja Lokal Tersangka
Kerusuhan pecah di Tambang Nikel di Morowali Utara. Diawali unjuk rasa puluhan karyawan di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) pada Sabtu (14/1). Akibat demo maut ini, Dua orang meninggal dunia. 2 WNI dan 1 WNA. Tambang tersebut diketahui memang banyak mempekerjakan tenaga asing.
Kerusuhan pecah di Tambang Nikel di Morowali Utara. Diawali unjuk rasa puluhan karyawan di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) pada Sabtu (14/1). Akibat demo maut ini, Dua orang meninggal dunia. 1 WNI dan 1 WNA. Tambang tersebut diketahui memang banyak mempekerjakan tenaga asing.
Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Didik Supranoto mengungkap, kronologi kerusuhan berawal saat unjuk rasa dilakukan setidaknya 300 karyawan PT GNI. Demo digelar di dua lokasi yakni Pos 4 dan 5.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
"Pertemuan di Kantor Disnakertrans Morut dihadiri SPN (Serikat Pekerja Nasional), PT GNI, dan PT SEI. Tapi pertemuan itu tidak menemukan kesepakatan," ungkap Didik.
Didik menyampaikan dalam unjuk rasa tersebut, serikat pekerja menyampaikan tuntutan kepada perusahaan seperti terkait penerapan prosedur keselamatan kerja. Pekerja juga menuntut agar perusahaan memberikan alat pelindung diri (APD) lengkap yang sesuai standar jenis pekerjaan.
"Mereka menuntut agar perusahaan membuat aturan. Mereka juga menolak adanya pemotongan upah yang tidak jelas. Meminta menghentikan PKWT yang sifatnya tetap," ujar Didik.
Tak hanya itu, para pendemo juga meminta kepada PT GNI dan SEI untuk mempekerjakan kembali karyawan yang kontraknya habis atau diputus akibat mogok kerja yang dilakukan sebelumnya. Tuntutan lainnya, meminta pihak perusahaan untuk memasang sirkulasi udara di gudang dan smelter agar tidak berdebu.
"Dalam tuntutannya, pekerja ini juga menyinggung soal kejadian meninggalnya dua karyawan yakni Made dan Nirwana Selle akibat ledakan smelter beberapa waktu lalu. Mereka mempertanyakan hak yang harus dibayarkan perusahaan kepada kedua keluarga korban," sebutnya.
Kerusuhan pertama kali pecah ada pukul 19.40 Wita, Sabtu (14/1) di area masuk pos 4 PT GNI. Massa sekitar 500 orang melakukan pelemparan dan perusakan.
"Kejadian itu dipicu karena sekuriti melakukan penghalangan jalan masuk ke pos 4. Akibatnya mereka melawan, sehingga melakukan pelemparan terhadap sekuriti dan juga melakukan perusakan fasilitas kantor," kata dia.
Setengah jam kemudian, kondisi semakin memanas saat massa menerobos masuk pos 4 PT GNI. Massa yang menerobos langsung melakukan pembakaran sebua mess karyawan.
"Mess karyawan yang letaknya di belakang pos 4 terbakar. Kami bersama TNI memukul mundur massa," kata dia.
Saat kondisi di pos 4 mulai kondusif, bentrokan terjadi di area smelter 1 PT GNI. Didik menyebut bentrokan terjadi akibat adanya karyawan divisi Dump Truck melakukan aksi mogok.
"Saat dilakukan pengawalan oleh Polres Morut, ternyata ada karyawan yang tidak mengikuti. Dan saat melintas di area smelter 1 PT GNI terjadi bentrok," kata dia.
Akibat bentrok tesebut, tiga orang karyawan mengalami luka-luka dan sejumlah kendaraan roda dua dirusak. Di saat bersamaan terjadi saling kejar dan lempar.
"Iya ada korban meninggal 1 orang TKI dan 1 orang TKA. Kemudian ada tiga orang pekerja yang mengalami luka-luka," katanya.
Didik menambahkan, kerusuhan terjadi hingga tengah malam. Bahkan polisi dan TNI harus menembakkan gas air mata untuk membubarkan aksi di mess PLTU PT GNI. "Pada pukul 02.00 Wita kondisi semakin kondusif. Karyawan pun membubarkan diri," ucapnya.
Narasi Hoaks di Media Sosial
Bupati Morowali Utara (Morut) Delis Julkasson Hehi meluruskan kerusuhan yang terjadi di PT GNI bukan karena tenaga kerja asing (TKA) menyerang tenaga kerja lokal. Ia menyebut informasi tersebut tidak benar dan ada pihak yang ingin memanfaatkan sehingga terjadi pengerusakan dan penjarahan.
"Mohon diluruskan informasi yang mengatakan TKA menyerang duluan TKI, sehingga terjadi bentrok. Ada oknum yang memanfaatkan kesempatan untuk melakukan pengerusakan dan penjarahan di asrama karyawan putri TKI," tegasnya.
Delis mengecam terjadinya kerusuhan di PT GNI. "Saya sangat menyesalkan bahkan mengecam keras aksi yang ditengarai dipicu oleh para provokator dari luar yang membawa agenda-agenda lain," ujar Delis.
Bupati Morut menduga, aksi anarkistis tersebut dipicu oleh provokator dari luar kepentingan kesejahteraan karyawan dan keberlangsungan industri nikel dengan membawa agenda-agenda mereka.
"Kami tidak ingin suasana tentram dan damai yang selama ini terjaga di Morut, dirusak oleh para provokator. Kami menginginkan kehadiran investor untuk mengelola potensi daerah bagi kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
17 Tersangka
Buntut dari kasus ini, Polisi menetapkan 17 tersangka kasus perusakan dan pembakaran saat unjuk rasa tersebut. Polisi sebelumnya menangkap 70 orang dalam kerusuhan di PT GNI tersebut.
Didik menjelaskan, 33 dari 70 orang diamankan telah diperiksa. Dari 33 orang sudah diperiksa, 17 orang telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Jadi 17 orang itu ditetapkan sebagai tersangka. Kemudian yang 16 orang dikenakan wajib lapor karena tidak memenuhi unsur pidana," ujar Didik, Senin (16/1).
Didik mengatakan, 17 orang itu ditetapkan sebagai tersangka perusakan dan pembakaran merupakan karyawan lokal PT GNI. Didik juga mengungkapkan tidak menutup kemungkinan jumlah tersangka akan bertambah, mengingat 37 orang sampai saat ini masih diperiksa.
"Kemudian yang lainnya (37 orang) dalam proses pemeriksaan. Yang ditetapkan tersangka dari pihak TKI (pekerja lokal), karena mereka melakukan pengerusakan dan pembakaran," ujar dia.