Lapan sebut benda asing jatuh di Bengkulu kemungkinan besar meteorit
Benda jatuh kemungkinannya dua, sampah antariksa atau meteorit.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memberi penjelasan terkait kilatan cahaya disusul suara dentuman keras yang menggegerkan warga perbatasan Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang Provinsi Bengkulu. Berdasarkan pengamatan, Lapan menduga kuat fenomena tersebut adalah meteorit yang jatuh.
"Kalau itu betul ada benda yang jatuh, ya dugaan kuatnya tentu itu meteorit," kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin kepada merdeka.com, Rabu (28/10).
Terkait benda asing yang jatuh ke bumi, Thomas menjelaskan bahwa kemungkinannya ada dua. Yang pertama sampah antariksa dan kedua meteorit. Keduanya ini juga memiliki pola yang sama, dari bumi terlibat bercahaya, dan begitu sampai di permukaan tanah terjadi benturan hingga menghasilkan dentuman keras disertai getaran.
Berdasarkan data Lapan, sejak kemarin memang tidak ada informasi adanya sampah antariksa yang jatuh. "Jadi kemungkinan (sampah antariksa) itu bisa diabaikan," tuturnya.
Karena lokasi jatuhnya berada di hutan Bengkulu, Lapan mengatakan bakal sulit menemukannya. Terlebih lagi jika konturnya tanah gambut.
"Biasanya masuk tanah gambut akan masuk, itu sampai 1,5 meter seperti yang terjadi di Pontianak. Jadi di Bengkulu tampak sulit ditemukan," ujarnya.
Terkait benda asing yang jatuh di Bengkulu, Lapan tidak akan mengirim tim untuk memastikan dan mengevakuasinya. Karena bagi Lapan, meteorit bukan masuk klasifikasi benda yang berbahaya.
"Tim Lapan turun kalau objek itu berbahaya sehingga harus dievakuasi, itu kalau sampah antariksa. Tetapi karena meteorit tidak berbahaya, tim tidak dikirim," terang Thomas di ujung sambungan telepon.
Sebelumnya, warga perbatasan Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang Provinsi Bengkulu, Senin (26/10) malam dikejutkan suara dentuman keras yang diduga meteor jatuh. Sebelum terdengar dentuman keras, terlihat kilatan cahaya.
Warga Desa Pelalo, Kecamatan Curup Timur, Kabupaten Rejang Lebong, Gunardi, mengatakan sekira pukul 19.00 WIB, ia dan sejumlah rekannya melihat cahaya kilat di langit Rejang Lebong yang disusul dengan bunyi ledakan besar dari dalam hutan.
"Setelah kilatan itu lalu ada bunyi dentuman atau mirip ledakan keras, tapi kami tidak tahu posisinya," kata Gunardi.
Tidak hanya warga Desa Pelalo, warga di Desa Penanjung Panjang, Kabupaten Kepahiang yang berbatasan dengan Kabupaten Rejang Lebong juga membenarkan adanya kilatan di langit yang mirip dengan meteor.
Kepala Kepolisian Resor Kepahiang, AKBP Iskandar ZA saat dihubungi dari Bengkulu mengatakan sudah menurunkan personel untuk menyelidiki asal dentuman keras itu.
"Kami sudah menurunkan tim, diperkirakan lokasi benda jatuh itu di dalam hutan perbatasan Kepahiang dan Rejang Lebong," kata Iskandar.
Baca juga:
Kilatan jatuh disertai bunyi dentuman keras bikin geger Bengkulu
Benda asing yang jatuh di Rejang Lebong belum diketahui jenisnya
-
Bagaimana meteoroid bisa 'jatuh' ke Bumi? Saat meteorid menghantam satu sama lain di angkasa, serpihannya masuk ke Bumi. Serpihan tersebut, tersebar di langit dan jatuh di dataran Bumi.
-
Bagaimana hujan meteor terjadi? Hujan meteor pada dasarnya adalah puing-puing luar angkasa yang jatuh melalui atmosfer bumi, dan terbakar saat masuk ke atmosfer.
-
Bagaimana meteor menghantam Bulan? Dampak kecepatan tinggi itu menghasilkan panas yang hebat dan menciptakan kawah, sekaligus memberikan kilatan cahaya tampak cerah.
-
Dimana meteoroid berada sebelum 'jatuh' ke Bumi? Meteorid atau 'bintang jatuh', merupakan benda langit yang terlihat 'jatuh' di malam hari. Berbentuk bola gas panas dengan ukuran dan massa yang sangat besar. Bahkan ukurannya melebihi bumi.
-
Apa itu hujan meteor? Hujan meteor adalah suatu fenomena alam luar angkasa yang terjadi ketika meteor jatuh terbang di angkasa.
-
Kapan meteor itu menghantam Bulan? Pada 23 Februari 2023, seorang astronom Jepang menangkap kilatan meteor yang menabrak Bulan.