Malam mencekam di rumah tahanan Bengkulu
Penangkapan bandar narkoba di penjara diduga menjadi pemicu kerusuhan dan kebakaran.
Pada Jumat (25/3) sekitar pukul 21.30 WIB, suasana Rumah Tahanan (rutan) Negara Malabero di Kelurahan Sumur Meleleh, Kota Bengkulu, mencekam. Sebab, para narapidana di rutan tersebut membakar seluruh blok hunian, kecuali blok napi wanita. Akibatnya 5 napi tewas dalam peristiwa tersebut. Mereka adalah Agung Nugraha, Heru Biliantoro, Agus Purwanto, Hendra Nopiandi, dan Medi Satria.
Mereka melakukan aksi pembakaran itu lantaran salah satu tahanan yang diduga pengendali narkoba di dalam Rutan, diringkus Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bengkulu. Tak hanya itu, para napi pun sempat melakukan aksi pelemparan batu terhadap petugas BNNP.
Beruntung tak ada korban jiwa dari pihak petugas BNN. Hanya saja, beberapa anggotanya mengalami luka ringan akibat lemparan tersebut. "Tim selamat, walaupun ada yang kena batu dan bambu. Itu risiko kami," ucap Kepala BNNP Bengkulu Budiharso.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
-
Apa yang terjadi di gudang peluru di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Mengapa Benteng Kuto Besak dibangun? Benteng ini digagas oleh Sultan Mahmud Badaruddin I, Kesultanan Palembang pada abad 18.
-
Kapan Betandak Dangkong dipertunjukkan? Tarian tersebut biasanya akan ditampilkan ketika peringatan hari-hari besar Islam dan hari peringatan nasional.
-
Kapan Curug Bengkawah dapat diakses? Dari pusat Kota Pemalang, air terjun ini dapat ditempuh selama 45 menit hingga 1 jam.
-
Di mana letak Benteng Kuta Lubok? Secara administratif benteng ini berdiri di Desa Lamreh, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar. Menempati lahan seluas 5 hektare, benteng ini lokasinya sangat dekat dengan bibir pantai.
Baca juga:
Sempat terjadi bentrokan di dalam Rutan bengkulu sebelum kebakaran
Bangunan zaman Belanda, Rutan Bengkulu rapuh dan mudah dijebol
Kerusuhan di Rutan Bengkulu, petugas BNNP diserang batu dan bambu
BNN tangkap pengendali narkoba jadi penyebab bentrok Rutan Bengkulu
Ini identitas 5 korban tewas dalam kebakaran rutan di Bengkulu
Kronologi rusuh di Rutan Bengkulu hingga terbakar & tewaskan 5 napi
Kebakaran rutan di Bengkulu berawal dari penggeledahan BNNP
Rumah Tahanan Negara Malabero di Kelurahan Sumur Meleleh, Kota Bengkulu, pada Jumat (25/3) sekitar pukul 21.30 WIB terbakar. Peristiwa ini dipicu penggeledahan yang dilakukan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bengkulu.
Kepala biro humas hukum dan kerjasama Effendi Perangin angin menuturkan, BNN Provinsi Bengkulu melakukan penggeledahan sekitar pukul 20.30 WIB di Rutan Malabero. Penggeledahan itu mendapat perlawanan sejumlah narapidana. Mereka menjebol pintu dan membakar seluruh blok hunian, kecuali blok napi wanita.
Berikut kronologi penggeledahan yang berujung tewasnya lima orang narapidana berdasarkan siaran pers yang diterima merdeka.com, Sabtu (26/3).
1. Pukul 20.30 WIB BNNP Bengkulu melakukan penggeledahan di Rutan Bengkulu. Namun terjadi perlawanan oleh tahanan dengan menjebol pintu hunian dan membakar seluruh blok hunian (A, B, C, kecuali blok wanita)
2). Pihak lapas berkoordinasi dengan Polda & Polres Bengkulu untuk melakukan langkah-langkah pengamanan
3). Pukul 22.45 WIB situasi dapat dikendalikan
4). Jumlah penghuni 259 orang baru dikendalikan 231 orang mengingat listrik dipadamkan
5). Pihak lapas segera mengambil langkah seluruh penghuni dipindahkan ke LP Kls llA Bentiring (LP baru)
6). Tahanan dievakuasi ke LP Bengkulu di Bentiring berjumlah 257 orang dari jumlah 259 orang.
"Isi rutan bengkulu, tahanan 252 orang dievakuasi ke LP Bengkulu, 1 orang dibawa ke RSUD, 1 orang dibon BNNP Bengkulu dan 5 orang meninggal dunia terbakar," ujar Effendi Perangin angin.
BNN tangkap pengendali narkoba jadi penyebab bentrok Rutan Bengkulu
Rumah Tahanan (Rutan) Negara Malabero di Kelurahan Sumur Meleleh, Kota Bengkulu dibakar tahanan sekitar pukul 21.30 WIB, Jumat (25/3). Mereka mengamuk lantaran salah satu tahanan yang diduga pengendali narkoba di dalam Rutan, diringkus Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bengkulu.
Kepala BNNP Bengkulu Budiharso mengatakan, penggeledahan di dalam rutan dilakukan setelah BNN menangkap pengedar narkoba. Dia membeberkan adanya pengendalian dan pengedaran narkoba dari dalam rutan tersebut.
"Memang itu adalah hasil pengembangan yang dari luar lapas, dari tersangka yang kami tangkap mengarahnya ke salah satu narapidana di rutan," kata Budiharso saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Sabtu (26/3).
"Akhirnya anggota BNN dengan Polda berkoordinasi dengan pihak Kemenkumham dan kepala rutan. Setelah itu mengambil narapidana di rutan dan mengamankan orang itu," tambahnya.
Namun, saat salah satu narapidana itu berhasil diamankan, tiba-tiba tahanan yang berada di dalam rutan mengamuk. Mereka melempari para anggota BNNP menggunakan benda tumpul seperti batu dan bambu.
"Saat diamankan tiba-tiba kami mendapat serangan dari para narapidana yang ada di rutan itu," ujarnya.
Beruntung tak ada korban jiwa dari pihak petugas BNN. Hanya saja, diakui Budiharso jika beberapa anggotanya mengalami luka ringan akibat lemparan tersebut. "Tim selamat, walaupun ada yang kena batu dan bambu. Itu risiko kami," ucapnya.
Bentrok di Rutan Bengkulu, petugas BNNP diserang batu dan bambu
Penghuni Rumah Tahanan (Rutan) Negara Malabero di Kelurahan Sumur Meleleh, Kota Bengkulu mengamuk dan membakar rutan sekitar pukul 21.30 WIB, Jumat (25/3). Mereka mengamuk lantaran salah satu rekannya yang diduga gembong narkoba di dalam Rutan ditangkap Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bengkulu.
Kepala BNNP Bengkulu, Budiharso menduga penyerangan yang dilakukan tahanan terhadap petugasnya itu sudah dipersiapkan secara matang. Sebab, saat bentrokan terjadi, para tahanan melempari anggota BNNP menggunakan batu dan bambu.
"Saya tidak bisa mengatakan itu (penyerangan sudah direncanakan), tapi fakta di lapangan mengatakan bambu sudah melayang, ada batu melayang," kata Budiharso saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Sabtu (26/3).
Budiharso menyesalkan penyerangan yang dilakukan para tahanan. Apalagi, pihaknya belum sempat mengamankan barang bukti dari pelaku yang diduga mengendalikan pengedaran narkoba dari dalam rutan tersebut.
"Dari tersangka yang di dalam belum dapat, karena saat itu terjadi keributan sampai kebakaran," jelasnya.
"Cuma dari tersangka yang di luar ada barang bukti sabu yang dimasukkan ke dalam makanan namanya lemang," ucap Budiharso.
Diberitakan sebelumnya, penggeledahan di dalam rutan dilakukan setelah BNN menangkap pengedar narkoba. Dia membeberkan adanya pengendalian dan pengedaran narkoba dari dalam rutan tersebut.
"Memang itu adalah hasil pengembangan yang dari luar lapas, dari tersangka yang kami tangkap mengarahnya ke salah satu narapidana di rutan," kata Budiharso.
"Akhirnya anggota BNN dengan Polda berkoordinasi dengan pihak Kemenkumham dan kepala rutan. Setelah itu mengambil narapidana di rutan dan mengamankan orang itu," tambahnya.
Tidak ada napi kabur saat kebakaran terjadi
Rumah Tahanan (rutan) Negara Malabero di Kelurahan Sumur Meleleh, Kota Bengkulu, pada Jumat (25/3) sekitar pukul 21.30 WIB terbakar. Lima orang tahanan tewas dalam peristiwa tersebut. Mereka adalah Agung Nugraha, Heru Biliantoro, Agus Purwanto, Hendra Nopiandi, dan Medi Satria.
Kapolresta Bengkulu AKBP Ardian Indra Nurinta memastikan, seluruh tahanan rutan Malabero tidak ada yang kabur akibat kebakaran tersebut. "Ya tidak ada yang kabur, barusan sudah kita evakuasi dan sekarang baru mau diidentifikasi," kata kata Ardian, di Bengkulu Sabtu (26/3).
Dia mengatakan, identitas lima korban harus dipastikan terlebih dulu sebelum diserahkan ke pihak keluarga.
"Akan diidentifikasi jenazah korban oleh Tim DVI," kata Ardian, di Bengkulu Sabtu (26/3), dilansir dari Antara.
Kelima korban dibawa ke RS Bhayangkara Kota Bengkulu untuk identifikasi post mortem dan ante mortem. Uji identifikasi tersebut melibatkan jenazah korban dan pihak keluarga korban.
Korban yang tewas tersebut menempati kamar blok narkotika. "Posisi korban yang meninggal tersebut di dalam sel nomor tujuh," ujarnya.
Jumlah narapidana dan tahanan di Rutan Malabero sebanyak 259 orang. Lima orang tewas akibat kejadian tersebut, satu orang dibawa ke Badan Narkotika Nasional Provinsi Bengkulu, dan satu lagi mendapatkan perawatan.
"Tahanan yang semula dievakuasi keluar, sudah dievakuasi ke Lembaga Permasyarakatan Klas 1A Bentiring, Kota Bengkulu," imbuh Ardian.
Bangunan sudah uzur, Rutan Bengkulu dianggap rapuh
Rumah Tahanan Negara Malabero di Kelurahan Sumur Meleleh, Kota Bengkulu, pada Jumat (25/3) sekitar pukul 21.30 WIB terbakar. Tiga blok ruang tahanan yakni Blok A, B dan C habis terbakar. Hanya ruang hunian, kantor dan masjid yang tersisa.
Kabag Humas Direktorat Jenderal Lembaga Pemasyarakatan (Ditjen Lapas) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Akbar Hadi mengakui, bangunan Rutan Malabero sudah sangat rapuh termakan usia yang sudah uzur. "Rutan Bengkulu itu kan sudah ada dari zaman (penjajahan) Belanda, jadi kondisi bangunannya tentu rapuh dan tidak kuat. Sehingga mereka berhasil jebol," ujar Akbar saat berbincang dengan merdeka.com, Sabtu (26/3).
Dia menjelaskan, rutan tersebut baru saja berganti status dari lembaga pemasyarakatan setelah pemerintah membangun LP Bentiring dan memindahkan lebih 500 narapidana dari Rutan tersebut pada awal Maret 2016.
"Rutan ini paling baru dua bulan setelah ada LP baru di Bentiring. Sebagian besar narapidana sudah dipindahkan ke LP baru," ujar Akbar.
Akibat kebakaran di Rutan Bengkulu, dari 259 narapidana, ada 252 yang dipindahkan LP Bentiring. Satu narapidana dibawa oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bengkulu. Satu narapidana dilarikan ke rumah sakit. Sedangkan lima tahanan tewas lantaran terjebak di Blok A kamar tujuh yang hangus terbakar.