Menelusuri masjid warisan raja ke-IV kerajaan Turikale di Maros
Menelusuri masjid warisan raja ke-IV kerajaan Turikale di Maros. Warisan raja ke IV kerajaan Turikale, Andi Sanrima Puang Rukka ini dibangun sejak tahun 1854 lalu. Karena tuanya, maka ornamen-ornamen di masjid ini pun pun tampak klasik.
Masjid Urwatul Wutsqa di Kecamatan Turikale, berdiri tepat di ibu kota Kabupaten Maros. Masjid yang berada sekitar 30 kilometer dari Kota Makassar ini dikenal juga dengan nama masjid Lompoa atau masjid besar, juga dengan nama masjid toayya atau masjid tua.
Masjid ini memang terbilang sudah tua. Betapa tidak, warisan raja ke IV kerajaan Turikale, Andi Sanrima Puang Rukka ini dibangun sejak tahun 1854 lalu. Karena tuanya, maka ornamen-ornamen di masjid ini pun pun tampak klasik. Ada kemiripan dengan masjid-masjid tua di Jawa seperti Masjid Demak di daerah Jawa Tengah.
-
Kapan Masjid Quwwatul Islam diresmikan? Pada Selasa (10/10), Gubernur DIY Sri Sultan HB X meresmikan berdirinya Masjid Quwwatul Islam di Jalan Mataram No. 1, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta.
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.
-
Bagaimana kerusakan pada masjid? Laporan dari Reuters menyebutkan sebagian dari Masjid Tinmel mengalami keruntuhan. Gambar-gambar yang beredar di internet menunjukkan dinding-dinding yang roboh, menara setengah roboh, dan tumpukan besar puing.
-
Apa yang membuat masjid di Waduk Pidekso terlihat memprihatinkan? Bangunan masjid tampak masih kokoh berdiri. Namun karena sudah lama terendam, kondisinya sungguh memprihatinkan. Genteng-genteng terkelupas. Lantai masjid dipenuhi lumpur.
-
Kapan Masjid Istiqlal diresmikan? Pembangunan Masjid Istiqlal berlangsung selama 17 tahun sebelum akhirnya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, dengan pemasangan prasasti di area tangga pintu As-Salam.
-
Dimana Masjid As Salam berada? Masjid As Salam merupakan tempat ibadah masyakat Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Antara lain puncak mimbarnya berbentuk mahkota berukir, banyak pintu yang berjumlah 11 dengan model bagian atasnya melingkar dihiasi ukiran kaligrafi. Lalu beduknya berdiameter satu meter lebih ukuran cukup besar, seusia dengan masjid ini.
Di bagian belakang masjid ini ada ruangan khusus yang memuat makam-makam para anggota keluarga raja ke-IV. Ada 32 makam mulai dari raja ke IV Kerajaan Turikale, Andi Sanrima Puang Rukka hingga ke anak cucunya. Lalu di bagian luar atau samping kanan masjid itu juga masih ada hamparan makam para kerabat kerajaan.
Hasan (55), salah seorang warga setempat mengatakan, sebelumnya masjid ini hanya sebuah langgar kecil kemudian alami renovasi hingga wujudnya seperti saat ini.
"Meski sempat alami renovasi, ornamen aslinya tetap dipertahankan, tidak boleh diubah termasuk model masjid secara umum," kata Hasan.
Dalam perjalanan, masjid ini dijadikan pusat penyebaran Islam di Maros khususnya tariqat khalwatiyah samman. Tariqat ini masih terjaga hingga kini. Tiap malam bukan hanya di bulan Ramadhan, pengikut tariqat ini berzikir dipimpin imam masjid ke 12, Andi Muhammad Hidayat.
Ada yang sengaja datang dari Kabupaten Bone, Kabupaten Barru. Dan tidak sedikit juga jamaahnya berasal dari daerah luar Sulawesi Selatan, mereka berkumpul di masjid ini dalam kegiatan tertentu capai ratusan orang hingga jemaah zikirnya memenuhi masjid.
Baca juga:
Cerita Masjid Suciati Saliman, dibangun dengan modal hanya lima ekor ayam
Kekhasan Masjid Saka Tunggal di Banyumas
Mengunjungi masjid ratusan tahun terselip di antara gedung bertingkat Ibu Kota
Saga syiar Islam pertama di Purbalingga
JK: Suara masjid didengar tetapi tidak dimengerti karena 'speaker' berhadap-hadapan
Zulkifli Hasan sebut masjid bisa jadi tempat berpolitik
Pembangunan Masjid Raya dimulai, pintu utama Taman Sriwedari ditutup