Melihat Keunikan Masjid Kayu di Kampung Naga, Beduknya Tak Boleh Ditabuh Sembarangan
Masjid ini menjadi tempat yang unik di Kampung Naga, karena memiliki desain bergaya Sunda kuno.
Masjid ini menjadi tempat yang unik di Kampung Naga, karena memiliki desain bergaya Sunda kuno.
Melihat Keunikan Masjid Kayu di Kampung Naga, Beduknya Tak Boleh Ditabuh Sembarangan
Masjid As Salam merupakan tempat ibadah masyakat Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Bentuknya masih tradisional dengan bahan kayu serta atap daun kering. Di masjid ini terdapat sebuah beduk yang tak boleh ditabuh sembarangan.
-
Apa keunikan dari Masjid Merah Kedung Menjangan? Masjid Kedung Menjangan juga dikenal sebagai masjid merah, selalui Masjid Sang Cipta Rasa yang sudah lebih dulu ada. Masjid Kedung Menjangan jadi salah satu destinasi religi yang menarik di Kota Cirebon. Rumah ibadah umat Islam ini memiliki tiga identitas budaya yang tampak yakni Cirebon, Tiongkok dan Kudus, Jawa Tengah.
-
Apa yang unik dari arsitektur Masjid Agung Bangkalan? Adapun ciri arsitektural masjid yang masih dipertahankan yakni atap tumpang dua.
-
Apa keunikan Masjid Langgar Tinggi Pekojan? Bergaya Kuno, Begini Asal Usul Masjid Langgar Tinggi Pekojan yang Dulu Dibangun oleh Saudagar Yaman Masjid ini dulunya dibangun oleh saudagar asal Yaman. Begini kisahnya Balkon kayu kuno dan pilar beton lawas menghiasi sisi samping Masjid Langgar Tinggi di Pekojan, Kecamatan Tambora, Kota Jakarta Barat. Gaya keseluruhan bangunan khas tradisional era kolonial, dengan perpaduan berbagai negara.
-
Apa yang unik dari masjid di Tuban ini? Masjid sekaligus pondok pesantren di Kabupaten Tuban, Jawa Timur ini terbilang unik. Jika biasanya pesantren didirikan di atas tanah, pesantren ini justru dibangun di bawah tanah seperti gua.
-
Apa keunikan Masjid Nur Abdillah? Masjid Nur Abdillah memiliki desain yang unik, yakni dibuat lebih tinggi dari posisi jalan raya layaknya di atas bukit. Tangga menuju bangunan utama masjid juga dibuat dari bebatuan yang disusun, sehingga menampilkan kesan megah khas zaman kerajaan.
-
Apa yang unik dari masjid tertua ini? 'Yang unik di masjid ini adalah berkembangnya keramik abad ke-7 di situs tersebut, menjadikannya salah satu masjid paling awal di dunia.'
Tak Ada Kubah dan Menara
Mengutip kanal YouTube Dibra Channel, Rabu (18/10), bentuk desain bangunan masjid ini tidak seperti masjid kebanyakan.
Masjid As Salam tidak memiliki kubah, menara, maupun hiasan khas rumah ibadah umat Islam lainnya.
Menurut warga setempat, bangunannya hanya serupa rumah, dengan kapasitas yang lebih besar sehingga mampu menampung lebih banyak jemaah.
Tidak Punya Pengeras Suara
Masjid tersebut juga tidak memiliki pengeras suara layaknya masjid lainnya yang ada di luar perkampungan.
Muazin pun hanya akan melakukan panggilan salat dan iqamah tanpa alat pengeras suara dari dalam masjid.
Walau demikian, warga setempat sudah hapal waktu salat, dan akan tetap datang ke masjid walau panggilan azan tidak terdengar.
Dibangun dari Kayu Bilik dan Atap Ijuk
Mengutip tulisan Iwan Hermawan berjudul Masjid Pada Masyarakat Adat di Jawa Barat, Masjid As Salam di Kampung Naga masih memiliki desain tradisional.
Pondasinya dibuat dari batu untuk menopang bangunan berbentuk panggung. Lalu rangkanya dibuat dengan kayu kokoh, dan dindingnya dianyam dari bilik bambu.
Agar semakin kuat dan tidak dimakan rayap, dinding serta beberapa unsur bangunan dicat menggunakan campuran kapur berwarna putih sehingga makin terlihat cantik.
Tak Ada Listrik
Sebagai permukiman yang menjunjung tinggi budaya Sunda kuna, bangunan Masjid As Salam ini tidak memiliki unsur kelistrikan sama sekali.
Untuk lampunya, DKM memanfaatkan lampu lentera dan patromaks berbahan bakar minyak yang akan dinyalakan saat jemaah melaksanakan salat magrib sampai subuh.
Lentera dan patromaks juga dipakai untuk menopang kegiatan umum di masjid seperti acara adat, juga pengajian dan perkumpulan warga.
Beduk Tak Boleh Ditabuh Sembarangan
Di Masjid As Salam terdapat dua beduk, pertama berukuran besar atau utama dan kedua berukuran kecil bernama kentongan.
Berdasarkan keterangan masyarakat setempat, beduk ini tak bisa dipukul sembarangan atau serupa dengan beduk-beduk di masjid lain.
Ketika salat maghrib dan isya akan dibunyikan bergantian antara kentongan dan beduk. Lalu untuk salat subuh, zuhur, dan ashar, hanya beduknya saja. Sementara saat salat Jumat, penabuhan dilakukan antara kentongan dan beduk, dengan jarak yang cukup jauh.
Pukul 11.00 WIB, kentongan akan ditabuh beberapa kali, sebagai penanda mulai masuknya salat Jumat dan persiapan warga. Ketika azan, yang dipukul beduknya.
Masjid ini menjadi tempat yang unik di Kampung Naga, karena memiliki desain bergaya Sunda kuno.