Menengok sejarah berdirinya Masjid Luar Batang yang terlupakan
Sejarah berdirinya masjid ini tak terlepas dari Habib Husein bin Abu Bakar bin Abdillah Al-'Aydrus. Habib ini kemudian dikenal dengan nama Habib Keramat Luar Batang.
Masjid Keramat Luar Batang atau lebih dikenal dengan nama Masjid Luar Batang merupakan salah satu bangunan sejarah tua yang ada di Jakarta.
Sejarah berdirinya masjid ini tak terlepas dari Habib Husein bin Abu Bakar bin Abdillah Al-'Aydrus. Habib ini kemudian dikenal dengan nama Habib Keramat Luar Batang.
-
Kenapa Masjid Nurul Islam Tuo Kayu Jao penting bagi sejarah Islam di Sumatra Barat? Masjid tertua di Sumatra Barat ini menjadi peninggalan dari penyebaran dan peradaban agama Islam.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Bagaimana Asisi Suharianto menyajikan kisah-kisah sejarah? Asisi dan sang istri pun mendapatkan pengalaman luar biasa selama keliling dunia. Keduanya bertemu dengan saksi mata maupun para korban perang masa lalu di beberapa negara.
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Apa yang menjadi pusat penyebaran Islam di Sidoarjo pada masa silam? Masjid Jami' Al Abror di Jalan Kauman Desa Pekauman merupakan salah satu saksi bisu sejarah berdirinya Kabupaten Sidoarjo. Masjid ini juga merupakan pusat penyebaran Islam di Sidoarjo pada masa silam.
Meski usianya sudah ratusan tahun, masjid ini tetap penuh oleh jemaahnya. Seperti hari ini, Jumat (20/7/2018), masjid dipenuhi oleh laki-laki yang melaksanakan salat Jumat.
Tak hanya datang untuk Salat Jumat, adapula warga yang sengaja datang untuk berziarah. Usai salat Jumat, masjid dipenuhi oleh warga berziarah di makam Habib Keramat Luar Batang yang dimakamkan di selasar masjid.
"Kalau masalah pengunjung Alhamdulillah ramai terus, enggak pernah sepi, dari bulan Ramadan, Syawal, ramai terus. Kaya di jam-jam tertentu, jam 00.00 sampai jam 02.00-03.00 WIB ramai," ujar Seksi Dakwah Masjid Luar Batang, Haji Maswi ketika berkunjung ke Masjid Luar Batang.
Makam Habib Husein Habib Keramat Luar Batang tidak pernah ditutup dan selalu dibuka, kecuali saat masuk waktu salat.
Berdasarkan kisah yang diceritakan Maswi, Habib Husein bukanlah warga asli Luar Batang. Ia asli orang Timur Tengah atau lebih tepatnya Hadhramaut, Yaman. Kedatangannya ke Luar Batang bertujuan untuk menyiarkan Islam pada sekitar 1716-1756 M.
Dalam perjalanannya, Habib Husein pernah menyelamatkan nyawa seorang keturunan Tionghoa dari kejaran tentara VOC dalam peristiwa pembantaian tahun 1740.
Keberaniannya dalam memberi perlindungan, membuat keturunan Tionghoa itu kemudian masuk Islam dan menjadi pembantu Habib Husein dalam menyiarkan agama Islam di sekitar Penjaringan. Hingga akhirnya, keduanya dimakamkan berdampingan dalam satu ruangan yang sama.
Habib Husein meninggal dunia dalam usia relatif muda, belum sampai 40 tahun. Ia wafat pada 24 Juni 1756.
Sejarah penamaan masjid luar batang
Maswi menceritakan, penamaan Masjid Luar Batang juga berdasarkan sejarah saat hendak dimakamkan Habib Husein. Kala itu, ketika ingin dimakamkan di Tanah Abang dari Luar Batang, jenazahnya menghilang.
"Sejarah Masjid Luar Batang ini tidak terlepas dari sejarah beliau waktu mau dimakamkan, jasadnya enggak ada di kurung batang. Biasanya kan umumnya pendatang dikuburkan di Tanah Abang, begitu dibawa ke sana enggak ada mayatnya, balik lagi kesini (Luar Batang), memang sih itu di luar nalar manusia," kata dia.
Kejadian ini berulang sampai tiga kali. Keranda mayat yang dibawa ke makam Tanah Abang tidak berisi, karena jenazah Habib Husein berada di luar keranda atau batang.
Hingga akhirnya, semua berinisiatif untuk memakamkan Habib Husein di Luar Batang, tepat di tempat dia pernah tinggal dahulu.
"Itu (makam Habib Husein) atas hadiah pemberian Jenderal Belanda dulu waktu Habib Husein ditawarkan hadiah, beliau mintanya ini, saya minta tanah ini yang ada di lingkungan ini (Luar Batang). Karena beliau maksa mintanya tanah ini, dikasih kurang lebih kalau diukur sekarang ini 3.000 hektare," terang Maswi.
Ketika tanah dikasih, Habib Husein pun membangun surau atau musholla yang juga menjadi kamar tempat tinggalnya. Di situ pula menjadi tempat peristirahatan terakhirnya.
Lama kelamaan, surau tersebut yang juga menjadi makam Habib Husein dibangun menjadi Masjid Luar Batang. Sebelumnya, nama Masjid Luar Batang adalah Masjid An Nur. Kini An Nur dipakai menjadi nama Taman Pendidikan AlQuran (TPA).
Sudah renovasi
Maswi menceritakan, sampai saat ini, Masjid Luar Batang sudah direnovasi tiga kali. Terakhir, pada 1991 zaman Gubernur Wiyogo Admodarminto yang melebarkan masjid, memasukkan aliran air PAM, dan kemudian meresmikan masjid.
Lalu Gubernur Fauzi Bowo membuatkan dua buah menara di samping kanan kiri Masjid Luar Batang tanpa seperak pun uang dari masjid.
Baca juga:
Luka Sunarti, lalui 540 hari menjadi manusia perahu akibat gusuran Pemprov DKI
Berharap 'hidup' kembali setelah cerita kelam penggusuran Kampung Akuarium
Yusril: Ahok jangan cuma suruh Lurah dan Camat menggusur saja dong
Kampung Luar Batang memanas, Ahok hingga Sekda DKI diusir
Satu Satpol PP luka di pelipis akibat kericuhan warga Luar Batang
Sekda diusir, Yusril minta Pemprov DKI tunda penggusuran Luar Batang
Keramat Masjid Luar Batang