Musnahkan 3 Ton Bibit Jagung Berbakteri, Indonesia akan Surati India
3,1 ton bibit jagung berbakteri asal India dimusnahkan untuk ke sekian kalinya, Rabu (31/7), di Balai Karantina Pertanian dan Hewan Bandara Soekarno-Hatta.
3,1 ton bibit jagung berbakteri asal India dimusnahkan untuk ke sekian kalinya, Rabu (31/7), di Balai Karantina Pertanian dan Hewan Bandara Soekarno-Hatta.
Bibit jagung sebanyak 3,1 ton yang masuk ke Indonesia melalui pelabuhan Tanjung Priok tersebut, terbukti mengandung bakteri tanaman berbahaya golongan 1, Pantoea Anantis.
-
Ke mana tembakau dari Jember diekspor? Tembakau-tembakau dari Jember serta beberapa daerah lain di Hindia Belanda diekspor ke luar negeri.
-
Kapan Indonesia memulai ekspor telur ke Singapura? Mentan SYL, menyebut pihaknya telah berupaya dan berhasil membuka akses pasar telur ke Singapura sejak Mei 2023.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Kenapa Emping Beras begitu istimewa di Bangka Belitung? Tak heran jika kuliner yang satu ini begitu legendaris di masyarakat Bangka Belitung.
-
Kapan Jawa Timur meraih penghargaan insentif fiskal? Atas Keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mewakil Khofifah, dalam acara Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem 2023, di Istana Wapres Jakarta, Kamis(9/11).
-
Apa yang terjadi di bawah permukaan Bumi India? Sebuah studi mengungkapkan bahwa India mulai mengalami perubahan drastis di bawah permukaan Bumi. Para ilmuwan mengklaim bahwa perubahan terjadi secara horizontal dan lempeng tersebut terbelah menjadi lapisan-lapisan terpisah.
"Kalau sampai itu tertanam di tanah pertanian di Indonesia, bakal menyebarkan virus melalui tanah. Kemudian membuat busuk tanaman serta membuat tidak gembur lagi tanah yang ditanam bibit tersebut sebelumnya," kata Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian pada Kementerian Pertanian, saat ditemui di Instalasi Balai Besar Karantina Hewan, Bandara Internasional Soekarno Hatta, Rabu (31/7).
Diungkapkan dirinya, India tercatat rutin mengirimkan bibit tanaman berbahaya ke Indonesia. Setelah sebelumnya pada Maret 2019 lalu, India juga mengekspor bibit jagung mengandung bakteri Pseudomonas Syringae pv. Syringae melalui terminal Kargo Bandara Soetta.
Padahal semua paket kiriman bibit tersebut, lanjut Jamil dilengkapi surat-surat resmi kesehatan dari India. Namun masih saja, ketika dites ulang di laboratorium di Indonesia, mengandung bakteri berbahaya.
"Buktinya, pas masuk masih mengandung bakteri berbahaya. Pasti langsung kita musnahkan," kata Jamil.
Untuk itu, pihaknya melalui Kementerian Pertanian akan segera berkirim surat, agar India lebih mengetatkan lagi pengawasan atas bibit impornya. Terutama yang akan didatangkan ke Indonesia.
"Secara aturan internasional, Indonesia segera mengirimkan Notification Non Compliance atau NNC. Tapi kami akan menyiapkan surat yang lebih mendalam lagi, bentuk teguran dari Indonesia ke India," bilang Ali Jamil
Dengan surat itu, pihaknya berharap agar pemerintah India memperhatikan dengan betul dan detail, apakah benih atau bibit yang diekspor ke negara lain sudah terbebas dari segala bakteri. Juga lebih meningkatkan pengawasan di negaranya, jangan sampai merugikan negara lain si penerima hasil bibit tersebut.
"Jangan sampai kita hentikan impor dari India," tegasnya.
Baca juga:
Mengandung Bakteri Berbahaya, Enam Ton Bibit Jagung Impor Asal India Dimusnahkan
Politisi Golkar Puji Kementan Berhasil Tingkatkan Produksi Jagung
Presiden Jokowi: Perlu Ekspor untuk Jaga Harga Jagung Saat Musim Panen
Pengusaha Makanan Ternak Benarkan Harga Jagung Masih Tinggi
Kemendag Diminta Segera Revisi Aturan Acuan Harga Jagung
Harga Jagung Disebut Sudah Turun, Tapi Masih Mahal