Outlook Humas Pemerintah 2024: Polusi Udara & Pelayanan Kesehatan Bakal jadi Isu Paling Banyak Dibahas
Pengumpulan data primer dengan pendekatan analisis wacana melalui analisis data kuantitatif media monitoring Humas BKPK dan NoLimit.
Isu kesehatan terus dibicarakan masyarakat di tengah hangatnya dunia perpolitikan tanah air
- Menkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019
- Survei Indikator Politik: 76,5% Masyarakat Puas dengan Kinerja Jokowi Karena Bansos
- Survei Indikator Politik: Prabowo-Gibran Memiliki Program Paling Bagus Saat Debat
- Survei Ungkap Alasan Orang Ogah Nonton Debat, Mulai dari Membosankan Hingga Omong Kosong
Outlook Humas Pemerintah 2024: Polusi Udara & Pelayanan Kesehatan Bakal jadi Isu Paling Banyak Dibahas
Pada tahun politik ini, isu-isu seputar Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 bak menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat, baik dari segi kontroversi dan polemiknya, lalu huru-hara pendukung fanatik, dan yang terbaru adalah penilaian selepas debat Capres.
Di tengah isu politik yang semakin menguat, isu kesehatan masih terus hangat diperbincangkan baik oleh netizen maupun media mainstream.
Ikatan Pranata Humas Indonesia (Iprahumas) melalui risetnya, Outlook Humas Pemerintah 2024 yang bertemakan 'Peran Pranata Humas Indonesia Untuk Mewujudkan Indonesia Sehat dan Maju,' membeberkan sejumlah topik-topik kesehatan yang paling banyak dibicarakan oleh masyarakat.
Riset ini dirilis di Gedung Pelayanan Publik Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) pada Jumat (15/12).
Hasilnya, tiga topik teratas isu kesehatan yang paling banyak dibicarakan di media sosial dan media mainstream adalah topik polusi udara dengan 51 persen, pelayanan kesehatan 26 persen, dan penanganan Covid-19 sebanyak 23 persen.
Angka ini diperoleh melalui hasil monitoring dari 5 Mei-30 September 2023.
Polusi udara menjadi topik utama telah dibicarakan sebanyak 271.968 dari 111.058 di media sosial.
Rilis outlook menyebut, topik ini didominasi oleh sentimen negatif sebesar 45 persen dan tertinggi terjadi pada bulan September.
Adapun topik yang banyak diperbincangkan seputar polusi udara di media sosial dan media mainstream, yakni netizen yang menyebut PLTU sebagai penyebab polusi udara di Jakarta, diikuti oleh imbauan untuk menggunakan masker agar terhindar dari polusi udara, beredarnya foto kondisi udara di Jakarta saat pandemi dan setelah pandemi, kekhawatiran netizen terhadap polusi yang mengganggu kesehatan, dan 63 warga mengalami kulit gatal gatal akibat polusi.
Selanjutnya, pada media sosial sendiri isu pelayanan kesehatan mendapat sentimen netral sebesar 52 persen dan dibicarakan sebanyak 138.435 kali.
Topik ini ramai di media sosial pada bulan September terkait ribuan nakes melakukan aksi demo terhadap RUU Kesehatan.
Selain itu, topik lainnya yang dibicarakan dalam media sosial dan media mainstream seputar layanan kesehatan di antaranya kasus-kasus dokter mendapat penganiayaan dari pasien dan rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan dan imunisasi.
Kemudian, isu terkait penanganan Covid-19 paling tinggi dibicarakan pada bulan September terkait adanya dugaan korupsi alat kesehatan Covid-19.
Isu ini menjadi bahan perbincangan sebanyak 119.593 kali di media sosial dan mendapat sentimen netral sebesar 64 persen.
Topik penanganan Covid-19 yang paling banyak dibahas di antaranya WHO resmi mencabut status Status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) Covid-19, serta pemerintah memberikan bantuan sembako selama pemulihan pasca pandemi.
CEO NoLimit Indonesia sekaligus Panelis dalam kegiatan ini, Aqsath Rasyid Naradhipa, mengatakan ketiga isu kesehatan tersebut banyak dibicarakan karena dekat di masyarakat.
"Ini menurut saya sangat wajar karena memang polusi dan layanan kesehatan bisa langsung dilihat dan dirasakan," jelasnya.
Dengan begitu, para humas pun diminta untuk lebih cermat untuk membaca data guna mengambil keputusan yang tepat.
Sebagai informasi, hasil outlook humas pemerintah 2024 ini merupakan penelitian dari rentang waktu data yang terkumpul dari 5 Mei-30 September 2023 Data yang terkumpul sebanyak 810.376 percakapan dari 245.706 akun.
Pengumpulan data primer dengan pendekatan analisis wacana melalui analisis data kuantitatif media monitoring Humas BKPK dan NoLimit.