Peretas bobol 400 situs, mulai dari milik Polri sampai ojek online
Peretas bobol 400 situs, mulai dari milik Polri sampai ojek online. Motif pembobolan itu tidak lain adalah ekonomi. Namun, ada juga situs yang dibobol lantaran hanya ingin memamerkan kemampuannya.
Selain membobol dan meretas situs tiket.com, ketiga pelaku hacker yakni MKU, AI dan MTN ternyata juga meretas beberapa situs milik pemerintah sampai perusahaan. Total situs yang dibobol oleh pelaku mencapai 400 situs.
"Situs milik Polri juga ada. Milik pemerintah pusat dan daerah, situs luar negeri dan situs ojek online," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto di Komplek Mabes Polri, Jakarta, Kamis (30/3).
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
Rikwanto menuturkan, motif pembobolan itu tidak lain adalah ekonomi. Namun, ada juga situs yang dibobol lantaran hanya ingin memamerkan kemampuannya.
"Beberapa menghasilkan uang. Sedangkan yang lainnya untuk unjuk diri," ujarnya.
Rikwanto menuturkan, otak di balik pembobolan situs adalah seseorang berinisial SH. Sampai saat ini, polisi masih memburu keberadaan SH.
Dari hasil penangkapan, polisi menyita sejumlah alat bukti berupa buku tabungan. Dari pengakuan ketiga pelaku, uang hasil membobol situs itu digunakan untuk membeli dan merenovasi rumah.
"Penyitaan buku tabungan Bank BCA, ada juga beli rumah. Ada yang untuk membetulkan rumah," ucap Rikwanto.
Sebelumnya, Direktorat Siber Bareskrim Polri menangkap tiga pembobol situs tiket.com. Dari hasil pembobolan, ketiga pelaku meraup keuntungan hingga mencapai Rp 1 miliar. Akibat perbuatannya, ketiga pelaku dijerat Pasal 46 ayat 1, 2, 3, Pasal 30 ayat 1,2,3 dan Pasal 51 ayat 1 dan 2 Undang-undang ITE.
Baca juga:
Bareskrim buru SH, otak pembobolan situs tiket.com