Potret Tradisi Mubeng Beteng Keraton Yogyakarta
Mubeng Beteng biasanya dilakukan oleh abdi dalem maupun masyarakat Yogyakarta dengan berjalan kaki tanpa alas dan tidak boleh berbicara.
Tujuan Mubeng Beteng adalah melakukan perenungan dan kontemplasi dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta.
Potret Tradisi Mubeng Beteng Keraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Mubeng Beteng, Rabu (19/7). Acara Mubeng Beteng ini dimulai pada pukul 24.00 WIB dan diikuti oleh para abdi dalem Keraton Yogyakarta dan ribuan warga lainnya.
Mubeng Beteng merupakan tradisi tahunan untuk memeringati Tahun Baru Jawa.
- Mengenal Tradisi Miyos Gongso Keraton Yogyakarta, 2 Gamelan Pusaka Keluar dari Ruang Penyimpanan
- Resep Gudeg Khas Yogyakarta ala Rumahan, Enak dan Menggugah Selera
- Potret Tradisi Kebo-keboan di Banyuwangi Sebagai Wujud Ungkapan Syukur, Manusia 'Didandani' Layaknya Kerbau
- Mengenal Mubeng Beteng, Tradisi Keraton Yogyakarta di Malam Satu Suro
Mubeng Beteng biasanya dilakukan oleh abdi dalem maupun masyarakat Yogyakarta dengan berjalan kaki tanpa alas dan tidak boleh berbicara atau Tapa Bisu selama perjalanan.
Mubeng Beteng ini diawali dari Kamandhungan Lor atau Keben kemudian menuju Ngabean, dilanjutkan ke Pojok Beteng Kulon, Plengkung Gading, Pojok Beteng Baluwarti dan kembali ke Keben.
Jarak tempuh Mubeng Beteng ini kurang lebih 5 kilometer.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Laksmi Pratiwi mengatakan setelah sempat ditiadakan karena pandemi COVID-19, Keraton Yogyakarta kembali menggelar Tradisi Mubeng Beteng.
Dian menerangkan tujuan dari Mubeng Beteng ini sebenarnya adalah melakukan perenungan dan kontemplasi dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta.
"Inti utama dari Mubeng Beteng ini bukan perjalanannya mubeng. Tapi lebih pada memaknai, melakukan perenungan, kemudian kontemplasi dan memohon perlindungan pada Tuhan Yang Maha Esa untuk kehidupan setahun ke depan," kata Dian di Keraton Yogyakarta.
Dian menuturkan saat Mubeng Beteng, abdi dalem biasanya melepas keris dan alas kakinya saat berjalan. Hal ini agar merasakan bagaimana menyatu dengan alam dan mendekatkan diri pada Tuhan dalam melakukan perjalanan Mubeng Beteng.
Dian menerangkan sebenarnya ada banyak lintasan atau rute untuk melakukan Mubeng Beteng. Namun biasanya abdi dalem dan warga Yogyakarta memilih rute yang saat ini dilakukan yaitu Mubeng Beteng Keraton Yogyakarta searah jarum jam."Sebenarnya lintasan tidak terlalu masalah tapi inti pentingnya adalah kontemplasi, merenung dan mengingat alam semesta saat melakukan perjalanan Mubeng Beteng," tutup Dian.