Prajurit Paspampres TNI Nyaris Adu Tembak dengan Pengawal PM Israel
Paspampres menjadi salah satu bagian TNI. Sjafrie Sjamsoeddin pernah menjadi Paspampres untuk mengawal Presiden Soeharto waktu itu. Bagaimana ceritanya?
Ini kisah lama seorang prajurit TNI yang bertugas sebagai pasukan pengamanan presiden (Paspampres). Menjadi Paspampres adalah tugas berat. Memastikan Presiden dan Wakilnya dalam keadaan aman. Mereka harus selalu siap siaga dalam kondisi apapun.
Seperti dalam kisah salah satu pasukan Paspampres, Sjafrie Sjamsoeddin. Kejadian yang menimpa Sjafrie saat mengawal Presiden Soeharto bisa dibilang paling menegangkan. Ia hampir adu tembak dengan pengawal PM Israel Yitzak Rabin. Berikut kisah anggota TNI tersebut:
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Apa yang berhasil diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia. Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Siapa yang menunjuk Jenderal M Jusuf sebagai Panglima TNI? Presiden Soeharto selalu punya pertimbangan saat memilih Panglima TNI. Tidak selalu melewati jalur reguler seperti yang lazim dilakukan saat ini. Atau menunjuk satu dari kepala staf angkatan. Saat memilih Jenderal M Jusuf menjadi Panglima TNI tahun 1978 pun Soeharto mengejutkan banyak pihak.
Berawal Saat Pengawal PM Israel Tak Ikuti Aturan
Insiden ini berawal saat Soeharto berkunjung ke New York, Amerika Serikat. Saat itu Soeharto juga menjabat sebagai Ketua Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Salah satu personel Paspampres saat itu adalah Sjafrie Sjamsoeddin.
Perdana Menteri Israel Yitzak Rabin ternyata ingin menyampaikan keinginannya untuk menemui Soeharto di hotelnya menginap. Kemudian ia dan pengawalnya dari Mossad datang untuk bertemu Soeharto. Namun cara mereka bertindak tidak mematuhi protokol keamanan dan terkesan arogan. Sehingga Rabin dan empat pengawalnya dicegat oleh paspampres Soeharto sebelum masuk lift.
Pengawal PM Israel Sempat Curiga dengan Paspampres
Setelah mengutarakan niatnya dengan benar, Rabin beserta para personel Mossad itu dikawal oleh Sjafrie menemui Soeharto. Saat hendak memasuki lift terjadilah 'insiden kecil' yang cukup menegangkan.
Tiba-tiba para pengawal Rabin tidak mau satu lift dengan Sjafrie dan para personel Paspampres. Mereka curiga pada Paspampres. Padahal sebelum masuk lift, Sjafrie dan personel Paspampres lainnya sudah dikenalkan dalam protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) PBB yang artinya mereka memang personel resmi pengamanan Presiden Soeharto.
Sempat Adu Mulut dan Keluarkan Senjata
Sempat adu mulut, pengawal PM Israel dengan arogannya menodongkan senjata Uzi ke perut Sjafrie yang tetap ngotot masuk dalam lift.
Namun kalah cepat dengan kegesitan tangan Sjafrie yang lebih dulu menempelkan moncong pistol ke perut tentara Israel itu. Sambil menatap mata Sjafrie yang tangannya siap menarik pelatuk.
PM Israel dan Pengawalnya Menyetujui Prosedur
Hampir saling serang, akhirnya pengawal PM Israel itu menyerah. Ia mengaku tak mengerti dengan prosedur pengamanan Paspampres. Apalagi mereka datang lebih awal dari jadwal yang diterima Soeharto.
"Sorry I understand it (Baik, saya paham)," ujar pentolan Mossad itu sambil menurunkan arah senjatanya. Bahkan PM Israel pun ikut cemas lantaran dua orang Paspampres lainnya juga sudah siap menumpahkan peluru.
Alhasil Yitzak Rabin rela menuruti prosedur pengamanan Paspampres dan menunggu 15 menit karena memang datang lebih awal dari jadwal diterima.