Rektor Akui UGM Lamban Merespons Kasus Pemerkosaan Mahasiswi: Kami Minta Maaf
"UGM menyadari masih ada budaya menyalahkan korban (blamming victim), dan budaya itu berdampak pada lambatnya pemenuhan hak-hak korban," papar Panut.
Rektor UGM, Panut Mulyono mengakui jika institusi yang dipimpinnya lamban dalam merespons kasus dugaan pemerkosaan yang dialami oleh mahasiswinya Agni, bukan nama sebenarnya. Panut pun meminta maaf atas kelambanan UGM dalam menyelesaikan masalah Agni.
"UGM mengakui telah terjadi kelambanan dalam merespons peristiwa ini. UGM meminta maaf atas kelambanan yang terjadi," ujar Panut di UGM, Jumat (7/12).
-
Apa yang dilakukan mahasiswa UGM dalam KKN mereka di Sulawesi Barat? Mahasiswa adalah agen perubahan. Tak sedikit mahasiswa yang melakukan inovasi untuk memberikan perubahan di tengah masyarakat. Bentuk inovasi itu bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya saat program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Melalui program KKN, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada bakal memasang teknologi pemanen air hujan, tepatnya di Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat.
-
Mengapa Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian, Kerjasama dan Alumni Fakultas Filsafat UGM memanggil mahasiswa tersebut? Pemanggilan ini disebut Iva untuk melakukan konfirmasi dan meminta keterangan. "Kami tahu dari media sosial. Ini kita menemui yang bersangkutan. Kita ajak bicara, kita ajak diskusi untuk menggali seperti apa yang sebenarnya terjadi," kata Iva saat dihubungi wartawan, Senin (18/3).
-
Siapa mahasiswa UGM yang berhasil lulus kuliah di usia termuda? Pada 29 Agustus lalu, Mia Yunita, mahasiswa prodi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, berhasil menyelesaikan studinya. Ia berhasil menyelesaikan studi dalam waktu empat tahun. Namun di antara 3.627 wisudawan-wisudawati lainnya, Mia merupakan yang paling muda.
-
Kapan UGM diresmikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
-
Apa yang dibuat mahasiswa UGM dari kotoran sapi? Mahasiswa merupakan agen perubahan. Mereka telah menciptakan berbagai inovasi yang memberi dampak perubahan di tengah masyarakat. Terbaru, mereka melakukan inovasi dengan menyulap kotoran sapi menjadi batako untuk bahan bangunan.
-
Siapa saja mahasiswa UGM yang melakukan penelitian di Kasepuhan Ciptagelar? Keunikan pemanfaatan teknologi pada masyarakat Ciptagelar menarik lima mahasiswa UGM, Dimas Aji Saputra (Filsafat), Berliana Intan Maharani (Sosiologi), Ilham Pahlawi (Antropologi), Gita Dewi Aprilia (Psikologi), dan Masiroh (Ilmu Komunikasi) untuk mengadakan penelitian di desa tersebut.
Panut mengungkapkan kelambanan penanganan yang dilakukan UGM membawa dampak pada penyintas maupun terduga pelaku. Dampak ini diantaranya dampak psikologis, finansial dan akademik yang dirasakan baik oleh penyintas maupun terduga pelaku.
Panut pun juga menyebut jika blamming victim atau budaya menyalahkan korban pelecehan seksual masih terjadi di UGM. Panut menerangkan blamming victim ini membawa dampak keterlambatan terhadap pemenuhan hak-hak korban," urai Panut.
"UGM menyadari masih ada budaya menyalahkan korban (blamming victim), dan budaya itu berdampak pada lambatnya pemenuhan hak-hak korban," papar Panut.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni UGM, Paripurna Poerwoko Sugarda menerangkan kelambanan merespon kasus Agni ini bukanlah sesuatu yang disengaja. Paripurna mengatakan kelambanan ini terjadi karena asas kehati-hatian UGM dalam merespon kasus tersebut.
"Apakah ada kesengajaan? Jawabannya adalah tidak, hanya saja asas kehati-hatian itu saya kira jadi pertimbangan utama kami yang membuat proses ini jadi lama, dan UGM mengakuinya serta akan melakukan perbaikan-perbaikan," jabar Paripurna.
Paripurna menambahkan kelambanan dalam menangani kasus Agni ini akan dijadikan bahan intropeksi bagi UGM. Agar peristiwa serupa tak lagi terulang, UGM pun membentuk tim penyusun pencegahan dan penanggulangan pelecehan seksual UGM berdasarkan. Tim tersebut dibentuk berdasarkan SK Rektor nomor 2044/UN1.P/SK/HUKOR/2018.
"Mau tidak mau, ini (kelambanan penanganan kasus dugaan pelecehan seksual) adalah salah satu sarana introspeksi bagi UGM. UGM pun membentuk tim penyusun pencegahan dan penanggulangan pelecehan seksual. Dengan adanya tim itu saya kira akan lebih mudah bagi kami untuk mengambil keputusan jika terjadi lagi kasus serupa," tutup Paripurna.
Seperti diketahui, kasus pemerkosaan mahasiswi UGM yang terjadi tahun 2017 lalu kembali mencuat setelah diberitakan oleh balairungpress.com yang merupakan produk dari Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BPPM) Balairung. Dalam tulisan berjudul 'Nalar Pincang UGM Atas Kasus Pemerkosaan', Balairung memberitakan kejadian pemerkosaan yang dialami oleh An dan sejumlah langkah yang dilakukan pihak UGM untuk menangani masalah tersebut.
Baca juga:
Hasil Investigasi UGM Benarkan Pemerkosaan Mahasiswi Oleh Teman KKNnya
Ungkap Kasus Agni, Polda DIY Berencana Kirim Tim ke Maluku
Polisi Jemput Bola ke Pulau Seram Usut Dugaan Pemerkosaan Mahasiswi UGM
Masyarakat Diajak Hapuskan Kekerasan Terhadap Perempuan
Polda DIY dan Polres Maluku Akan Gelar Perkara Kasus Pemerkosaan Mahasiswi UGM
UGM Didesak Pecat Terduga Pemerkosa Mahasiswi Saat KKN