Ribuan aksara Bali dalam lontar rusak parah
Pemerintah Provinsi mendata terdapat 8.239 cakep lontar menggunakan aksara Bali. Kinerja selama dua bulan dilakukan 716 penyuluh Bahasa Bali ini menemukan sebanyak 2.562 cakep lontar dalam kondisi rusak parah.
Pemerintah Provinsi mendata terdapat 8.239 cakep lontar menggunakan aksara Bali. Kinerja selama dua bulan dilakukan 716 penyuluh Bahasa Bali ini menemukan sebanyak 2.562 cakep lontar dalam kondisi rusak parah.
"Penyuluh Bahasa Bali ini blusukan mendata lontar yang berada di desa tempat tugas mereka masing-masing. Identifikasi data yang dilaksanakan menunjukkan keberadaan lontar di Bali sangat menyedihkan," terang Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali, Nyoman Suka Ardiyasa, Kamis (16/9).
Dijelaskan Suka Ardiyasa, dari 8.239 naskah lontar berhasil didata, sebanyak 611 naskah lontar berhasil ditemukan di Kabupaten Buleleng, di mana 330 lontar dalam kondisi terawat, dan 281 cakep lontar dalam kondisi rusak.
Selanjutnya di Kabupaten Badung juga ditemukan Lontar sebanyak 326 cakep, dengan kondisi 164 cakep lontar terawat dan 158 cakep lontar dalam kondisi rusak.
Sementara di Kota Denpasar, di empat kecamatan terdata naskah lontar sebanyak 819 cakep, di mana 655 cakep dalam kondisi terawat. Sementara sisanya, yakni sebanyak 164 cakep lontar dalam kondisi rusak.
Untuk di Kabupaten Gianyar, tim Penyuluh Bahasa Bali juga berhasil melakukan pendataan terhadap 1.513 cakep naskah lontar milik masyarakat. Dari 1.513 cakep lontar ini, 904 cakep dalam kondisi terawat. Sementara sebanyak 609 cakep lontar dalam kondisi tak terawat.
Sementara untuk di Kabupaten Karangasem, ditemukan 284 cakep naskah lontar. Dari 284 cakep tersebut diketahui sebanyak 186 cakep naskah lontar dalam kondisi terawat dan 98 cakep lontar dengan kondisi rusak. Selanjutnya di Kabupaten Klungkung, Penyuluh Bahasa Bali mendata 2103 cakep naskah lontar, dengan kondisi 1487 cakep lontar terawat dan 616 naskah lontar dalam kondisi rusak.
Di Kabupaten Jembrana, penyuluh berhasil mendata naskah lontar sebanyak 238 cakep. Kondisinya, 151 cakep lontar dalam kondisi terawat dan 87 cakep dalam kondisi tidak terawat. Di Kabupaten Tabanan juga didata sebanyak 1.921 cakep lontar. Kondisinya sebanyak 1.532 dalam kondisi baik, sementara sisanya sebanyak 389 Naskah dalam kondisi rusak.
Terakhir di Kabupaten Bangli, terdata sebanyak 555 cakep naskah lontar, dengan kondisi 395 cakep lontar terawat dan 160 cakep naskah lontar dalam kondisi rusak.
"Jujur dari penemuan ini, sangat membahagiakan sekaligus menyedihkan. Bahagia karena dari pendataan telah ditemukan naskah-naskah lontar yang akan menjadi dasar Dinas Kebudayaan melakukan konservasi lebih lanjut. Sedihnya karena ternyata masih banyak masyarakat Bali yang hanya mengkramatkan lontar namun tidak melakukan perawatan yang baik terhadap naskah lontar yang dimiliki,"ungkapnya.
Menurut Ardiyasa, dengan pendataan tersebut menunjukkan bahwa setiap kabupaten di Bali, bahkan sampai ke pelosok desa menyimpan lontar. Dengan demikian, pihaknya menyimpulkan bahwa sejatinya Bali merupakan museum hidup naskah lontar. Maka itu Bali sudah sepantasnya memperlakukan lontar tidak hanya sebagai pusaka melainkan sebagai pustaka.
"Saya berharap, pemerintah, akademisi, budayawan, sastrawan dan seluruh lapisan masyarakat Bali memberikan dukungannya pada penyelamatan ini," harapnya.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Bagaimana warga Bali mempertahankan budaya mereka di Kalimantan Barat? Secara umum, warga kampung bali yang tinggal di Kalimantan Barat ini masih menegakkan budaya asli mereka, hanya saja tempatnya yang berbeda. Mereka juga masih menyempatkan pulang ke kampung halaman untuk menghadiri acara Ngaben dan acara adat lainnya.
-
Kenapa Prasi penting bagi budaya Bali? Prasi juga jadi media melestarikan cerita-cerita yang berkembang di antara masyarakat Bali. Visual Prasi yang memukau dapat membantu mempertahankan eksistensi dari cerita-cerita tersebut.
-
Mengapa pantun Bali lucu penting dalam melestarikan budaya Bali? Dalam konteks budaya, pantun Bali lucu memainkan peran dalam melestarikan bahasa Bali dan seni sastra lisan tradisional. Melalui bermain pantun, generasi muda dapat terlibat dalam praktik budaya yang khas, yang membantu mewariskan nilai-nilai dan identitas budaya kepada generasi selanjutnya.
-
Bagaimana tradisi Ngejot dilakukan di Bali? Tradisi Ngejot merupakan bentuk jalinan silaturahmi antara umat Islam dan Hindu di Bali. Tradisi ini berwujud dalam bentuk mengantarkan makanan kepada sanak saudara maupun tetangga yang berbeda agama, terutama saat hari besar keagamaan seperti Galungan dan Iduladha. "Tradisi ini sudah tumbuh dan berkembang dalam keberagamaan masyarakat Bali. Saling memberi makanan, kue-kue, buah-buahan antar tetangga terdekat di setiap desa atau lingkungan. Selain bentuk persaudaraan, ini juga bentuk kerukunan, yang sudah terbangun sejak lama sampai sekarang,"
-
Kapan Muhibah Budaya dalam rangkaian Banyuwangi Ethno Carnival digelar? Muhibah Budaya yang digelar Jumat malam (7/7/2023) tersebut menampilkan berbagai atraksi tari dari sejumlah daerah.
Baca juga:
Candi Leluhur Majapahit diharapkan mampu bangun rasa kepedulian
Gali tanah pasang pipa PDAM, petugas temukan guci berisi uang kuno
Warga Buleleng menemukan guci dan gamelan kuno di kebun cengkeh
Balai Cagar Budaya teliti sejarah situs wajan raksasan di Kutoarjo