Sambo Nangis Akibat Ulah Yosua: Tak Ada Guna Pangkat Kalau Keluarga Dibeginikan
Mulanya, Sambo mengonfirmasi pada Bharada E soal apa yan terjadi di Magelang. Sambo kemudian menceritakan pada Bharada E bahwa istrinya mengalami pelecehan. Di persidangan sebelumnya, Putri yang berada di Magelang mengaku menelepon Sambo dan mengatakan sudah dilecehkan Brigadir J.
Richard Eliezer alias Bharada E mengakui diperintah Ferdy Sambo untuk membunuh Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Perintah itu disampaikan Sambo saat keduanya bertemu di rumah pribadi Sambo, Jalan Saguling, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7) lalu.
Mulanya, Sambo mengonfirmasi pada Bharada E soal apa yan terjadi di Magelang. Sambo kemudian menceritakan pada Bharada E bahwa istrinya mengalami pelecehan. Di persidangan sebelumnya, Putri yang berada di Magelang mengaku menelepon Sambo dan mengatakan sudah dilecehkan Brigadir J.
-
Apa harapan Putri Candrawathi untuk TAS? Mama selalu berdoa agar mas Arka selalu bertumbuh menjadi anak yang sehat, panjang umur, bahagia selalu, diberikan yang terbaik sepanjang hidup Mas Arka dan kelak Mas Arka akan menjadi anak hebat yang tangguh dan membanggakan mama.
-
Siapa Brigadir Jenderal Sahirdjan? Bapak Itu Brigadir Jenderal Sahirdjan, Guru Besar Akademi Militer!
-
Kapan Candi Tribhuwana Tunggadewi dibangun? Berdasarkan angka tahun di batu Yoni candi ini dibangun pada zaman Majapahit saat Raja Hayam Wuruk memerintah.
-
Apa yang ditemukan di bawah Candi Tribhuwana Tunggadewi? Kemudian di bawah bata terbawah dari tembok kita temukan lapisan gunung api tipis 10 cm, kemungkinan di bawahnya ada lapisan lempung dan di dalamnya mengandung artefak-artefak seperti pecahan bata, gerabah, dan sebagainya. Itu menunjukan lapisan yang mengandung artefak itu adalah artefak budaya yang kemudian terkubur abu gunung api,
-
Mengapa Candi Tribhuwana Tunggadewi dibangun? Menurut arkeolog, candi tersebut dibangun untuk mendharmakan ibu Hayam Wuruk, Tribhuwana Tunggadewi.
-
Di mana Candi Tribhuwana Tunggadewi ditemukan? Arkeolog Temukan 'Akta' Kelahiran Raja Majapahit Hayam Wuruk, Terkubur di Bawah Tanah Para Arkeolog dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim melakukan ekskavasi tahap 5 Situs Bhre Kahuripan di Desa Klinterejo, Sooko, Mojokerto.
"Nggak lama kemudian Ibu masuk, duduk di samping Pak FS. Bapak habis nanya ke saya itu nangis dulu, Yang Mulia. Baru habis bapak nangis ini, saya kaget ini (dan berpikir) 'ada kejadian apa di Magelang?'," kata Bharada E saat sidang di PN Jakarta Selatan, Selasa (13/12).
"Baru (Sambo bilang) 'Ibu sudah dilecehkan sama Yosua' baru nangis lagi, Yang Mulia," sambung Richard menceritakan kembali kejadian pada 8 Juli lalu.
Hal itu disampaikan Richard saat menjadi saksi di sidang pembunuhan berencana Brigadir J untuk terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Bharada E kaget mendengar keterangan Ferdy. Namun ketika itu, katanya, Sambo menyebut sebagai pelecehan bukan pemerkosaan.
"Saya pas dengar itu, saya kaget Yang Mulia, 'wah kok kayak gini'. Maksudnya kok bisa sampai Yosua lecehkan ibu. Saya kaget, saya takut juga pada saat itu karena posisinya Bapak ada di Jakarta, kami ada di Magelang. Takut Bapak marah ke saya kan," beber dia.
Saat Sambo bercerita adanya pelecehan, Putri yang juga hadir terlihat menangis. Hingga Sambo menyebut Brigadir J sudah melakukan hal yang kurang ajar.
"Baru dia pegang kerah bajunya, dia bilang 'tak ada gunanya pangkat saya ini Chard, kalau keluarga saya dibeginikan'. Saya juga langsung diam pada saat itu Yang Mulia, serba salah juga, takut juga, karena bapak nangis, marah, emosi, habis berhenti, nangis lagi. Pokoknya saya diam," ucap Richard.
Saat kondisi marah dan emosi itu, Bharada E mendengar Ferdy Sambo menyatakan ingin Brigadir J mati dan diikuti perintah menembak ajudannya itu.
"Baru dia ubah posisi, agak maju gini (posisi duduknya) baru dia bilang 'memang harus dikasih mati anak itu', bilang begitu ke saya. Saya diam aja. Saya lihat bapak, bapak nangis. 'Nanti kau yang bunuh Yosua ya karena kalau kau yang bunuh, saya yang akan jaga kau. Tapi kalau saya yang bunuh, nggak ada yang jaga kita'," tambahnya.
Usai mendengar perintah atasannya, Bharada E hanya diam dan menjawab siap. Kemudian, Sambo menjelaskan skenario untuk membunuh Brigadir J, yakni tewas karena baku tembak.
Pengakuan Putri Soal Dugaan Diperkosa
Sebelumnya, Putri Candrawathi mengaku diperkosa hingga dibanting sebanyak tiga kali oleh almarhum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Pengakuan itu sebagai respons atas pertanyaan hakim mengenai pemakaman Yosua yang disertai dengan penghormatan.
Saat hadir sebagai saksi, Putri mengaku bahwa Brigadir J melakukan pengancaman dan kekerasan seksual. Bahkan, Putri menyebut Yosua membanting dirinya sampai tiga kali kejadian itu terjadi pada 7 Juli 2022 di Magelang, Jawa Tengah.
"Mohon maaf yang mulia, mohon izin yang terjadi memang Yosua melakukan kekerasan seksual, pengancaman, dan penganiayaan membanting saya tiga kali ke bawah itu yang memang benar-benar terjadi," jelas Putri saat sidang di PN Jakarta Selatan, Senin (12/12) kemarin.
Sambil terisak di hadapan majelis hakim, Putri mengklaim Brigadir J telah memperkosa dan mengancam dirinya. Ia pun mempertanyakan alasan Polri akhirnya menyelenggarakan upacara pemakaman penghormatan untuk Brigadir J.
"Mungkin ditanyakan ke institusi Polri kenapa bisa memberikan penghargaan kepada orang yang sudah melakukan pemerkosaan dan penganiayaan serta pengancaman kepada saya selaku Bhayangkari," ujarnya.
Adapun keterangan Putri kemarin sebagai kapasitasnya selaku saksi mahkota untuk terdakwa Bharada E atau Richard Eliezer, Kuat Maruf, dan Ricky Rizal alias Bripka RR dalam perkara pembunuhan berencana Brigadir J.
(mdk/lia)