Selidiki Dugaan TPPO Program Ferienjob, Polda Sulsel Panggil 2 Kampus dan Mahasiswa
Ditreskrimum Polda Sulsel telah meminta klarifikasi dari dua perguruan tinggi dan mahasiswa terkait dugaan TPPO program erienjob ke Jerman.
Ditreskrimum Polda Sulawesi Selatan mulai menyelidiki kasus dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) program Ferienjob ke Jerman. Mereka telah meminta klarifikasi dari dua perguruan tinggi dan mahasiswa.
- Polda Sulsel Bentuk Tim Penyelidikan Dugaan TPPO Program Ferienjob, Korban Diminta Melapor
- Menko Polhukam akan Bentuk Tim Khusus Tangani Kasus TPPO Mahasiswa Modus Ferienjob di Jerman
- Mahasiswa Korban TPPO Modus Ferienjob di Jerman Banyak Terjerat Utang
- Nasib Mahasiswa 'Magang' Ferienjob Diduga Korban TPPO Selama di Jerman: Mereka Dipekerjakan jadi Kuli
Selidiki Dugaan TPPO Program Ferienjob, Polda Sulsel Panggil 2 Kampus dan Mahasiswa
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulsel Komisaris Besar Jamaluddin Farti membenarkan telah memanggil pengurus dua kampus dan mahasiswa. Pemanggilan itu untuk klarifikasi program Ferienjob ke Jerman.
"Sudah ada yang kami klarifikasi dari beberapa kampus dan mahasiswa yang sudah pulang. Sementara baru dua kampus yang kita klarifikasi," ujarnya kepada wartawan di Mapolda Sulsel, Senin (1/4).
Jamaluddin mengaku akan mencocokkan klarifikasi pihak perguruan tinggi dan mahasiswa dengan data dari Bareskrim Polri.
"Terpenting sudah ada beberapa yang kita klarifikasi. Sementara berjalan dulu. Ini kan kita melihat data di Bareskrim dan kita proaktif," tuturnya.
Meski demikian, Jamaluddin menegaskan program Ferienjob dianggap ilegal karena tidak masuk dalam program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Dia mengakui ada beberapa perguruan tinggi di Makassar yang tidak mengetahui jika mahasiswanya ikut program Ferienjob ke Jerman. Mahasiswa itu ikut program Ferienjob secara mandiri.
"Kalau saya baca, ada mahasiswanya berangkat, tapi tanpa sepengetahuan kampus. Itu kan yang tahu mereka yang mandiri," ucapnya.