Sistem Penerangan Jalan Umum Berbasis Solar Cell: Solusi untuk Daerah 3T di Sulawesi Tengah
Sistem penerangan jalan umum (PJU) adalah infrastruktur vital untuk keamanan dan kenyamanan masyarakat
Sistem penerangan jalan umum (PJU) adalah infrastruktur vital untuk keamanan dan kenyamanan masyarakat. Namun, di daerah terpencil, tertinggal, dan terluar (3T) seperti Desa Simatang Utara, Sulawesi Tengah, ketiadaan akses listrik menjadi hambatan besar dalam menyediakan fasilitas ini.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) mengembangkan sistem PJU berbasis solar cell yang ramah lingkungan dan hemat energi.
- Rano Janjikan SPBU Apung untuk Warga Kepulauan Seribu
- Siap-siap, Pemerintah Perketat Pembelian Solar untuk Jenis Kendaraan Tertentu
- Inovasi Mahasiswa UGM saat KKN di Sulawesi Barat, Pasang Alat Pemanen Hujan dan Penerangan Jalan Bertenaga Surya
- Air Mata Bahagia Warga Perbatasan Timor Leste Dapat Sumur Bor hingga Lampu Solar Cell
Program ini dipimpin oleh Prof. Trio Adiono, S.T., M.T., Ph.D., dengan dukungan dana melalui skema Pengabdian Masyarakat (PM) untuk daerah 3T.
“Kami ingin memberikan solusi yang tepat guna, berbiaya rendah, dan sesuai dengan kondisi geografis daerah terpencil,” ungkap Prof. Trio.
Proses Instalasi
Pada tanggal 23 September 2024, instalasi sistem PJU berbasis solar cell berhasil dilakukan di Desa Simatang Utara, Kecamatan Dampal Utara, Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah.
Proses ini berjalan lancar dengan dukungan masyarakat setempat dan melibatkan tenaga ahli dari ITB.Setelah instalasi, masyarakat sekitar langsung merasakan manfaatnya.
Jalanan yang sebelumnya gelap kini menjadi terang, sehingga meningkatkan rasa aman dan memperlancar mobilitas, terutama pada malam hari.
“Sekarang kami bisa bepergian lebih nyaman, bahkan anak-anak bisa belajar lebih lama karena jalan sekitar rumah terang,” ungkap salah seorang warga.
Manfaat dan Keunggulan Teknologi
PJU berbasis solar cell ini memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi utama, menjadikannya sangat ideal untuk wilayah tanpa akses listrik.
Teknologi ini dilengkapi lampu LED hemat energi, sensor gerak, dan sistem kontrol otomatis. Lampu hanya menyala ketika ada pergerakan, sehingga konsumsi energi lebih efisien.
“Penggunaan teknologi LED memungkinkan penghematan energi hingga 40%, masa pakai lampu lebih panjang, dan biaya perawatan lebih rendah dibandingkan lampu halogen konvensional,” jelas Prof. Trio.
Selain itu, sistem ini terintegrasi dengan kontrol berbasis jaringan yang memungkinkan pengelolaan jarak jauh dan pendeteksian kerusakan secara otomatis.
Dampak Positif untuk Masyarakat
Dengan keberadaan PJU berbasis solar cell, masyarakat Desa Simatang Utara kini dapat menikmati penerangan jalan yang andal dan aman.
Infrastruktur ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup tetapi juga mendorong aktivitas ekonomi dan sosial di malam hari.
Keberhasilan program ini menjadi bukti bahwa teknologi dapat memberikan solusi nyata bagi tantangan di daerah 3T.
ITB berharap, sistem ini dapat diadopsi di lebih banyak daerah terpencil di Indonesia, memperluas manfaat dan dampaknya bagi masyarakat yang membutuhkan.