Sriwedari hendak dieksekusi, anak muda Solo pasang bendera kematian
"Ini simbol lelayu, sebagai pertanda matinya Sriwedari. Sriwedari ini bukan milik perorangan atau pemkot," ujar Sony.
Tak hanya kalangan seniman, budayawan atau pemerintah kota, anak muda Solo pun tak bisa menerima jika lahan Sriwedari seluas 9,9 hektar tersebut akan dieksekusi. Mereka tidak bisa merelakan jika lahan yang sebagian besar merupakan kawasan cagar budaya tersebut lepas dan dimiliki perseorangan.
Koordinator aksi, Sony Arendra Fardian, mengatakan, anak muda Solo sangat prihatin dengan lepasnya lahan Sriwedari. Hal ini karena di area tersebut terdapat banyak bangunan bersejarah bagi bangsa Indonesia, yakni Museum Radya Pustaka yang merupakan museum tertua, Stadion Sriwedari, sebagai stadion pertama di Indonesia dan Monumen Pon I, Gedung Wayang Orang dan sejumlah bangunan lainnya.
Tak hanya itu, di Taman Sriwedari juga menjadi tempat ratusan orang menggantungkan nasibnya dengan berbagai profesi dan pekerjaan.
"Kalau Sriwedari ini digusur, ada 5 ribuan orang yang tidak bisa menikmati hiburan yang ada di sini. Di sini ini pusat kesenian, pusat kebudayaan, barometernya kesenian di Solo ya di sini," ujar Sony saat ditemui merdeka.com, di Plasa Sriwedari, Selasa (15/9).
Sebagai wujud keprihatinan tersebut belasan anak muda Solo memasang bendera merah di gapura masuk Taman Sriwedari. Sekitar 40 bendera berbentuk segi tiga yang terbuat dari kertas sampul berukuran 50 cm, memenuhi pintu utama Sriwedari.
"Ini bendera simbol lelayu, sebagai pertanda matinya Sriwedari. Sriwedari ini bukan milik perorangan atau pemkot, tapi milik kita semua, ini tanah leluhur," tandasnya.
Tak hanya memasang bendera kematian, anak muda Solo juga akan melakukan aksi seribu lilin keprihatinan. Seribu anak muda Solo pada 19 September mendatang, menurut rencana akan menyalakan lilin pada malam hari.
"Pagi hari kita akan ada aksi mural atau graviti dengan tema 'save Sriwedari', sorenya ada pengajian akbar dan diakhiri dengan aksi seribu lilin," jelasnya.
Lebih lanjut Sony mengatakan, pihaknya meminta kepada pemkot dan ahli waris agar mencari jalan terbaik untuk menyelamatkan Sriwedari.
"Sriwedari ini ruang publik, kalau hilang berarti tidak ada lagi kesenian. Sriwedari harus menjadi milik masyarakat, bukan milik pemkot atau milik per seorangan," pungkasnya.
Baca juga:
Warga Solo bikin petisi tolak eksekusi kompleks Taman Sriwedari
Ahli waris minta Pemkot Solo serahkan Sriwedari secara baik-baik
Keluarkan peringatan, PN Solo segera eksekusi lahan Sriwedari
Tolak eksekusi lahan Sriwedari, Pemkot Solo siapkan perlawanan
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Dimana lokasi Kecamatan Sukasari di Purwakarta? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Kapan Serangan Umum Surakarta terjadi? Serangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.
-
Kapan Keraton Surakarta dibangun? Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II sebagai pengganti Keraton Kartasura yang hancur karena adanya peristiwa Geger Pecinan pada tahun 1743.
-
Apa tujuan dari Serangan Umum Surakarta? Meski dihujani bom-bom dari udara, para pejuang gerilya terus melakukan perlawanan dan pertempuran tanpa pandang bulu. Mereka tetap konsisten menyerang pos-pos Belanda lalu masuk ke kampung bersama rakyat lainnya.
-
Apa yang unik dari Sedekah Bumi di Desa Surodadi? Gunungan di Desa Surodadi terbilang cukup unik. Hal ini dikarenakan di sana ada hasil tangkapan laut seperti kerang, ikan tengiri, kepiting, hingga ikan bandeng.