Sudah 50 hektare kebakaran lahan gambut dan perkebunan di Aceh Selatan
Sudah 50 hektare kebakaran lahan gambut dan perkebunan di Aceh Selatan. Untuk Kecamatan Bakongan masih terdapat beberapa titik api kebakaran lahan dan perkebunan warga. Api masih merambat dan membakar hutan dan lahan di wilayah tersebut hingga mencapai mencapai 50 hektare lebih.
Kebakaran lahan gambut dan perkebunan warga di Kabupaten Aceh Selatan semakin bertambah. Diperkirakan kebakaran saat ini sudah mencapai 50 hektare lebih, Sabtu (9/6).
Hingga pukul 16.57 WIB sebagaimana data dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), untuk Kecamatan Tapaktuan api sudah berhasil dipadamkan sejak tadi malam.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Siapa Abu Bakar Aceh? Abu Bakar Aceh, seorang tokoh intelektual tersohor asal Aceh yang telah melahirkan banyak karya di bidang keagamaan, filsafat, dan kebudayaan.
-
Di mana letak Hutan Punti Kayu? Letaknya berada di tengah Kota Palembang tepatnya Jalan Kol. H. Burlian km 6,5.
-
Apa yang dipercaya oleh penduduk setempat tentang hutan di Desa Banding? Penduduk setempat percaya bahwa hutan itu merupakan lokasi kerajaan kera.
-
Apa itu Situs Bukit Kerang di Aceh Tamiang? Situs Bukit Kerang yang berada di Desa Mesjid, Kecamatan Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang ini adalah salah satu jejak peninggalan manusia purba yang hidup sekitar ribuan tahun silam.(Foto: Google Maps) Situs ini memiliki luas 25 meter dengan gundukan bukitnya setinggi 4,5 meter yang terdiri dari kulit kerang. Untuk luas lahannya sebesar 36 x 31 meter persegi.
Sedangkan untuk Kecamatan Bakongan masih terdapat beberapa titik api kebakaran lahan dan perkebunan warga. Api masih merambat dan membakar hutan dan lahan di wilayah tersebut hingga mencapai mencapai 50 hektare lebih.
"Di Kecamatan Bakongan api masih membakar di wilayah kebakaran tersebut, ada beberapa titik api yang belum bisa dipadamkan," kata Kepala BPBA, T Ahmad Dadek.
Katanya, api sulit padamkan akibat dari angin yang bertiup kencang. Sehingga api cepat membesar dan merambat ke berbagai lokasi lainnya. Ditambah lagi petugas mengalami kesulitan untuk menyuplai air dan mendapatkan air guna memadamkan kebakaran.
"Kebutuhan mendesak, peralatan kebakaran Karhutla (kebakaran hutan dan lahan) dan pompa air portable, hingga sekarang jarak pandang 16 kilometer," jelasnya.
Menurut T Ahmad Dadek, api diduga berasal dari warga yang melakukan aktivitas membakar sampah di kebun. Sehingga menyebabkan api merambat ke sekitar. Kondisi ini juga disebabkan oleh cuaca panas dan musim kemarau yang terjadi di Kabupaten Aceh Selatan.
Sebelumnya Kepala Seksi Informasi dan Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Blang Bintang, Zakaria mengingatkan Aceh saat ini sudah masuk musim kemarau sejak bulan Maret. Sehingga bisa dilihat curah hujan semakin berkurang, suhu semakin tinggi dan mudah terjadi kebakaran.
"Suhu udara semakin meningkat dan bahkan di Banda Aceh pernah suhu mencapai 53 derajat celsius. Musim kemarau juga diikuti dengan peningkatan kecepatan angin," jelasnya.
Oleh karena itu, dengan kondisi kering karena cuaca kemarau, BMKG meminta kepada masyarakat agar berhati-hati dengan api. Baik itu keberadaan kompor di rumah maupun saat membakar sampah, harus selalu dijaga agar tidak terjadi kebakaran.
"Bagi masyarakat yang hendak membuka lahan perkebunan agar tidak membakar hutan. Juga kepada nelayan dan kepada penyedia jasa pelayaran untuk berhati-hati," pintanya.
(mdk/eko)