Survei Indikator: 44,1 Persen Masyarakat Menilai Ekonomi Nasional Dalam Keadaan Buruk
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mencatat, persentase masyarakat yang menganggap ekonomi nasional buruk sebesar 36,7 persen. Sementara itu, 7,4 persen masyarakat menilai kondisi ekonomi sangat buruk.
Indikator Politik Indonesia menyampaikan hasil survei terbaru mengenai evaluasi publik terhadap pemulihan ekonomi di Indonesia. Hasil survei menunjukkan masih banyak masyarakat menilai kondisi ekonomi nasional masih buruk.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mencatat, persentase masyarakat yang menganggap ekonomi nasional buruk sebesar 36,7 persen. Sementara itu, 7,4 persen masyarakat menilai kondisi ekonomi sangat buruk.
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Apa tujuan dari survei Poltracking Indonesia? Tujuan survei untuk mengukur sejauh mana efektivitas langkah para kandidat dalam meningkatkan elektabilitasnya, serta sejauh mana pengaruh faktor eksternal di luar kandidat dapat mempengaruhi peta elektoral terkini.
-
Apa saja aspek yang dinilai dalam Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Kaltim? IDI diukur berdasarkan 3 aspek dan 22 indikator. Beberapa aspek penilaian IDI Kaltim yang mengalami peningkatan di antaranya, Aspek Kebebasan dari 89,46 naik menjadi 91,40. Aspek Kesetaraan dari 76,67 naik menjadi 79,25. Dan aspek Kapasitas Lembaga Demokrasi dari 77,90 naik menjadi 81,06.
-
Bagaimana responden menilai kondisi ekonomi nasional saat ini? Ini ditandai dengan 26,0 persen masyarakat yang menilai ekonomi nasional saat ini buruk. Angka ini seimbang dengan 26,0 persen masyarakat yang mengatakan ekonomi baik. Umumnya ekonomi nasional dinilai sedang, yakni sebesar 42,4 persen, akan tetapi lebih banyak yang menilai sangat buruk daripada yang sangat baik. Dengan persentase 3,5 persen sangat buruk. Lalu hanya 1,4 persen masyarakat yang menilai kondisi ekonomi nasional sangat baik.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan Survei Poltracking Indonesia tentang elektabilitas pasangan capres-cawapres dilakukan? Survei ini diselenggarakan Poltracking Indonesia mulai tanggal 29 Oktober hingga 5 November 2023.
"Kalau kita total 44,1 persen yang mengatakan kondisi ekonomi nasional saat survei dilakukan dalam keadaan buruk atau sangat buruk. Jadi lebih banyak yang mengatakan kondisi ekonomi nasional buruk ketimbang baik," kata Burhanuddin, Minggu (26/9).
"Kita bisa cek siapa mereka yang mengatakan (ekonomi nasional) buruk umumnya adalah mereka yang tidak memiliki fix income di sektor informal," ujar dia.
Meski banyak yang menilai buruk, kata Burhanuddin, masih ada 16,1 persen masyarakat menganggap ekonomi nasional baik. Kemudian, sebesar 0,7 persen menilai kondisi ekonomi sangat baik dan 33,3 persen sedang. Adapun yang tidak menjawab atau tidak bisa menentukan apakah ekonomi nasional baik atau buruk sebesar 5,7 persen.
Burhanuddin menjelaskan, jika dibandingkan dengan survei pada Mei 2021, persentase masyarakat yang menilai ekonomi nasional buruk menurun. Pada kuartal II tahun 2020, masyarakat yang menganggap ekonomi nasional buruk mencapai 81 persen.
Persepsi masyarakat bahwa ekonomi nasional buruk terus menurun sejak Juli 2020 hingga April 2021 yang menyentuh angka 49,5 persen. Namun, pada Juli 2021, persentase masyarakat yang menganggap ekonomi buruk kembali meningkat hingga 52,5 persen.
Menurut Burhanuddin, meningkatnya persepsi publik bahwa kondisi ekonomi nasional buruk disebabkan gelombang kedua pandemi Covid-19 yang diikuti dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
"Saat itu mobilitas masyarakat mencari nafkah menjadi terganggu. Apalagi pemerintah memiliki keterbatasan finansial untuk bisa mensuplai kebutuhan masyarakat kelas menengah ke bawah. Nah di survei September yang mengatakan ekonomi nasional memburuk itu turun jadi 44 persen," kata Burhanuddin.
Survei ini dilakukan Indikator Politik Indonesia sejak tanggal 17 sampai 21 September 2021. Sampel survei sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan pada Maret 2018 hingga Juni 2021.
Dari 1.200 responden, margin of error sekitar kurang lebih 2.9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi. Survei menggunakan telepon.
Baca juga:
Pemberian Stimulus untuk Industri Tekstil di Masa Pandemi
Anak Buah Menko Luhut Ungkap Beda PNS Zaman Dulu dengan Sekarang
Vitalnya Peran Data Majukan Pertanian Indonesia
Tanggulangi Kemiskinan dan Stunting, Wapres Dorong Penyediaan Data Berkualitas
Bappenas Dorong Pemanfaatan Data dalam Perencanaan Pembangunan
Di Forum Internasional, Sri Mulyani Ungkap Rahasia RI Rem Kemiskinan Imbas Pandemi