Tegas, Menag Yaqut Minta Smart Card Jemaah Haji Indonesia Dibagikan Paling Lambat H-1 Wukuf di Arafah
Jemaah haji akan mulai diberangkatkan dari Makkah menuju Arafah pada Jumat 13 Juni 2024.
Jemaah haji akan mulai diberangkatkan dari Makkah menuju Arafah pada Jumat 13 Juni 2024.
- 7.000 Jemaah Haji Belum Dapat Smart Card, Begini Penjelasan Kemenag
- Kemenag: 80% Jemaah Haji Reguler Sudah Diberangkatkan
- INFOGRAFIS: Arab Saudi Bagikan 'Smart Card' untuk Jemaah Haji dari Berbagai Dunia, Ini Fungsinya
- Kemenag Bagikan 10.000 Smart Card untuk Jemaah Haji Indonesia, Ini Fungsi Utamanya
Tegas, Menag Yaqut Minta Smart Card Jemaah Haji Indonesia Dibagikan Paling Lambat H-1 Wukuf di Arafah
29.000 Jemaah haji Indonesia masih belum mendapat smart card atau nusuk yang menjadi tiket masuk kawasan Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Padahal pelaksanaaan wukuf di Arafah telah ditetapkan pada Sabtu 14 Juni 2024. Sementara jemaah haji akan mulai diberangkatkan dari Makkah menuju Arafah pada Jumat 13 Juni 2024.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas memberi perhatian lebih terkait hal tersebut. Yaqut langsung menanyakan masalah ini kepada penyedia layanan haji yang ditunjuk pemerintah Arab Saudi atau Masyariq.
Yaqut meminta smart card harus terdistribusi kepada seluruh jemaah haji Indonesia pada H-1 menjelang pelaksanaan wukuf. Mengingat saat ini pemerintah Arab Saudi sangat tegas dan tidak akan mengizinkan jemaah tanpa smart card masuk ke kawasan puncak haji.
"Mengingat hal ini bisa menimbulkan masalah," kata Yaqut di Mina, Arab Saudi, dikutip Rabu (12/6).
Dalam kesempatan itu, Yaqut mengklarifikasi pemicu belum selesainya kartu yang juga dikenal dengan nama kartu nusuk itu.
Pihak mashariq menyebut, hal itu disebabkan adanya sejumlah kendala di balik proses pencetakan kartu nusuk.
"Untuk diketahui, produksi smart card itu dilakukan oleh perusahaan penyedia,” kata perwakilan Mashariq, Amin Indragiri.
Namun, Amin berjanji akan mengupayakan agar seluruh smart card sudah bisa terdistribusi kepada semua jemaah Indonesia sebelum pelaksanaan ibadah puncak haji berlangsung.
Sementara itu, anggota Amirul Hajj, Alissa Wahid menilai belum tuntasnya distribusi kartu nusuk membawa dampak negatif bagi jemaah haji, terutama yang belum memilikinya. Mengingat kartu nusuk tidak hanya diperlukan saat pelaksanaan ibadah puncak haji di Armuzna. Tetapi dibutuhkan juga untuk melaksanakan kegiatan di Masjidil Haram. Untuk itu, dia meminta kepada Masyariq untuk benar-benar memperhatikan masalah ini.
"Banyak jemaah Indonesia yang sempat berurusan dengan pihak keamanan karena saat diminta kartu nusuknya, tapi tak bisa menujukkan. Akibatnya, mereka tak bisa masuk masjid,” kata Alissa dalam kesempatan yang sama.
Sebagai informasi, jemaah haji dari seluruh negara di dunia saat ini wajib memiliki smart card untuk masuk ke kawasan Armuzna. Kartu ini merupakan kebijakan Arab Saudi untuk melarang jemaah tanpa visa haji masuk Makkah maupun Armuzna.
Akibat kebijakan smart card ini, skema pemberangkatan jemaah haji dari hotel menginap ke Armuzna berubah. Sekarang, sebelum masuk bus setiap jemaah akan diperiksa dan di-scan dulu kartunya oleh petugas dari Masyariq. Jika lolos, dia bisa masuk bus. Sebaliknya jika tidak, maka keberangkatannya ditunda sementara.