Terungkap, Ini Kronologi Kasus Penembakan Istri TNI di Semarang
Kasus penembakan istri anggota TNI di Kota Semarang berhasil diungkap tim gabungan TNI Polri. Lima tersangka diringkus, sedangkan otak pelaku yang tidak lain adalah suami korban, Kopda Muslimin masih buron. Kondisi korban bernama Rina Wulandari saat ini masih dirawat di rumah sakit.
Kasus penembakan istri anggota TNI di Kota Semarang berhasil diungkap tim gabungan TNI Polri. Lima tersangka diringkus, sedangkan otak pelaku yang tidak lain adalah suami korban, Kopda Muslimin masih buron. Kondisi korban bernama Rina Wulandari saat ini masih dirawat di rumah sakit.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah (Jateng) Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, motif Muslimin diduga merencanakan penembakan tersebut karena memiliki pacar. Sedangkan motif kelima tersangka adalah tergiur upah yang dijanjikan Muslimin.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang dibantah oleh TNI AD terkait video viral penganiayaan di Bandung? TNI Angkatan Darat (AD) membantah terkait narasi disampaikan pemuda inisial Y terduga pelaku penganiayaan yang mengaku sebagai keponakan dari Mayor Jenderal Rifky Nawawi.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Apa yang sedang dilakukan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dalam video yang viral? Sebuah video memperlihatkan Panglima TNI dengan santai beli nasi di warteg.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
"Ini kasus yang sangat menarik yang perlu adanya quick response penanganannya, karena menyangkut keluarga besar Persit. Karena itu kita membentuk tim gabungan antara Polda Jateng dengan Kodam IV Diponegoro, yang tidak lama bisa kita ungkap dengan metode scientific crime investigation maupun manual, tentu modus operandi yang dilakukan adalah penembakan dengan senjata api," kata Luthfi di Semarang, Senin (25/7).
Dari pengungkapan kasus ini, polisi berhasil mengamankan lima tersangka. Sugiono alias Babi dan Ponco Aji Nugroho. Keduanya satu tim sebagai eksekutor. Kemudian Supriono dan Agus Santoso yang bertugas sebagai tim pengawas. Tim eksekutor menggunakan sepeda motor Ninja. Sedangkan tim pengawas menggunakan Honda Beat.
"Kita juga ungkap penyedia senjata api, yaitu saudara Dwi Sulistiono di mana H-3 sebelum pelaksanaan kejadian, yang bersangkutan telah terjadi transaksi senjata api rakitan yang disinyalir, dengan nilai Rp3 juta," terangnya.
Berikut kronologi kasus penembakan ini:
Senin (18/7)
Pada pukul 08.00 WIB para tersangka melakukan pematangan tempat kejadian perkara.
Pukul 11.38 WIB, mereka melakukan aksi. Dua orang mengikuti korban pada saat menjemput anaknya. Sedangkan eksekutor penembakan dilakukan Babi sebanyak dua kali.
Tembakan pertama disinyalir tidak mematikan. Para tersangka kemudian kembali ke posko sekitar 200 meter dari TKP.
"Dapat instruksi dari suami (korban) saudara M untuk dilakukan penembakan yang kedua," terang Luthfi.
Kemudian pada tembakan kedua disinyalir bersarang di tubuh korban. Polisi berhasil mengamankan dua proyektil, satu dari TKP dan kedua dari tubuh korban.
Kemudian korban dibawa ke rumah sakit. Di sana, Muslimin menelepon kepada eksekutor untuk penyerahan uang upah. "Kemudian suami korban keluar di minimarket 300 meter dari rumah sakit, diberikan uang Rp120 juta sebagai bahan kompensasi dan telah dibagi para pelaku," beber Luthfi.
Dari jumlah tersebut, kemudian dibagi-bagi di antara para tersangka. Ada yang dibelikan sepeda motor hingga emas.
Kamis (21/7)
Pukul 13.00 WIB, Supriono dan Agus Santoso berhasil diringkus.
Pukul 20.00 WIB, Sugiono akhirnya diringkus.
Jumat (22/7)
Ponco dan Dwi berhasil diringkus.
Dalam merencanakan penembakan, sepeda motor Ninja yang digunakan tersangka sempat diubah warna. Dari yang sebelumnya hijau dicat menjadi tosca.
"Barang bukti yang diamankan satu pucuk senjata api, dua magazine, empat butir peluru termasuk yang masih tersisa di magazine. Kemudian satu unit Honda Beat kemudian Kawasaki Ninja warna hijau diubah. Jaket, celana jin, topi, sepasang sepatu," sambung Luthfi.
Selain itu, sepeda motor, emas atau pun barang-barang yang berasal dari upah penembakan juga diamankan polisi.
Polisi melayangkan ultimatum kepada Muslimin untuk segera menyerahkan diri. "Saya imbau kepada suami korban yang diduga masih dalam pencarian kita, untuk segera menyerahkan diri, sebelum tim melakukan tindakan tegas kepada yang bersangkutan," pungkasnya.
Selain itu, Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman di lokasi yang sama juga menegaskan terkait ancaman hukuman berat kepada anggota yang terbukti melanggar.
"Saya sudah perintahkan Pangdam dengan koordinasi dengan Kapolda agar segera bahkan saya datangkan Danpuspom, Asintel, mungkin yang bersangkutan tidak ada lagi di Jateng, sehingga bisa segera dilakukan pencarian secara cepat. Dan kita transparan bagi anggota yang misalnya betul melanggar akan dihukum seberat beratnya," tegas Dudung.
(mdk/cob)