Tim arkeolog gali candi peninggalan Mataram kuno abad 10 di Semarang
posisi candi tertutup oleh gundukan tanah dan pepohonan milik warga bernama Sutopo di Kecamatan Mijen, Semarang.
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN) melakukan proses penggalian terhadap situs atau benda purbakala yang diduga adalah bangunan candi Hindu era kerajaan Mataram Kuno pada abad ke 10.
Penemuan situs itu terjadi di sebuah kebun warga Desa Duduhan, Kelurahan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah. Bangunan candi awalnya sudah diketahui warga sejak lama. Namun, posisi candi tertutup oleh gundukan tanah dan pepohonan milik warga bernama Sutopo, warga RT 4 RW V, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.
"Bahkan, warga pernah menemukan adanya arca Ganesha dan Nanji yang merupakan perlambang patung Hindu. Situs candi Hindu yang diduga peninggalan Mataram Kuno di Jawa Tengah itu berukuran 9,3 X 9,3 meter. Pada tahun 1976 silam dugaan situs ini pernah di survei oleh pusat arkeologi. Namun kali ini baru bisa di penggalian dan diteliti lebih jauh," tegas Koordinator Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Agustijanto kepada wartawan di sela-sela proses penggalian Senin (28/9).
Tim penggalian itu merupakan gabungan yang terdiri dari 5 orang anggota PPAN, 1 mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dan 2 mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Agustijanto menjelaskan untuk mengetahui bentuk asli dan penanggalannya, tim akan melakukan penggalian temuan itu selama enam hari ke depan yang dimulai pada Jumat (25/9) hingga Selasa (29/9).
"Kita mencari bagian dasar dengan cara digali dan sedikit demi sedikit untuk mengetahui sebagian tubuh candi. Dilihat dari ukurannya, kemungkinan bujur sangkar dan termasuk candi ukuran sedang," jelasnya.
Meski sudah memperkirakan bentuk candi dan jenisnya, pihaknya belum berani membeberkan apakah benar situs itu merupakan candi Hindu era Mataram Kuno.
"Harus dilakukan kajian terhadap materi bahan candi yang berupa batu bata dan motifnya. Biasanya khas candi Hindu seperti Candi Dieng, Prambanan dan Candi Gedong Songo memiliki bangun Lingga Yoni sebagai perwujudan Dewa Shiwa, Nandi (patung sapi) dan Ratna di bagian puncak candi," paparnya.
Agustijanto menduga berdirinya candi ini sejalan dengan masuknya hindu ke Jateng melalui Kawasan Pantai Utara yaitu khususnya jalur pantai dari Semarang sampai Kendal.
"Kita akan kaji dulu di laboratorium menggunakan arang dan karbon. Bahan itu yang nantinya akan diketahui tanggal absolutnya," bebernya.
Untuk materi yang ditemukan sementara selama proses evakuasi berlangsung selama tiga hari ini ada sejumlah bagian penting. Seperti profile batu bata bentuk gerigi segitiga dan profile badan candi berbagai ukuran.
"Jika ada unsur itu, maka ada indikasi dan besar kemungkinan candi yang ditemukan merupakan candi Mataram Kuno bergaya seni Jawa Tengah pada abad ke 10," pungkasnya.
Baca juga:
Moray, laboratorium pertanian canggih peninggalan suku Inca
Robohnya pohon di Irlandia ungkap pembunuhan 1000 tahun lalu
Arkeolog temukan kuburan massal tentara Napoleon ratusan tahun
98 Persen situs peninggalan Nabi di Makkah dihancurkan
Insiden crane terkait dengan penghancuran sejarah Makkah
Situs Islam dilibas, Makkah kini bak Las Vegas
Melihat perawatan patung Soekarno-Hatta di Tugu Proklamasi
-
Dimana tempat wisata sejarah di Jakarta yang memiliki penjara bawah tanah? Menariknya, di bawah museum fatahilah ini terdapat berbagai penjara bawah tanah yang bisa kamu kunjungi dan dapat merasakan bagaimana di dalam penjara tersebut.
-
Kenapa tempat wisata sejarah di Jakarta cocok untuk ngabuburit? Nah, untuk masyarakat Jakarta, momen ngabuburit menjadi aktivitas yang menarik untuk dilakukan dengan berpergian ke beberapa destinasi wisata. Di tengah gemerlapnya pusat kota Jakarta yang modern, terselip berbagai tempat wisata bersejarah yang menjadi saksi bisu perkembangan kota ini dari masa ke masa.
-
Bagaimana menara tersebut di gambarkan dalam sumber sejarah? Menara ini memiliki empat sisi yang tergambar dengan jelas dalam ilustrasi kuno.
-
Apa fungsi utama Gedung Kesenian Jakarta saat ini? Saat ini, gedung tersebut masih aktif digunakan sebagai lokasi pertunjukkan seni khas nusantara maupun luar negara.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Pajak apa yang diterapkan di Jakarta pada masa pasca kemerdekaan? Di dekade 1950-an misalnya. Setiap warga di Jakarta akan dibebankan penarikan biaya rutin bagi pemilik sepeda sampai hewan peliharaan.