Tragedi Kanjuruhan Bukti Lemahnya Budaya K3 di Indonesia
Tragedi Kanjuruhan merenggut korban jiwa 131 orang dan membuat ratusan lainnya terluka. Peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) malam, itu menjadi bukti lemahnya budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia.
Tragedi Kanjuruhan merenggut korban jiwa 131 orang dan membuat ratusan lainnya terluka. Peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) malam, itu menjadi bukti lemahnya budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia.
Penilaian ini disampaikan ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (K3 FKM UI), Zulkifli Djunaedi. Menurutnya, tanpa adanya K3 dalam event besar, berpotensi merenggut nyawa manusia.
-
Kapan tragedi Kanjuruhan terjadi? Puncaknya meletus pada Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.
-
Kenapa rumput Stadion Pakansari diganti? Selain mengganti rumput, sistem drainase pun akan diperbaiki. Sejak beroperasi pada 2016, rumput Stadion Pakansari, belum pernah diganti sama sekali. Meski begitu, stadion berkapasita 30 ribu penonton itu, masih digunakan sebagai home base Persikabo 1973 dalam mengarungi Liga 1.
-
Siapa yang menjadi korban dalam tragedi Kanjuruhan? Tragedi Kanjuruhan merupakan peristiwa kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur saat pertandingan antara Arema FC dan Persebaya.135 orang menjadi korban akibat terkunci di stadion. Mereka tewas karena terjadi penumpukan dan berdesak-desakan mencari pintu keluar.
-
Kenapa Stadion Teladan Medan ambruk? Meski stadion tersebut hanya memiliki kapasitas resmi 30.000 penonton, tingginya antusiasme masyarakat, terutama anak-anak, menyebabkan kepadatan yang luar biasa. Pengunjung datang dari berbagai daerah, secara berombongan.
-
Kapan Stadion Teladan Medan ambruk? Mengutip liputan6, pada 16 September 1979, Stadion Teladan Medan, Sumatera Utara, dipenuhi oleh sekitar 200.000 pengunjung yang datang untuk menyaksikan konser artis cilik Adi Bing Slamet, Iyut Bing Slamet, dan Ira Maya Sopha.
-
Di mana tragedi ini terjadi? Hari ini, 13 November pada tahun 1998 silam, terjadi demonstrasi besar-besaran di kawasan Semanggi, Jakarta.
"Dalam pertandingan tersebut dihadiri ribuan massa. Jika tidak dilengkapi dengan induksi keselamatan, sistem, prosedur, sarana dan prasarana K3, semua itu berpotensi merenggut nyawa manusia. Tidak memadainya fasilitas dan sarana emergency menjadi faktor kritis pada kejadian multiple fatalities tersebut," kata ahli K3 FKM UI, Zulkifli Djunaedi, Rabu (5/10).
Larangan Penggunaan Gas Air Mata
Penggunaan gas air mata dalam upaya emergency response pun kata dia patut dipertanyakan. Padahal dalam regulasi FIFA No 19 hal tersebut sudah dilarang.
"Kenapa gas air mata digunakan dalam meredam amukan massa, padahal sudah jelas dalam regulasi FIFA No 19 bahwa gas air mata dan senjata tajam tidak boleh digunakan dalam pengamanan massa di stadion," ucapnya.
Tragedi Kanjuruhan harus diinvestigasi mendalam secara independen dengan melibatkan semua unsur termasuk para ahli K3, ahli kedaruratan, perancang stadion, dan pihak lainnya. Hasil investigasi tragedi tersebut harus disosialisasikan agar kecelakaan serupa dapat dicegah dan menjadi pembelajaran bersama.
Jadi Pelajaran
Sementara para pencinta sepak bola juga diminta turut memahami dan menghindari tindakan berbahaya. "Jangan lupa untuk menghindari berbagai tindakan berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain, ketahui prosedur keadaan darurat dan rute evakuasi stadion di mana Anda menyaksikan pertandingan sepak bola secara langsung,” kata Kepala Disaster Risk Reduction Center (DRRC) UI Fatma Lestari.
Dalam rangka menjamin keselamatan masyarakat, sangat diperlukan sebuah sistem dan prosedur keselamatan. Misalnya dimulai dari kajian risiko keselamatan, manajemen risiko, hingga prosedur keadaan darurat. Perlu diidentifikasi juga berbagai risiko yang mungkin dihadapi ketika dalam pertandingan sepak bola.
"Langkah selanjutnya adalah melakukan penyusunan manajemen risiko agar kecelakaan terhindari, terminimalisir hingga tidak terjadi. Termasuk di dalamnya ada tindakan seperti apa saja yang harus dilakukan saat terjadi keadaan darurat seperti di Stadion Kanjuruhan beberapa hari lalu," tambahnya.
Ketua Departemen K3 FKM UI, Mila Tejamaya menuturkan, crowd safety management merupakan lesson learned dari Tragedi Kanjuruhan. Tanpa crowd management plan, besar kemungkinan tragedi-tragedi perhelatan besar menjadi tidak terelakkan dan tentunya hal ini tidak diinginkan.
"Crowd safety adalah bagian dari K3, harus menjadi perhatian pemerintah setempat dalam memberikan perizinan untuk suatu event. Sebagai pembelajaran, crowd management plan harus ditunjukkan kepada pemerintah setempat guna mendapatkan izin penyelenggaraan suatu event," katanya.
(mdk/yan)