Unhas Makassar Bantah Kerja Sama Program Ferienjob ke Jerman yang Terindikasi TPPO
Universitas Hasanuddin Makassar membantah mengikuti program magang ke Jerman yang terindikasi TPPO
Universitas Hasanuddin Makassar membantah mengikuti program magang ke Jerman yang terindikasi TPPO
Unhas Makassar Bantah Kerja Sama Program Ferienjob ke Jerman yang Terindikasi TPPO
Universitas Hasanuddin Makassar membantah mengikuti program kerja paruh waktu Ferienjob berkedok magang mahasiswa ke Jerman yang diduga ada unsur tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Sebelumnya, Unhas Makassar bersama enam perguruan tinggi lainnya di Makassar disebut tergabung dalam program Ferienjob ke Jerman.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof Muhammad Ruslin membantah pemberitaan menyebut sebagai salah satu perguruan tinggi yang terlibat di dalam kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) melalui program kerja paruh waktu mahasiswa di Jerman.
- Respons Kampus di Makassar Disebut Masuk Daftar Program Ferienjob ke Jerman yang Diduga TPPO
- 93 Mahasiswa Jadi Korban, UNJ Ungkap Kasus TPPO Modus Magang Ferienjob di Jerman Dikenalkan Dosen Universitas Jambi
- Mahasiswa Korban TPPO Modus Ferienjob di Jerman Banyak Terjerat Utang
- UNJ Blak-Blakan Awal Mula 93 Mahasiswa Magang Bisa Jadi Korban TPPO ke Jerman
Prof Ruslin mengaku tidak ada kerja sama resmi Unhas terkait program Ferienjob, baik program yang bersifat flagship maupun mandiri.
"Kami langsung melakukan pengecekan ke bidang Kerja sama Internasional dan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) seperti Program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB)/flagship maupun mandiri," tegasnya, Kamis (28/3).
Meski demikian, Prof Ruslin mengungkapkan pada Oktober 2022, salah seorang mahasiswa meminta surat keterangan aktif kuliah untuk kelengkapan berkas yang digunakan untuk mengurus visa.
Visa ini sebagai dokumen keberangkatan mengikuti kegiatan Ferienjob selama satu bulan dan telah kembali ke tanah air.
"Lalu, pada tahun yang sama, Dekan Fakultas Teknik juga mendapatkan tawaran untuk mengikuti program kegiatan pengiriman tenaga kerja dari unsur mahasiswa ke Jerman. Namun, tidak ditindaklanjuti," ungkapnya.
Prof Ruslin menyebut tawaran kerja sama tersebut ditolak dikarenakan tidak sejalan dengan kompetensi mahasiswa.
"Karena menurut Dekan Fakultas Teknik program magang mahasiswa tersebut tidak sejalan dengan pencapaian kompetensi mahasiswa," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi, (Kemendikbudristek) menyebut ada 41 perguruan tinggi di Indonesia pernah mengikuti program Ferienjob ke Jerman. Untuk di Makassar ada tujuh perguruan tinggi.
Ada pun tujuh perguruan tinggi di Makassar yang disebut ikut program Ferienjob yakni Universitas Hasanudin, Universitas Negeri Makassar, Universitas Islam Negeri Alauddin. Sementara untuk perguruan tinggi swasta diantaranya Universitas Indonesia Timur, Universitas Fajar, Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Universitas Kristen Indonesia (UKI) Paulus.
"Di mana setiap mahasiswa diwajibkan memiliki surat rekomendasi dari Devisi Karir Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) Unismuh. Tapi hingga saat ini, tidak ada satu pun permintaan rekomendasi magang ke Jerman," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Kamis (28/3).
Rakhim menegaskan Unismuh tidak pernah menjalin kerja sama dengan lembaga manapun terkait program ferienjob. Meski demikian, Rakhim menyebut Lembaga Bahasa, Kerja Sama, dan Urusan Internasional (LPBKUI) Unismuh memang pernah menerima tawaran kerja sama untuk program tersebut.
"Namun, setelah melalui kajian mendalam, tawaran tersebut ditolak," tuturnya.
Rakhim tak membantah jika ada dua mahasiswa Unismuh yang mengikuti program magang ke Jerman. Namun, Rakhim menegaskan dua mahasiswa tersebut mengikuti program magang tersebut secara mandiri dan tidak melapor ke Unismuh.
"Itu dilakukan secara mandiri, atas inisiatif pribadi, dan tanpa melapor ke pihak kampus. Mahasiswa yang bersangkutan mungkin mendapat informasi dari luar kampus. Sebab Unismuh tidak pernah menyosialisasikan adanya program magang ke Jerman," tegasnya.
Rakhim mengaku prihatin jika program magang ke Jerman mengarah pada TPPO. Meskipun program tersebut diikuti secara mandiri dan tanpa sepengetahuan pihak kampus, Unismuh siap memberikan pendampingan hukum.
"Unismuh siap memberikan pendampingan hukum bagi mahasiswa yang menjadi korban jika dibutuhkan," sebutnya.
Sementara itu, Deputi Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unifa Makassar Muhammad Bisyri mengaku ada satu mahasiswa yang ikut dalam program Ferienjob ke Jerman. Hanya saja, ia membantah jika keberangkatan satu mahasiswa tersebut masuk dalam TPPO.
"Kalau dari kami sebenarnya belum ada. Itukan hanya sekedar daftar perguruan tinggi yang memang di redaksi yang ada di media itu terlibat TPPO. Kalau dari kami kan hanya sekedar mengirim mahasiswa untuk ikut program itu," ujarnya.
Ia mengaku satu mahasiswa yang berangkat ke Jerman tersebut dianggap memenuhi kualifikasi. Ia menyebut mahasiswa tersebut berangkat ke Jerman tahun 2022 lalu.
"Itu diseleksi, kemudian lolos kualifikasi, kemudian kebetulan Unifa memang ada satu mahasiswanya yang lolos komunikasi," kata dia.
Bisyri mengungkapkan program Ferienjob ke Jerman datang secara langsung ke Unifa. Kemudian, program tersebut disosialisasikan kepada mahasiswa.
"Tim Ferienjob itu datang berkunjung di Unifa. Kemudian melakukan komunikasi dan membuka program. Kita buka kesempatan kepada mahasiswa untuk mendaftar dan lolos hanya satu orang," ungkapnya.
"Tim Ferienjob itu datang berkunjung di Unifa. Kemudian melakukan komunikasi dan membuka program. Kita buka kesempatan kepada mahasiswa untuk mendaftar dan lolos hanya satu orang," ungkapnya.
Bisyri mengaku sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan pemberitahuan dari Kemendikbudristek terkait program Ferienjob.