Usai mabuk bareng, Rudi tikam leher Saifudin hingga tewas
Belakangan, Rudi sudah mengetahui bahwa dia sedang ditunggu polisi di rumahnya, dan berusaha kabur. "Dia berusaha melarikan diri. Sudah diberikan 3 kali tembakan peringatan, tapi dia tidak mengindahkan," ungkap Yuliansyah.
Kaki kiri Rudi Andriani (20), pemuda pengangguran di Kongbeng, Kutai Timur, Kalimantan Timur, terpaksa ditembak polisi saat berusaha kabur dalam penyergapan petugas, Minggu (11/3) siang. Dia diduga menikam leher rekannya, Saifudin (17), hingga tewas saat mabuk miras.
Peristiwa itu terjadi Sabtu (10/3) malam, di lapangan bola kawasan Jalan Desa Marga Mulia, Kongbeng. Rudi dan Saifudin, dan rekan lainnya sedang berpesta miras.
-
Apa yang dihasilkan dari pengolahan sampah yang sulit terurai di Sarijadi? Setelah diolah, residu (hasil pencacahan sampah yang sulit terurai) ini menjadi biomassa dan ini menjadi mirip batu bara,” katanya.
-
Di mana warga Sarijadi mengolah sampah yang sulit terurai? Mengolah sampah yang sulit terurai menjadi aktivitas rutin warga di wilayah Sarijadi, Kota Bandung, Jawa Barat.
-
Kapan Terowongan Sawahlunto dibangun? Dilansir dari beberapa sumber, Terowongan Lubang Kalam atau bisa juga disebut Terowongan Sawahlunto ini didirikan oleh pemerintah Belanda sekira tahun 1892.
-
Bagaimana Sarisa Merapi mengolah salak? Brand ini konsisten mengolah buah salak segar mulai dari mulai kulit hingga bijinya.
-
Siapa Pak Sadimin? Di Desa Gempol hiduplah seorang saksi sejarah yang diperkirakan sudah berusia 105 tahun bernama Pak Sadimin.
-
Mengapa warga Sarijadi mengolah sampah yang sulit terurai? Kegiatan ini dilakukan guna mengurangi penumpukan di tengah kondisi darurat sampah yang dialami Kota Bandung.
Belakangan, diduga saat asik menenggak miras hingga mabuk, keduanya terlibat cekcok. Tanpa disangka, Rudi mengeluarkan senjata tajam di balik pinggangnya, dan menikam Saifudin.
"Penikaman tepat ditujukan di bagian leher atas, dan korban mengalami luka berat," kata Kasat Reskrim Polres Kutai Timur AKP Yuliansyah, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (12/3).
Akibat luka serius diderita Saifudin, nyawanya tidak terselamatkan saat berada di klinik desa setempat. "Sementara pelakunya (Rudi Andriani) ini langsung melarikan diri," ujar Yuliansyah.
Peristiwa itu sampai di telinga aparat Polsek Kongbeng, yang bergegas melakukan penyelidikan, dan mengidentifikasi pelaku. "Jadi, jam 2.15 hari Minggu siang kemarin, pelaku ini kita temukan berjalan mau pulang ke rumahnya," tambahnya.
Belakangan, Rudi sudah mengetahui bahwa dia sedang ditunggu polisi di rumahnya, dan berusaha kabur. "Dia berusaha melarikan diri. Sudah diberikan 3 kali tembakan peringatan, tapi dia tidak mengindahkan," ungkap Yuliansyah.
Tidak ingin buruannya kabur begitu saja, polisi terpaksa melepaskan tembakan yang mengarah ke kaki Rudi. "Tembakan yang bersifat melumpuhkan di betis kirinya. Setelah itu, dia kita bawa ke klinik, dan kemudian kita bawa ke rumah sakit umum Sangatta, untuk mendapatkan upaya medis lanjutan," terang Yuliansyah.
Rudi meringkuk di penjara polisi. Dia dijerat penyidik dengan pasal penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain, sebagaimana diatur KUHP.
Baca juga:
Ditangkap, pemuda di Kebumen yang penggal ibunya tak menyesal
Wanita yang ditemukan tinggal tulang di Dumai ternyata dibunuh suami
Kesal tak diberi Rp 500 ribu, pemuda di Kebumen tega bunuh ibu kandung
Utang Rp 20 juta di Bank jadi motif Ucup habisi Nuroni sahabatnya
Sempat dikeroyok warga, pelaku pembunuhan di Depok akhirnya ditangkap polisi