Anies Sindir Kepuasan Publik ke Jokowi Masih Tinggi: Saya Tanya, Kebutuhan Pokok Murah atau Mahal?
Calon Presiden nomor urut satu, Anies Baswedan menilai tingginya kepuasan kinerja Presiden Joko Widodo tidak relevan dengan agenda perubahan.
Menurut Anies, masih ada ketidakpuasan di tengah masyarakat dari berbagai aspek.
Anies Sindir Kepuasan Publik ke Jokowi Masih Tinggi: Saya Tanya, Kebutuhan Pokok Murah atau Mahal?
Calon Presiden nomor urut satu, Anies Baswedan menilai tingginya kepuasan kinerja Presiden Joko Widodo tidak relevan dengan agenda perubahan. Sebab, kata Anies, Jokowi sudah tidak bisa maju di Pemilu 2024.
"Tapi kan Pak Jokowi sudah enggak ikut pemilu lagi. Jadi itu bukan faktor. Dalam artian apakah anda akan memilih lagi, kan tidak ikut pemilu,"
ujarnya di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (24/11).
- Politisi PPP Sebut Putusan MKMK dan Hak Angket DPR Bisa Buka Pemakzulan Presiden
- Jokowi Tunjuk Jenderal Agus Jadi Calon Panglima, Sekjen PDIP: Apa Betul untuk Profesionalitas TNI?
- Jokowi ke Masyarakat: Jangan Sampai Beda Pilihan Pemilu jadi Tidak Rukun dan Bersatu!
- Jokowi Tunjuk Budi Arie Jabat Menkominfo, Koalisi Yakini Tak Ada Agenda Politik
merdeka.com
Anies mengungkapkan, agenda perubahan karena melihat kondisi hari ini. Menurut dia, masih ada ketidakpuasan di tengah masyarakat dari berbagai aspek.
"Karena itu pertanyaan saya pada teman semua, apakah kebutuhan pokok harganya murah atau mahal? Apakah pelayanan kesehatan itu mudah atau rumit? Rumit. Apakah lapangan pekerjaan mudah atau sulit?" ujarnya.
"Oke, kalau gitu mau diteruskan? Dilanjutkan? Enggak! Kalau enggak berarti perlunya apa? Perubahan. Itu dia," tegasnya.
Anies menilai, suara-suara ketidakpuasan itu tidak ada kaitan dengan tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi. Masyarakat tinggal memilih apakah mau perubahan atau tidak.
"Jadi inilah kenyataannya, kami ingin bicara perubahan kebijakan. Kalau tentang kepresidenan Pak Jokowi memang akan selesai sampai 2024. Jadi buat kita semua ya tinggal dipilih aja, mau melanjutkan atau mau perubahan," ujarnya.
"Pilihannya kan bukan di saya. Pilihannya di rakyat. Pilih yang mana, terserah," tutupnya.
"Kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah tergolong baik, berada pada angka 75.5%," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya dikutip Senin (6/11).
Sementara, publik yang tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi mencapai 23,8 persen. Rinciannya, 20,5 persen kurang puas dan 3,3 persen tidak puas sama sekali.