Basarah PDIP: MK Alami Degradasi Usai Putusan MK Loloskan Gibran Cawapres
Basarah menyebut, seharusnya MK menjadi garda terdepan dalam menjaga marwah bangsa soal penegakan hukum dan aturan.
Ahmad Basarah turut mengungkapkan kekecewaannya pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal syarat capres cawapres.
Basarah PDIP: MK Alami Degradasi Usai Putusan MK Loloskan Gibran Cawapres
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah turut mengungkapkan kekecewaannya pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal syarat capres cawapres. Menurut Basarah, suasana kebatinan masyarakat juga turut kecewa terhadap proses politik hukum yang terjadi di MK.
Hal itu disampaikan Basarah saat ditanya soal apakah berduka karena keputusan MK yang meloloskan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres.
"Ya saya kira kalau kita melihat suasana kebatinan publik, kekecewaan publik, terhadap peristiwa politik hukum yang terjadi di Mahkamah Konstitusi," kata Basarah di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Sabtu (28/10).
- TKN Bersyukur dengan Putusan MKMK: Rencana Penggagalan Gibran Gagal
- Keluarga Gus Dur Tentukan Dukungan Pilpres Pekan Depan, PDIP: Kalau Boleh Berharap Satu Barisan dengan Ganjar
- Kabut Asap Dampak Karhutla Menggila di Palembang, Penderita ISPA Naik Drastis
- 883 Bacaleg Rebutkan 50 Kursi DPRD Palembang, 1 di Antaranya Eks Napi Korupsi
Basarah menyebut, seharusnya MK menjadi garda terdepan dalam menjaga marwah bangsa soal penegakan hukum dan aturan. Tetapi, MK kini telah mengalami degradasi.
"Saya kira bukan hanya menurut pandangan dan pemikiran saya, kekecewaan terhadap kewibawaan lembaga MK yang harusnya menjadi the guardian of constitution, menjadi lembaga penjaga marwah konstitusi kita dan penjaga marwah ideologi bangsa kita, telah mengalami suatu degradasi."
Ahmad Basarah, Ketua DPP PDIP
Basarah juga meyakini rasa kekecewaan atas putusan MK itu juga dirasakan oleh beberapa Hakim MK yang turut terlibat dalam pembahasan gugatan capres-cawapres tersebut.
"Saya kira pernyataan saya ini juga bukan pernyataan sendiri karena bahkan dari beberapa orang Hakim MK pun membuat pernyataan yang sama, nadanya dengan kekecewaan kesedihan yang saya simbolisasikan dengan baju partai saya yang berwarna hitam ini," jelas Basarah.
Saat hadir dalam acara pembukaan pertemuan Council of Asian Liberal and Democrats (CALD Party) di Sekolah partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Basarah sengaja memakai seragam berwarna hitam. Padahal, kader PDIP lainnya menggunakan seragam merah.
"Baju hitam ini adalah simbol dari suasana hati dan perasaan kebatinan kami sebagai keluarga PDI Perjuangan khususnya saya yang secara ini, hari ini secara simbolik berbeda seragam saya dengan mas Hasto dan mbak Sadarestu sebagai DPP partai yang hadir pada acara ini," kata Basarah.
"Yaitu menggunakan uniform hitam untuk menggambarkan suasana duka saya terhadap proses demokratisasi di Indonesia yang mengarah pada satu tindakan-tindakan yang diluar dari prinsip demokrasi dan keadilan itu sendiri," sambungnya.
"Saya kira pernyataan saya ini juga bukan pernyataan sendiri. Karena bahkan dari beberapa orang hakim MK pun membuat pernyataan yang sama nadanya dengan kekecewaan kesedihan yang saya simbolisasikan dengan baju partai saya yang berwarna hitam ini," ujarnya.
Apakah baju hitam akan digunakan PDIP selama Pemilu 2024, Basarah mengatakan, pihaknya tidak ingin berlarut dalam kekecewaan atau kesedihan.
"Saya kira ini sudah terjawab oleh pidato ibu Mega beberapa waktu lalu, bahwa Insyaallah badai pasti berlalu, apa yang terjadi saat ini adalah ujian bagi PDIP untuk naik kelas," ucapnya.
Basarah melanjutkan, meski dalam suasana hati yang sakit, PDIP tetap berupaya menghadapi Pemilu 2024 dengan tersenyum.
"Saya kira ini suasana hati kami tetapi kami harus tetap tampil tersenyum kepada masyarakat untuk membuat tahapan-tahapan agenda pemilu kita baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden harus kita jadikan pestanya demokrasi rakyat, pesta yang membahagiakan, pesta yang menggembirakan. Sesakit apapun perasaan hati kami saat ini," pungkasnya.