Megawati Sebut Risma Menteri Cengeng: Belum Apa-Apa Sudah Mewek
Megawati mengingatkan sejatinya amanat dari rakyat adalah tugas berat.
Megawati mengingatkan sejatinya amanat dari rakyat adalah tugas berat.
- Megawati Hadiri Upacara Misa Tutup Peti Romo Beni Susetyo di Malang
- Megawati Mengaku Sekarang jadi Tukang Ngamuk: Kalau Enggak Diamukin, Banteng Dipanahin Melulu
- Megawati Teriak hingga Serak dan Urat Leher Terlihat: Baru Jadi Aparat Sudah Mengintimidasi Rakyat!
- Megawati Soroti Kasus Anggota TNI Keroyok Relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali: Kok Enak Aja Rakyat Dibikin Bonyok
Megawati Sebut Risma Menteri Cengeng: Belum Apa-Apa Sudah Mewek
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri menilai, Tri Rismaharini adalah menteri yang cengeng atau gampang nangis. Bukan tanpa alasan, sebab ketika sedang konsultasi atau bercerita terkait kondisi rakyat Indonesia, Risma kerap mengawalinya dengan tangisan.
"Terus ada Menteri Sosial yang cengeng, itu Ibu Tri Rismaharini. Ya kalau laporan nanti terus belum apa-apa sudah apa yah mewek tuh opo yah,” kata Megawati saat berpidato di penutupan Rakernas V PDIP di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta Utara, Minggu, (26/5).
Megawati pun memberi wejangan kepada mantan Wali Kota Surabaya tersebut untuk memegang amanat rakyat sebagai menteri jangan mudah menangis. Sebab memang sejatinya amanat tersebut adalah tugas berat.
“Aku bilang sudah deh enggak usah mewek lah, berjuang terus," ucap presiden kelima ini.
Sebelumnya, Megawati juga sempat menyinggung aksi menangis dari Ketua DPP Puan Maharani. Menurut Megawati, Puan adalah petinggi partai maka harus berjiwa besar agar tidak mudah menangis.
“Saya sudah deg-dengan aja Mba Puan tadi, karena Mba Puan itu lebih cengeng dari saya, ini piye toh penggede2 partai pada cengeng?,” heran Megawati.
Alasan Puan Menangis
Sebelumnya diberitakan, Ketua DPP PDIP Puan Maharani berkaca-kaca dan tampak hampir menangis saat membacakan poin nomer 7 dalam rekomendasi rapat kerja nasional (Rakernas) ke-V PDIP. Kalimat yang membuat Puan menitikan air mata adalah ketika dia membacakan sikap kader yang berbelok arah tidak sesuai perintah partai.
“Sehubungan dengan adanya perilaku kader Partai yang tdak menjunjung tinggi etika politik, tidak berdisiplin, dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ideologi partai, serta melakukan pelanggaran konstitusi dan demokrasi, Rakenas V Partai menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia,” kata Puan sambil sedikit terisak di atas podium Rakernas, di Beach City International Stadium, Minggu (26/5).
Oleh karena itu, kata Puan, Rakenas V Partai merekomendasikan untuk menyempurnakan sistem rekrutmen, pelatihan, kaderisasi, dan penugasan partai.
“Agar apa yang terjadi dengan penyimpangan perilaku kader pada Pemilu 2024 tidak terulang kembali,” harap Puan.