Sekda Takalar Diduga Kampanyekan Gibran di Depan Para Guru, Bawaslu Bentuk Tim Penelusuran
Video Sekda Takalar Muhammad Hasbi diduga mengampanyekan Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka di depan para guru beredar di media sosial.
Video Sekretaris Daerah Takalar Muhammad Hasbi diduga mengampanyekan Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka di depan para guru beredar di media sosial.
- VIDEO: Gibran Tolak Tawaran Almas Kasus Gugatan Wanprestasi, Siap Bertarung di Sidang
- Kasus Sekda Takalar Kampanyekan Gibran, Bawaslu Tak Temukan Pelanggaran Pidana Pemilu
- Setelah Diadukan Pihak AMIN, Sekda Takalar Dilaporkan Timses Ganjar-Mahfud ke Bawaslu Sulsel
- Bawaslu Telusuri Sekda Takalar Kampanyekan Gibran
Sekda Takalar Diduga Kampanyekan Gibran di Depan Para Guru, Bawaslu Bentuk Tim Penelusuran
Dalam video itu, Hasbi menyebutkan, "Takalar pro kepada PPPK yang ada, tapi yang belum terangkat mohon maaf, tunggu pengangkatan CPNS. Itu jalannya. Pak Jokowi sudah janjikan, kalau anaknya menang insyaallah akan dilanjutkan program pengangkatan CPNS. Itu harus diapresiasi pengangkatan CPNS, kita butuh," ucapnya.
Menyikapi peristiwa yang terjadi pada Rembuk Guru di Museum Daerah Balla Apakka Sulapa' pada 10 Januari 2024 ini, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Takalar telah membentuk tim penelusuran.
Ketua Bawaslu Takalar Nellyati mengatakan pihaknya sudah menerima dan melihat video Sekda Takalar Muh Hasbi diduga mengampanyekan Gibran di depan para guru.
Meski demikian, Nellyati mengaku sampai saat ini Bawaslu Takalar belum menerima laporan dugaan pelanggaran terkait netralitas aparatur sipil negara (ASN).
"Jadi terkait informasi awal itu, jadi sesungguhnya Bawaslu Takalar ini mendapatkan informasi awal. Jadi sampai detik ini belum ada laporan. Meskipun demikian tentu kami butuh menindaklanjuti dalam rangka memberi kepastian hukum kepada masyarakat," ujarnya, Senin (15/1).
Nellyati mengaku saat ini Bawaslu Takalar sudah membentuk tim penelusuran untuk menelusuri terkait video tersebut. Tim ini nantinya akan menelusuri pihak-pihak yang bisa memberikan informasi saat kegiatan Rembuk Guru.
"Mungkin kalau tidak ada halangan, besok kita sudah mulai penelusuran terhadap person to person yang bisa memberikan informasi secara komprehensif terhadap pertemuan tersebut," tuturnya.
Nellyati mengaku sudah melihat potongan video yang viral tersebut. Nellyati mengaku belum bisa memastikan apakah ucapan Sekda Takalar mengandung unsur kampanye atau tidak.
"Jadi dalam memastikan dugaan pelanggaran apa, Bawaslu Kabupaten Takalar tentu punya mekanisme dan prosedural dalam memutuskan. Salah satunya ya itu tadi (bentuk tim penelusuran), karena kami masih butuh informasi-informasi pendukung sehingga melakukan penelusuran," kata dia.
Nellyati mengaku dalam waktu dekat tim penelusuran akan mendatangi Sekda Takalar. Ia menyebut hal tersebut sesuai dengan mekanisme yang ada di Bawaslu.
"Kalau mekanisme penelusuran sebenarnya tidak dalam rangka memanggil, tapi kami akan mengambil mekanisme mendatangi Pak Sekda. Jadi begitu mekanisme kalau penelusuran. Beda dengan penanganan pelanggaran dalam rangka klarifikasi, kami mengundang," sebutnya.
Sementara Sekda Takalar Muh Hasbi membantah mengampanyekan Gibran saat kegiatan Rembuk Guru. Ia mengaku penyampaian tersebut mengutip dari janji Presiden Joko Widodo untuk membuka formasi CPNS.
"Jadi begini, sambutan saya tersebut terjadi pada 10 Januari 2024 pada acara Rembuk Guru Kabupaten Takalar. Seluruh guru hadir, baik guru PNS, PPPK dan honorer. Ada tanya jawab di situ yang kemudian berkembang menjadi diskusi," ujar Hasbi melalui keterangan tertulis yang diterima merdeka.com dari Humas Pemkab Takalar.
Ia menambahkan saat itu, para guru honorer mempertanyakan kebijakan pemerintah yang belum melakukan pengangkatan untuk menjadi PPPK. Padahal, guru tersebut sudah mengabdi bertahun-tahun.
"Jadi ada sorotan terhadap belum diangkatnya seluruh guru honorer. Jadi saya jelaskan mengenai postur APBD kita yang tidak mampu menjamin ketersediaan anggaran untuk gaji PPPK jika ditambah. Di situlah saya kutip pernyataan Bapak Presiden yang berkomitmen mengangkat jutaan CPNS pada masa mendatang," bebernya.
Ia menegaskan tidak ada ajakan memilih pasangan calon ataupun menyampaikan visi misi paslon. Ia mengaku hanya menyampaikan program Presiden Jokowi.
"Jadi saya menyesalkan peristiwa ini. Jika Anda hadir langsung, maka akan paham alur diskusi itu. Rasanya ada tangan-tangan jahat yang mencoba merusak stabilitas daerah ini pada tahun politik 2024. Kita semua sudah mengikuti deklarasi netralitas ASN. Dan sekedar catatan, acara itu dihadiri Ketua DPRD Takalar yang berasal dari partai PKS yang merupakan pengusung pasangan Capres. Jika betul saya mengampanyekan capres lain, beliau yang pertama kali akan mencak-mencak di acara itu," pungkasnya.