11 Sosok Jenius dalam Sejarah dan Masalah Kesehatan Mental yang Mereka Miliki
Sejumlah sosok jenius yang dikenal dan dicatat dalam sejarah ternyata memiliki masalah kesehatan mental yang tak banyak diketahui:
Para jenius kerap dianggap sebagai simbol keunggulan manusia, tetapi di balik kejeniusannya, banyak dari mereka bergumul dengan masalah kesehatan mental yang serius. Studi menunjukkan bahwa pemimpin politik dan tokoh kreatif memiliki tingkat gangguan mental yang lebih tinggi dibandingkan populasi umum.
Dilansir dari Mental Floss, berikut ini adalah kisah 11 tokoh besar yang tidak hanya meninggalkan jejak abadi dalam sejarah, tetapi juga harus menghadapi perjuangan dalam diri mereka sendiri.
-
Siapa yang berperan dalam meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental? Dengan ajakan "Start the Conversation" atau "Memulai Percakapan," semua pihak, dari individu, keluarga, hingga komunitas, diharapkan lebih proaktif dalam membicarakan kesehatan mental.
-
Mengapa kesehatan mental sangat penting? Sebab, kesehatan mental merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan pada setiap manusia. Sejatinya, kesehatan mental sama pentingnya dengan kondisi jasmani seseorang.
-
Apa yang dimaksud dengan kelelahan mental? Kelelahan mental, yang juga dikenal sebagai burnout adalah kondisi kelelahan fisik dan emosional kronis yang disebabkan oleh stres berkepanjangan, kelebihan kerja, atau ketidakseimbangan antara tanggung jawab dan sumber daya.
-
Gimana cara menjaga kesehatan mental? Untuk menjaga kesehatan mental sehari-hari, dibutuhkan komitmen untuk menerapkan kebiasaan baik dalam hidup. Mulai dari olahraga, konsumsi makanan sehat, kelola kebutuhan tidur, hingga praktikkan rasa syukur.
-
Bagaimana caranya untuk menjaga kesehatan mental? Mari kita berjanji pada diri sendiri bahwa kita tidak akan pernah menganggap enteng kesehatan mental.
-
Kenapa Hari Kesehatan Mental Sedunia penting? Kesehatan mental sendiri merupakan salah satu unsur penting yang perlu ada di setiap manusia. Jika kesehatan mantal terganggu, maka tak mustahil jika seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan lainnya. Bahkan, kesehatan mental yang mengalami gangguan dapat mendatangkan beragam permasalahan sosial hingga ekonomi. Maka dari itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga kesehatan mental.
1. Abraham Lincoln - Depresi
Presiden Amerika Serikat ke-16, Abraham Lincoln, dikenal sebagai pemimpin yang membawa negara melalui Perang Saudara. Namun, di balik karisma dan kepemimpinannya, Lincoln bergumul dengan depresi berat sepanjang hidupnya. Salah satu biografernya mencatat bahwa teman-temannya menggambarkannya sebagai "orang paling depresi yang pernah mereka lihat." Bahkan, ia pernah begitu larut dalam "melankoli" hingga jatuh pingsan.
2. Ludwig van Beethoven - Gangguan Bipolar
Komposer jenius Ludwig van Beethoven tidak hanya terkenal karena simfoninya yang megah, tetapi juga karena perjuangannya melawan gangguan bipolar. Saat berada dalam fase mania, ia mampu menciptakan karya-karya besar dalam waktu singkat. Namun, ketika depresi datang, ia mempertimbangkan bunuh diri. Dalam surat kepada saudara-saudaranya, Beethoven menulis tentang pergulatannya dengan hidup. Pada 1813, ia melalui fase depresi yang begitu parah hingga ia berhenti merawat dirinya sendiri dan hampir tidak menghasilkan karya apa pun.
3. Edvard Munch - Serangan Panik
Seniman Norwegia Edvard Munch, pencipta lukisan "The Scream," pernah mengalami serangan panik yang sangat mendalam. Dalam catatan hariannya, ia menulis:
"Suatu malam, saya berjalan di sepanjang jalan setapak, kota di satu sisi dan fjord di bawah. Saya merasa lelah dan sakit. Saya berhenti dan memandang ke fjord—matahari terbenam, dan awan berubah menjadi merah darah. Saya merasakan jeritan yang melintas melalui alam."
Pengalaman itu begitu membekas sehingga ia terus menghidupkan kembali momen tersebut melalui lukisan, pastel, dan puisi.
4. Michelangelo - Spektrum Autisme
Michelangelo, pelukis dan pematung Renaissance, dikenal karena dedikasinya yang luar biasa terhadap seni. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Medical Biography menyebut bahwa rutinitasnya yang sangat terfokus mungkin terkait dengan spektrum autisme. Ia kesulitan menjalin hubungan sosial, memiliki sedikit teman, dan tidak menghadiri pemakaman saudaranya sendiri.
5. Charles Dickens - Depresi
Penulis besar Inggris, Charles Dickens, sering mengalami depresi yang memburuk setiap kali ia memulai novel baru. Teman-temannya mencatat bahwa suasana hatinya akan membaik ketika ia mendekati akhir proyeknya. Namun, tragedi seperti kecelakaan kereta api yang ia alami pada usia tua semakin memperburuk kondisi mentalnya, hingga produktivitasnya menurun drastis.
6. Charles Darwin - Agorafobia
Charles Darwin, pelopor teori evolusi, menderita gejala yang diyakini sebagai agorafobia. Sejak usia 30-an, ia sering kali harus menghindari interaksi sosial, bahkan dengan keluarganya sendiri. Dalam sebuah surat, Darwin menulis:
"Saya terpaksa hidup... dengan sangat tenang dan hampir tidak dapat bertemu siapa pun, bahkan tidak dapat berbicara lama dengan kerabat terdekat."
7. Winston Churchill - Gangguan Bipolar
Seperti Lincoln, Winston Churchill juga menghadapi "anjing hitam" depresi. Dalam masa-masa mania ringan, ia menulis 43 buku di samping tugas politiknya. Namun, ia juga menghadapi pikiran untuk mengakhiri hidupnya. Churchill pernah mengatakan kepada dokternya:
"Saya tidak suka berdiri di dekat tepi peron ketika kereta ekspres melintas... Satu tindakan dalam satu detik akan mengakhiri segalanya."
8. Vaslav Nijinsky - Skizofrenia
Penari Vaslav Nijinsky, yang dianggap sebagai salah satu penari pria terbesar dalam sejarah, mulai menunjukkan gejala skizofrenia pada usia 26 tahun. Penyakit itu membuatnya kehilangan kariernya yang gemilang, dan ia menghabiskan sisa hidupnya di rumah sakit jiwa.
9. Kurt Gödel - Delusi Persekusi
Ahli logika dan matematika Kurt Gödel memiliki ketakutan obsesif terhadap keracunan. Ia hanya mau makan makanan yang dimasak oleh istrinya dan memaksanya mencicipi makanan terlebih dahulu. Ketika istrinya dirawat di rumah sakit selama enam bulan, Gödel berhenti makan dan akhirnya meninggal karena kelaparan.
10. Leo Tolstoy - Depresi
Penulis War and Peace, Leo Tolstoy, mulai menderita depresi parah di usia pertengahan. Ia mempertanyakan segalanya, mulai dari agama hingga tujuan hidupnya. Dalam suratnya, ia pernah menulis:
"Kemungkinan untuk mengakhiri hidup telah diberikan kepada manusia, dan oleh karena itu ia dapat melakukannya."
Namun, ia akhirnya menemukan kedamaian dalam keyakinan agama yang baru.
11. Isaac Newton - Kombinasi Gangguan Mental
Isaac Newton, salah satu ilmuwan terbesar sepanjang masa, diyakini menderita gangguan bipolar, skizofrenia, dan spektrum autisme. Surat-suratnya sering kali dipenuhi delusi yang menunjukkan gejala psikosis. Meski begitu, gangguan tersebut tidak menghentikannya dari penemuan-penemuan besar seperti kalkulus dan teori gravitasi.
Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa bahkan individu dengan bakat luar biasa pun tidak kebal terhadap tantangan kesehatan mental. Perjuangan mereka mengingatkan kita akan pentingnya memahami dan mendukung kesehatan mental, terutama bagi mereka yang membawa perubahan besar dalam dunia kita. Meskipun mereka menghadapi penderitaan pribadi yang mendalam, karya-karya mereka terus menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia.