Banyak Wanita Takut Menjalani Pemeriksaan Kanker Serviks
Masih tingginya angka kanker serviks bisa dipicu oleh masih banyaknya orang yang takut memeriksakan diri.
Pemeriksaan kanker serviks adalah langkah penting dalam mendeteksi dini dan mencegah perkembangan penyakit yang mematikan ini. Namun, ketakutan dan rasa malu sering kali menjadi penghalang bagi banyak wanita untuk menjalani pemeriksaan ini.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi sub-spesialis onkologi dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, dr. Kartiwa Hadi Nuryanto, Sp.OG(K)Onk, mengungkapkan bahwa faktor-faktor ini menjadi kendala signifikan dalam upaya deteksi dini kanker serviks.
-
Bagaimana cara kerja vaksin HPV untuk mencegah kanker? Dengan mendapatkan vaksin HPV, individu dapat mengurangi risiko terkena kanker yang disebabkan oleh HPV. Selain itu, juga turut serta melindungi organ tubuh mereka dari infeksi virus tersebut.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Bagaimana cara mencegah kanker? Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker, antara lain: Mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, menghindari rokok dan minuman beralkohol, melakukan deteksi dini, melakukan vaksinasi, dan mengurangi paparan sinar matahari.
-
Bagaimana cara mencegah penularan infeksi HPV yang dapat memicu kanker penis? Virus papilloma menyebar melalui kontak kulit dan mungkin merupakan infeksi seksual yang paling sering ditularkan pada manusia. Setidaknya ada lebih dari 70 persen orang dewasa yang aktif secara seksual akan tertular infeksi virus papiloma dan didominasi pada masa remaja.
-
Dimana perempuan bisa berkonsultasi tentang kanker serviks dan mendapatkan penanganan yang tepat? Jika ingin berkonsultasi atau sekalian memeriksakan diri, maka kamu pun bisa mengunjungi dr. Marisa Anindya, Sp.OG (Spesialis Kebidanan Kandungan) dari RS EMC Sentul untuk mendapatkan informasi dan penanganan yang tepat.
-
Apa ciri khas dari kanker serviks yang harus diwaspadai? Salah satu ciri kanker serviks yang perlu diwaspadai adalah perdarahan abnormal.
"Rasa takut kalau hasilnya akan jelek, rasa malu, ini tampaknya memang menjadi kendala tersendiri untuk bisa deteksi dini kanker serviks," kata dr. Kartiwa dalam sebuah diskusi mengenai kanker serviks beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Prosedur pemeriksaan untuk mendeteksi kanker serviks, yang melibatkan pemeriksaan genitalia oleh bidan atau dokter, memang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman bagi sebagian besar perempuan. Ketidaknyamanan ini sering kali diperparah oleh ketakutan akan hasil pemeriksaan yang buruk dan rasa malu yang menyertainya.
Dr. Kartiwa menekankan pentingnya pendidikan bagi bidan agar dapat membuat pasien merasa lebih nyaman selama menjalani pemeriksaan.
"Pemerintah sudah menyediakan fasilitas kesehatan, baik pelayanan primer maupun swasta, untuk menegakkan kemungkinan adanya keganasan," ujarnya.
Dengan ketersediaan fasilitas kesehatan seperti puskesmas yang sudah mampu melakukan pemeriksaan deteksi dini, serta cakupan oleh BPJS, seharusnya tidak ada alasan bagi perempuan untuk tidak menjalani pemeriksaan Pap Smear dan inspeksi visual asam asetat (IVA). "Ini dicakup oleh BPJS, jadi harusnya tidak ada alasan lagi untuk tidak Pap Smear dan IVA," tegas dr. Kartiwa.
- Penyebab Kanker Serviks yang Penting Diketahui, Ini Penjelasannya
- Kanker Tulang Bisa Semakin Parah Jika Tidak Disadari, Ketahui dan Waspadai Gejalanya
- Kenali Sejumlah Kondisi Reproduksi yang Membuat Wanita Takut Memeriksakan Diri ke Dokter
- Mengenal Berbagai Gejala Kanker Serviks dan Langkah Pertama yang Penting Dilakukan Jika Mendeteksinya
Dr. Kartiwa menyarankan agar perempuan yang sudah menikah menjalani pemeriksaan Pap Smear atau IVA setiap dua tahun sekali. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan minimal tiga hari setelah bersih dari darah haid dan keputihan. Selain itu, perempuan yang hendak menjalani prosedur ini dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual tiga hari sebelum pemeriksaan guna menghindari gangguan dalam deteksi kanker serviks.
Pemerintah juga telah menjalankan program pemberian vaksin human papillomavirus (HPV) sebagai upaya menekan risiko infeksi virus penyebab utama kanker serviks. Vaksin HPV ini sangat efektif dalam mencegah infeksi yang dapat menyebabkan kanker serviks, sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kejadian penyakit ini di masa mendatang.
Meski fasilitas dan program sudah tersedia, edukasi dan penyadaran masyarakat masih menjadi tantangan besar. Banyak perempuan masih merasa takut dan malu untuk menjalani pemeriksaan yang sebenarnya sangat penting ini. Padahal, deteksi dini adalah kunci untuk mencegah perkembangan kanker serviks ke tahap yang lebih parah dan sulit diobati.
"Diperlukan upaya yang lebih intensif untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan vaksinasi HPV," ujar dr. Kartiwa. Selain itu, peran keluarga dan lingkungan sekitar juga sangat penting dalam mendukung perempuan untuk tidak ragu menjalani pemeriksaan kesehatan reproduksi.
Ketakutan dan rasa malu yang dirasakan oleh banyak wanita harus diatasi dengan informasi yang tepat dan dukungan moral. Melalui pendidikan dan pendekatan yang empatik dari tenaga kesehatan, serta dukungan dari keluarga dan komunitas, diharapkan semakin banyak perempuan yang berani dan sadar akan pentingnya pemeriksaan kanker serviks.
Pemerintah dan berbagai lembaga kesehatan terus berupaya untuk menyediakan layanan yang terbaik dan mudah diakses oleh masyarakat. Namun, kesadaran dan kemauan dari individu untuk memanfaatkan layanan tersebut tetap menjadi faktor kunci dalam suksesnya program deteksi dini dan pencegahan kanker serviks.